banner 728x90

Ada Apa Tahun 1980 -an ??? : Suharto/Soeharto Hapus Sejarah Kepulauan Sunda Besar Dan Kecil, Candi Jiwa Pun Mulai Arkeolog Eropa Gali !

Ada Apa Tahun 1980 -an ??? : Suharto/Soeharto Hapus Sejarah Kepulauan Sunda Besar Dan Kecil, Candi Jiwa Pun Mulai Arkeolog Eropa Gali !
Candi Jiwa adalah 40 % Sampah Tinggalan Rampok Arkeolog Eropa !

” Genosida Sunda itu nyata ! “
Zaki CJI

Suharto/Soeharto lewat Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Daoed Joesoef sengaja menghapus dan hilangkan catatan resmi sejarah Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil pada tahun 1980 -an.

Sungguh ironis dan sangat menyedihkan sekali, hanya untuk sebuah istilah saja begitu ‘ benci ‘ dan anggap sebagai bahaya latin.
Lebih parah lagi yaitu Urang dan Bangsa Sunda tidak ada seorangpun yang berani bicara apalagi protes dan menentang.

Semua pada takut dan murungkut !

Padahal Suku Sunda sebagai warisan terakhir dari Peradaban Besar Sunda selain ” Selat Sunda “
[ Diam juga kan di Pulau Jawa. Artinya Urang Sunda itu hanya ngontrak pada orang Jawa ( ? ). Bukti bahwa Urang Sunda sangat lemah dan sengaja dilemahkan ]
Suku Sunda itu sebagai Suku Bangsa Indonesia terbesar kedua.

Namun peran politik, ekonomi, sosial dan budaya barangkali menempati urutan ranking kedua terakhir di Indonesia.

Genosida ( istilah ) ” Kepulauan Sunda Besar dan Kecil ” adalah murni pembumi – hangusan artefak/manuskrip/peninggalan yang tersisa.

Sejauh mana pengaruh hilangnya kedaulatan budaya Sunda terhadap jati diri Sunda ?

Sangat berhubungan erat, minimal ada dua masalah besar :

Pertama hilang – lenyapnya ” Kepulauan Sunda Besar dan Kecil ” adalah tidak semata hanya hapus sebuah istilah saja, namun rasa kebanggaan Urang Sunda sebagai pewaris syah Peradaban Besar Sunda otomatis hilang. Akibatnya Urang Sunda kehilangan harga diri, kepercayaan diri dan potensi serta kekuatan dirinya.

Akhirnya Urang Sunda sampai sa’at ini menyandang predikat sebagai Suku Bangsa ‘ Elehan ‘ dan pecundang.

Fakta :
Adakah partai politik yang murni pendiri dan pemiliknya Urang Sunda ?

[ Urang Sunda sebagai Suku Bangsa Nomor Dua Terbesar hanya sebagai ‘ follower ( s ) ‘ setia Golongan Karya ( Genk Cendana ), PDIP ( Genk Mega ), Partai Demokrat ( Genk Cikeas ) dan seterusnya … ]

Saya bertanya pada seorang Guru Besar Filologi Unpad pada acara Bedah Buku di Landmark Bandung,
” Teh, tua mana antara Sunda dan Jawa ? “

Dia tidak berani tegas dan lugas menjawab
[ sangat jelas sekali ketakutan hinggapi alam fikirannya, karena murni produk sistem pendidikan Orde Baru ]

hanya mampu jawab,
” Sebenarnya kebudayaan itu berkembang dari Barat ( Sunda ) ke Timur ( Jawa ) ! “
[ Berlanjut keterus terangan muncul sa’at acara santai bahwa dia dalam kondisi ” Heurin ku letah ! ” sebuah ungkapan bahasa Sunda yang gambarkan ketakutan dan ketakberdayaan ]

Kedua hal paling tragis adalah hilangnya Jati Diri Sunda dari setiap individu Urang Sunda sampai detik ini.

Sama persis dengan ” Pohon Jati “.
Syarat utama pohon Jati hidup adalah harus tertanam di tanah, tersiram air setiap sa’at dan terawat mulai tertanam sampai besar dan kuat untuk hidup sendiri.

Begitupun dengan Jati Diri Sunda supaya hidup pada setiap ruh dan jiwa individu Urang Sunda ( siapapun dia adanya ), maka wajib hukumnya Urang Sunda menanam, menyiram dan merawat Jati Diri Sunda sampai pastikan benar – benar hidup dalam jiwa dan otak bawah sadar setiap Urang Sunda.
Fakta sejak muncul istilah
Jati Ka Silih Ku Junti
sampai hari ini, ternyata terjadi dalam kehidupan Urang dan Bangsa Sunda.

Jati Diri Sunda kalah, diganti dan tergantikan oleh Junti alias asing dan abal – abal.
Junti itu adalah budaya Eropa, Amerika, Arab, China, Komunis Rusia dan Jepang serta asing lainnya.

Sukarno/Soekarno dan Gus Dur sering berkata :
” Jadilah Orang Islam Indonesia/Nusantara, bukan Islam Arab Saudi.
Jadilah Hindu Indonesia/Nusantara, bukan Hundu India.
Jadilah Kristen Indonesia/Nusantara, bukan Kirsten Eropa. “

Jadi sudah sangat jelas bukan hanya bangsa Eropa yang telah merampok Sumber Daya Alam dan 26.000 artefak, manuskrip dan peninggalan peradaban Sunda Nusantara yang tersimpan rahasia sampai detik ini.
Namun Suharto/Soeharto pun telah sengaja lakukan ‘ Genosida ‘ atas artefak/manuskrip/peninggalan Sunda yaitu penghapusan dan penghilangan istilah Kepulauan Sunda Besar dan Kecil.

91 orang anggota DPR RI dan 4 orang anggota DPD RI asal Jawa Barat tak satupun berani berjuang. Semuanya tidak punya ” Jati Diri Sunda “, lemah gemulai tak berdaya.

Pada tahun 1980 -an dua orang arkeolog asal Eropa telah sukses menggali dan merampok 60 % artefak, manuskrip dan peninggalan primer ( utama/penting ) Candi Jiwa dan Situs Batujaya di Karawang Jawa Barat persis di Bantaran Citarum. Mereka bawa semuanya tanpa sisa ke Eropa.

Baru tahun 1984 arkeolog asli bangsa Indonesia asal Universitas Indonesia meneruskan dan merangkai kembali 40 % Situs Candi Jiwa dan Batujaya sisa rampokan para arkeolog Eropa tersebut.
Suharto/Soeharto sengaja menutup ( i ) dan tidak pernah membuka di ranah akedemik sekalipun, apalagi ke publik.

Artinya Soeharto/Suharto selama berkuasa telah sukses membungkam dan habisi ” Peradaban Besar Sunda ” :

  1. Penghapusan istilah ” Kepulauan Sunda Besar ” dan ” Kepulauan Sunda Kecil “.
  2. Penggelapan dan penyembunyian ” Situs Candi Jiwa dan Batujaya ” dari ranah publik dan dunia akademik.
    Dia sengaja lakukan pembiaran terstruktur dan sistematis sehingga tak satuoun Urang Sunda yang tahu tentang Situs Candi Jiwa yang telah ada sejak zaman Kerajaan Salakanagara dan Tarumanagara.

Sejak tahun 1980 -an penggalian Candi Jiwa dan Situs Batujaya oleh dua orang arkeolog Eropa, kapan Urang Sunda tahu bahwa Peradaban Sunda itu besar ?

Baru pada tahun 2010 lewat Seminar Internasional atas dukungan UNICEF PBB di Hotel Salak Kota Bogor,
Urang dan Bangsa Sunda se Dunia tahu bahwa selama Suharto/Soeharto berkuasa Urang Sunda telah berhasil jadi ” oon permanen ” lewat dunia pendidikan dan meyakini bahwa Urang/Bangsa Sunda tidak pernah punya Candi Besar nan Megah dan Candi Borobudur adalah Candi Termegah asal Jawa.

Fakta arkeolog buktikan,
Candi Jiwa sudah terbangun sejak abad 1 – 2 Masehi. Tentu lebih kolot dan tua dari candi manapun di Indonesia dan se Nusantara.
Candi Jiwa berteknologi lebih tinggi daripada Candi Borobudur dan lainnya.

Penting !
Fakta dan bukti sejarah terdukung artefak arkeologi sudah terhidang di depan mata kepala manusia se dunia bahwa benar sejatinya Sunda adalah sebuah Peradaban Besar Dunia. Peninggalan hidup dari ” Peradaban Besar Sunda ” adalah Urang dan Suku Sunda.

Ini lah pemicu utama bangsa Eropa dan Amerika sangat sekali ingin menguasai Nusantara dan Indonesia mutlak tanpa gangguan dan gugatan dari ahli waris Peradaban Besar Sunda. Maka Urang dan Suku Sunda wajib di- genosida -kan ‘ dilangkan ‘ selamanya.

Pun demikian halnya suku – suku lain di Indonesia terutama Jawa oleh Suharto/Soeharto dengan kekuasaanya harus menghapus jejak sejarah Peradaban Besar Sunda dan merontokan kekuatan besar Urang/Suku Bangsa Sunda.

Pendidikan adalah segalanya. Sengaja bangsa Belanda buat dan dirikan pendidikan formal yaitu sekolah dan kampus/kuliah dengan target dan tujuan utama supaya bangsa Indonesia hilang dan musnah Jati Diri selamanya.

Jadilah bangsa Indonesia sebagai pengabdi dan pemuja setia bangsa Eropa dan Amerika.

Bisa/Mau/Berani -kah Urang dan Bangsa Sunda kembalikan kedaulatan dan ke- Jati Diri -an ” Peradaban Besar Sunda ” tahun 2022 ?

Apakah tahun 2022 Urang dan Bangsa Sunda ter- Bangun dan ‘ hudang ‘ ?
Ataukah kembali teruskan tidur panjang yang telah ternikmati ?

[ semoga ‘ sintreukan ‘ si Arteria Dahlan cepat sedar bangun -kan seluruh Urang Sunda dimanapun berada, khususnya yang berada di Jawa Barat dan Banten ]

Bandung, Rabu, 2 Februari 2022

Muhammad Zaki Mubarrok

Citizen Journalism Interdependen
cjiinterd.com

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan