Testimoni : Malam Terakhir Desember 2020


Bagaimana perayaan tahun baru 2021 rekan-rekan pembaca sekalian ?
Semoga tetap menyenangkan meski dirayakan dalam keprihatinan karena pandemi Covid-19. Tanggal 31 Desember 2020 merupakan akhir tahun dari 2020.
Memang, sekilas memang tidak ada yang istimewa, ini hanya perayaan 1 putaran bumi mengelilingi matahari, dikenal dengan revolusi bumi. Setelah tercapai, kembali lagi ke titik awal putaran dan lanjut memutari matahari dengan tahun yang berbeda 2021.
Banyak yang merayakan tahun baru dengan makan-makan, babakaran, nonton film, tidur, begadang dan masih banyak lagi. Dalam tahun baru 2020, penulis berkesempatan merayakan tahun baru di rumah Kawargian Abah Alam yang terletak di gang H. Moch Tabri No. 32, Sukajadi, Kota Bandung.
Bertepatan dengan hari terakhir di tahun 2020, di Kawargian Abah Alam dilaksanakan kegiatan syukuran.
Syukuran adalah bentuk rangkaian kegiatan dalam hidup bermasyarakat.
Kegiatan ini pelaksanaannya terikat pada aturan agama dan adat istiadat dalam bentuk kegiatan makan bersama dan doa bersama sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih kepada Allooh SWT Tuhan dengan tata cara yang telah ditradisikan oleh masyarakat.
Setiap entitas masyarakat memiliki pola dan cara sendiri.
Penyelenggara kegiatan syukuran ini adalah Kang Aldo. Beliau menyelenggarakan kegiatan ini sebagai rasa syukur beliau atas nikmat yang didapatkan selama tahun 2020. Kegiatan syukuran diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Kang Buya, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.
Setelah makan bersama, kegiatan syukuran selesai dan dilanjutkan dengan dialog kenegaraan antara pihak-pihak yang hadir membahas permasalahan politik, sosial, budaya dan hal-hal yang terjadi di Indonesia sembari menunggu malam pergantian tahun.
Menjelang petang, makanan-makanan ringan mulai dikeluarkan seperti berondong jagung, kue-kuean, minuman bersoda dan lain sebagainya. Semakin malam, makanan yang dihidangkan semakin beragam, mulai dari cream soup, jagung bakar dan sate, dialog kenegaraan masih tetap berlangsung.
Puncaknya, ketika jam menunjukan pukul 24.00, suara dentuman kembang api yang bersahut-sahutan. Cukup menyenangkan rasanya melihat percikan dan ledakan kembang api di udara yang penulis lihat dari lantai 3. Bagi para pihak yang menyalakan kembang api di malam tahun baru, mereka yang mengeluarkan uang untuk membeli kembang api, mereka yang menyalakan dan banyak pihak yang ikut menikmatinya.
Setelah menonton pesta kembang api, tanpa diduga Aditya Alamsyah atau Abah Alam membagikan 3 lembar uang Rp 10 ribu (an) kepada orang-orang yang merayakan malam pergantian tahun di Kawargian Abah Alam. Semua yang hadir berbaris dengan rapi dan tertib. Malam semakin larut, beberapa pihak melanjutkan dialog kebangsaan dan dialog kenegaraan, sementara beberapa yang lain pergi tidur dalam rangka menyambut tahun 2021.
Sa’at penulis bangun, sudah terjadi dialog (ringan) pagi hari antara beberapa pihak, diantaranya kang Zaki yang merupakan CEO Citizen Journalism Interdependen, Kang Gilang yang merupakan pebasket Bandung Utama dan Kang Igun, salah seorang petinggi di salah satu geng motor di Indonesia dan Kang Aldo, orang yang menyelenggarakan kegiatan syukuran.
Perlu diketahui bahwa Kang Aldo sa’at ini merupakan salah satu pihak yang berkecimpung di tim Pemprov Jabar (non PNS/ASN), beliau membidangi bidang politik dan komunikasi publik. Beliau juga merupakan mantan Sekjen (petinggi) di salah satu geng motor yang ada di Indonesia, sekarang sudah pensiun dari posisi petinggi.
Penulis sempat ditanya oleh Kang Aldo, kenapa mau kenal dengan Kang Zaki ?
Hal ini ditanyakan oleh Kang Aldo karena di lingkaran Pemprov dan para aktivis, Kang Zaki dianggap sebagai pihak yang merepotkan dan memusingkan. Setiap acara yang diselenggarakan oleh Pemprov, Kang Zaki sering hadir dan selalu bertanya, semua pembicara diacungi dan diberi pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Bahkan, dalam level yang ekstrem, beberapa pihak menyatakan Kang Zaki sebagai seseorang yang ‘ Gila ‘.
Penulis menjawab dengan santai dan ringan, Kang Zaki pun tidak ambil pusing. Terdapat pembahasan seru antara Kang Zaki dan Kang Aldo.
Kang Aldo menceritakan bagaimana sejarah dominasi geng motor di Kota Bandung dan Jawa Barat. Perlu diapresiasi karena mereka merupakan organisasi yang anggotanya sangat solid, tunduk dan patuh kepada pimpinannya.
Kang Aldo mengatakan bahwa mereka memiliki jumlah anggota yang besar dan jaringan yang kuat.
“ Untuk level Kota Bandung Raya (dan sekitarnya) saja, sudah ada 7 juta anggota yang levelnya sudah siap perang, ” ujar Kang Aldo.
Kang Zaki menyarankan agar potensi tersebut dapat digunakan ke arah yang positif, misalnya dengan membentuk pasukan khusus yang diarahkan untuk merebut ketahanan pangan di Jawa Barat. Kang Zaki meyakini dengan kemampuan dan level kepatuhan anggota geng motor kepada pimpinannya, ketahanan pangan Jawa Barat dapat direbut dan direalisasikan.
Di tahun 2021 ini, yang penuh dengan ketidakpastian, semoga gagasan tersebut dapat terealisasi dengan baik.
[ minimal warga Jawa Barat pada tahun ini memiliki ketahanan dan kemandirian pangan ]
Aamiiin
Cimahi, Sabtu, 2 Januari 2020
Rizal Ul Fikri CJI
No Responses