banner 728x90

Rp 2,4 Juta : Rp 50.000 Belikan Pohon Per Orang Sisanya Habis !

Rp 2,4 Juta : Rp 50.000 Belikan Pohon Per Orang Sisanya Habis !

Bagaimana solusi yang solutif supaya uang negara aman dan masa depan terang ?

Tahun 2020 semua negara porak poranda akibat pandemi Covid-19 datang menerjang.
Seluruh rencana program nasional, provinsi dan kota serta kabupaten tergerus dan tergusur oleh vorus corona.

APBN, APBD dan CSR lebih dari setengah habis untuk menanggulangi masalah dan segala ekses akibat pandemi.
Sekolah dan kuliah total berhenti, hanya cukup belajar dan kuliah jarak jauh lewat ‘ online ‘.
Sejak daftar, ujian sampai sidang skripsi bahkan wisuda pun harus menggunakan perangkat lunak bernama internet.
PNS/ASN semuanya wajib bekerja memakai sistem digital dan online.

Tahun 2020 adalah puncak kejayaan dua kekuatan besar :

Virus Corona yang menjadi pandemi di seluruh dunia tanpa kecuali.
Negara kaya/adikuasa maupun negara miskin semua terlanda.

Dunia maya, digital, virtual, gadget, ghaib, internet dan online menguasai jagat raya.

Apakah akibat dari dua hal yang sangat dahsyat melanda dunia nyata tahun 2020 ?

Satu hal yang pasti yaitu manusia tanpa kecuali pada tahun 2020 selama hampir satu tahun telah hidup dalam dunia maya dan alam ghaib, internet.
Akibatnya adalah manusia pada tahun 2020 telah kehilangan kemampuan nalar nyata-nya dan kemampuan motorik fisiknya.

Hari ini kita semua mulai orang tua sampai balita telah menjelma menjadi manusia digital atau makhluk digital/virtual.

Siapakah yang diuntungkan ?

Tentu pemilik sekaligus pencipta internet yaitu Amerika Serikat.
Secara individu yang panen raya adalah para pencipta dan pemilik yahoo, google, whatsapp, instagram, tik tok, facebook, … dan zoom.

Kita khususnya bangsa dan negara Indonesia cukup hanya jadi konsumen setia, pengguna dan pengikut ‘ followers ‘ sejati.

Apa yang harus cepat kita lakukan sebagai orang terdampak akibat dua kekuatan besar maha dahsyat [ internet dan virus corona ] yang telah, sedang dan akan terus menyerang ?

Pertama dan utama adalah ‘ NgaDu’a ‘ secara konsisten kapanpun dan dimanapun.

Kedua wajib secepatnya melakukan divestasi harta karun dan warisan masa depan dengan gerakan dan aksi nyata.
Keluarkan dana untuk beli pohon jati minimal satu pohon per orang dan satu pohon buah-buahan [ alpukat, sirsak, jambu biji merah ]

Rp 50.000 biaya beli pohon plus biaya perawatan selama 1 – 2 tahun supaya pohon jati terjamin hidup.

Jadi satu keluarga cukup keluarkan dana :

Rp 50.000 X 4 pohon jati
[ bapa, ibu dan 2 anak ]
= Rp 200.000
Rp 50.000 X 4 pohon buah-buahan
= Rp 200.000

Setiap keluarga hanya keluarkan biaya Rp 400.000 dan sisanya sebesar
Rp 2.000.000 bisa untuk biaya operasional usaha (biaya hidup minimal 2 bulan).

Sekarang pemerintah pusat sedang intens menggelontorkan dana hibah Rp 2.400.000 untuk orang miskin, tidak mampu dan fakir supaya bisa mandiri.

Hanya dengan jalan itu program pemerintah ini bisa dwiguna dan punya manfa’at ganda.
Program pemerintah untuk membantu rakyat terpenuhi dan rakyat miskin dan papa punya investasi dan warisan masa depan demi diri dan anak keturunannya.

[ toh pasti uang hubah sebesar Rp 2,4 juta itu yang pemerintah salurkan 99 % habis untuk kebutuhan konsumsi ]

Prediksi tahun 2045

Orang miskin dan tidak berdaya se Indonesia berjumlah sekitar (lebih) 200 juta jiwa dari 270 juta penduduk.

Dana yang harus pemerintah keluarkan untuk membiayai investasi ‘ tanam pohon jati dan buah ‘ adalah sebesar

Rp 100.000 (pohon jati dan pohon buah) X 200.000.000 orang
= Rp 20.000.000.000.000
(Dua Puluh Triliun Rupiah)

Jadi pemerintah dalam hal ini telah memiliki :

  1. Hutang negara/luar negeri (kalau tidak punya dana cash) sebesar Rp 20 triliun.
    [ bisa dapatkan dari hasil pajak dan atau keuntungan perusahaan BUMN ]
  2. Punya 200 juta pohon jati dan 200 juta pohon buah atas nama rakyat secara individu, bukan milik atas nama korporasi maupun perusahaan atau instansi.

Pada tahun 2045 ke depan negara benar-benar kaya raya karena bangsa/rakyat Indonesia semuanya punya pohon jati dan buah atas nama dirinya sendiri.
Negara tinggal memberi sertifikat kepemilikan dan mendata secara resmi.

Berapakah peluang harga dan nilai dari warisan pohon masa depan itu ?

Pada tahun 2045 pohon jati sudah berusia 25 tahun dengan ukuran diameter minimal 25 centimeter (pembesaran kayu 2 centimeter per tahun).
Harga per satu pohon jati tersebut sekitar Rp 25.000.000 (Rp 25 juta) bahkan bisa lebih berkali lipat.

Negara punya aset atas nama rakyat sebesar
Rp 25.000.000 X 200.000.000 pohon jati
= Rp 5.000.000.000.000.000
(Lima Ribu Triliun Rupiah)

Untuk 200.000.000 pohon buah mah anggap saja bonus tidak usah masuk hitungan.
Sejak usia 2 tahun sampai 5 tahun juga sudah berbuah dan menghasilkan.

Artinya negara dan pemerintah Indonesia cukup keluarkan dana hibah (hasil keuntungan BUMN) dan atau berhutang kepada pendonor Rp 20.000.000.000.000 =
Rp 20 triliun pada tahun 2020,

pada tahun 2045 bangsa dan negara Indonesia sudah punya aset dan harta kekayaan dari 200 juta pohon jati saja senilai
Rp 5.000.000.000.000.000 = Rp 5.000 triliun

Hutang sebesar Rp 20 triliun mah tidak ada apa-apanya.

Masalah utamanya adalah

Apakah orang yang baca tulisan ini dan pemerintah Indonesia mau baca tulisan ini dan mampu fahami isi dan maksud tulisan ini ?

Pada akhirnya adalah

Apakah pemerintah Indonesia mau dan mampu cepat lakukan tanpa syarat dan alasan apapun ?

Ingat !
Covid-19 hanya keluar nyerang pada dan untuk tahun 2020,
Gelo Virus-20 sudah siap nyerang Indonesia pada tahun 2021.

Believe or not !

Bandung, Jum’at, 25 Desember 2020

Muhammad Zaki Mubarrok Citizen Journalism Interdependen
UTeuK InterD
CJI

CJI#SaveTahun2021
CJI#TanamPohonJati
CJI#TanamPohonBuah

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan