banner 728x90

Revolusi Pertanian adalah Nyata

Revolusi Pertanian adalah Nyata

Hampir selama 2,5 juta tahun manusia mencari makanan dengan cara mengumpulkan tumbuhan yang bisa dimakan dan berburu hewan yang hidup serta berbiak tanpa campur tangan manusia. Leluhur kita dahulu merupakan pengumpul dan pemburu yang andal.
Untuk apa melakukan hal lain jika gaya hidup tersebut dapat menyediakan cukup makanan yang cukup dan mendukung struktur sosial dan dinamika politik yang kaya ?

Yaa, semua itu berubah sekitar 10.000 tahun silam. Hal ini terjadi ketika manusia mulai mencurahkan nyaris seluruh waktu dan upayanya untuk merekayasa kehidupan segelintir spesies hewan dan tumbuhan.

Sejak matahari terbit hingga matahari terbenam manusia mulai menebar biji, menyiram tanaman, mencabuti gulma dan rumput liar dari ladang dan menggiring domba ke padang rumput yang subur. Pekerjaan ini, mereka pikir, akan menyediakan lebih banyak buah, padi-padian dan daging. Maka terjadilah suatu revolusi terkait cara hidup manusia yaitu Revolusi Pertanian.

Para cendekiawan mempercayai bahwa pertanian menyebar dari suatu titik di Timur Tengah dan menyebar ke empat penjuru dunia. Kini para cendekiawan mempercayai bahwa pertanian yang muncul di belahan-belahan lain dari dunia terjadi bukan karena para petani Timur Tengah mengekspor revolusi pertanian mereka, melainkan sepenuhnya muncul secara mandiri.

Orang-orang Amerika Tengah mendomestikasi jagung dan buncis tanpa mengetahui apa-apa tentang budidaya gandum di Timur Tengah. Orang-orang Amerika Selatan belajar bagaimana membudidayakan kentang dan Illama tanpa mengatahui budidaya yang terjadi di Meksiko dan Damaskus.

Pergerakan revolusi pertanian di Tiongkok mendomestikasi padi, millet dan babi. Para peladang pertama Amerika Utara yang mulai bosan menyisir sesemakan dan mencari labu liar yang bisa dimakan memutuskan untuk membudidayakan labu kuning.
Orang Papua menjinakan tebu dan pisang, sementara petani Afrika Barat pertama membudidayakan millet Afrika, padi Afrika, sorgum, dan gandum untuk memenuhi kebutuhan mereka.

[ di Papua terdapat pisang raksasa terbesar di dunia, dimana tinggi pohonnya 25 meter dan buahnya setinggi manusia ]

Dari awal revolusi ini, pertanian menyebar ke mana-mana. Pada abad ke 1 Masehi, sebagian besar manusia penduduk bumi merupakan petani.

Ada pertanyaan menarik, mengapa revolusi pertanian yang terjadi booming/meletus di Amerika Tengah, Tiongkok dan Timur Tengah, sementara tidak terjadi di Alaska, Australia dan Afrika Selatan ?

Alasannya sederhana, sebagian besar spesies hewan dan tumbuhan di sana tidak bisa didomestikasi. Mungkin leluhur kita di sana bisa menggali tanah mencari Jamur truffle dan berburu mamut. Meski begitu, mendomestikasi kedua spesies tersebut sangat mustahil.

Jamur truffle sulit ditemukan sementara mamut dan makhluk-makhluk raksasa lainnya terlalu ganas. Dari ribuan spesies yang ada, yang diburu dan dikumpulkan oleh leluhur kita, hanya segelintir yang sesuai bagi pertanian dan penggembalaan.
Segelintir spesies tersebut hidup di tempat-tempat tertentu yaitu di tempat revolusi pertanian terjadi.

Para cendekiawan terdahulu sering menyatakan bahwa revolusi pertanian merupakan lompatan jauh kedepan bagi umat manusia. Seringkali mereka menuturkan kisah kemajuan yang didorong kemampuan otak manusia.

Evolusi secara bertahap menghasilkan manusia yang semakin cerdas. Pada akhirnya orang-orang sedemikian cerdas hingga mampu mencerahkan rahasia alam. Hal ini memungkinkan mereka menjinakan domba dan membudidayakan gandum dan padi-padian.

Segera setelah itu terjadi, mereka mulai meninggalkan kehidupan pemburu pengumpul yang berat, berbahaya dan kerap kali keras. Mereka menukarnya dengan kehidupan yang menetap dan menikmati kehidupan petani yang menyenangkan dan mengenyangkan.

Benarkah kenyataannya terjadi seperti itu ?
Apa betul dunia petani benar-benar memberikan kehidupan yang menyenangkan dan mengenyangkan bagi leluhur kita yang merupakan pemburu dan pengumpul ?

To be continued….

Cimahi, Minggu, 6 Desember 2020

Rizal Ul Fikri CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan