Rokok : Bagaimana Merokok Dapat Mempengaruhi Tubuh (part 2)


Entah sudah berapa kali kita melihat kalimat “ merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin ”, menempel di bungkus rokok, iklan televisi dan billboard. Meski sudah berubah menjadi “ merokok membunuhmu ”, namun hal tersebut tetap menunjukan bahwa merokok merupakan aktivitas berbahaya dari tubuh.
WHO bahkan sampai menyatakan
“ epidemi tembakau adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang pernah dihadapi dunia. ”
Epidemi ini sulit untuk ditangani sebab industri rokok merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak pihak.
[ ini yang menjadi persoalan yang dilematis yatu dilarang, tapi terjadi industrialisasi rokok ]
Ada yang menarik dari industri rokok yaitu mereka menghabisi secara perlahan konsumen mereka yang paling setia.
Yaa meski begitu, mereka (produsen rokok) cukup baik dengan mencantumkan nomor kontak layanan berhenti merokok untuk konsumennya dan menerapkan batasan usia.
Untuk menghentikan epidemi tembakau sulit jika dilakukan dari sektor hulu (produsen), maka yang paling bisa diharapkan adalah dari sektor hilir (konsumen).
Meskipun yaa, cukup sulit juga karena rokok memiliki pangsa pasar yang besar, terutama di negara berkembang dan kandungan zat adiktif yang membuat candu pengkonsumsinya.
Tapi bagi mereka yang berhenti merokok, ada banyak sisi positif dengan keuntungan secara fisik yang langsung tampak dan tahan lama. Hanya dalam 20 menit setelah perokok selesai mengisap rokok terakhirnya, maka denyut jantung dan tekanan darah mereka mulai kembali normal.
Setelah 12 jam, level karbon monoksida dalam tubuh mulai stabil. Hal ini meningkatkan kapasitas pembawa oksigen dalam darah.
Satu hari kemudian, resiko serangan jantung mulai turun karena tekanan darah dan denyut jantung berangsur-angsur normal. Setelah dua hari, ujung saraf yang bertugas dalam indra penciuman dan indra perasa mulai pulih.
Paru-paru menjadi lebih sehat setelah kira-kira satu bulan, batuk mulai berkurang dan sesak napas juga berkurang. Silia yang berbentuk seperti rambut halus di dalam saluran udara dan paru-paru mulai pulih dalam beberapa minggu.
Mereka mulai pulih sepenuhnya setelah 9 bulan, tentu hal ini baik karena meningkatkan daya tahan terhadap infeksi saluran pernapasan dan paru-paru.
Setelah berhenti merokok selama satu tahun, maka resiko serangan jantung merosot separuh karena fungsi pembuluh darah meningkat. Masuk tahun ke lima, kemungkinan pembentukan jendalan darah turun drastis dan resiko stroke terus berkurang.
Setelah 10 tahun, kemungkinan terserang kanker paru-paru yang fatal turun 50% dan mungkin karena kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA kembali pulih.
Masuk ke tahun 15, kemungkinan terserang penyakit jantung coroner setara dengan non-perokok.
Yaaa, tidak ada gunanya berpura-pura semua ini bisa tercapai dengan mudah. Berhenti merokok dapat menyebabkan kegelisahan dan depresi disebabkan oleh penarikan nikotin. Kabar baiknya adalah efek tersebut biasanya hanya sementara. Dan seiring berjalanannya waktu, berhenti merokok menjadi lebih mudah berkat alat bantu dan obat yang makin banyak tersebar di masyarakat.
Ada terapi untuk mengurangi ketergantungan nikotin menggunakan lewat (mengunyah) permen karet, transdermal kulit, permen pastilles dan semprotan yang dapat membantu menghentikan perokok merokok.
Cara kerjanya dengan merangsang reseptor nikotin dalam otak sehingga dapat mencegah gejala penarikan nikotin tanpa tambahan zat kimia lainnya yang berbahaya.
Konseling dan kelompok pendukung, terapi kognitif dan perilaku serta olahraga yang cukup juga membantu perokok agar bisa berhenti merokok.
Itu adalah kabar baik, sebab dengan berhenti merokok anda dan tubuh anda dapat menjadi sehat kembali.
[ tugas utama pemerintah adalah mengalih profesikan para pegawai dan buruh yang hidup pada industri rokok ]
Cimahi, Minggu, 6 Desember 2020
Rizal Ul Fikri CJI
No Responses