Apa itu Merdeka ?


Merdeka, coba tebak, merdeka, merdeka apa yang merdeka ?
Tentu saja, merdeka yang benar-benar merdeka, adalah kemerdekaan sejati. Menurut, KBBI, kata merdeka mempunyai 3 arti, yaitu :
- Bebas (dari perhambaan, penjajahan dan sebagainya), berdiri sendiri
- Tidak Terkena/terlepas dari tuntutan
- Tidak Terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa
Kemerdekaan berasal dari bahasa Sansekerta, Mahardhika yang berarti kaya, sejahtera dan kuat. Dalam bahasa Indonesia sering dimaknakan sebagai bebas atau tidak bergantung/independen.
[ wikipedia ]
Dahulu, istilah merdeka begitu penting di masa perjuangan melawan penjajahan di Indonesia. Kata ini menjadi seruan penyemangat bagi yang menghendaki kebebasan dari kekuasaan penjajah.
Penjajah di masa perjuangan tentu berbeda dengan penjajah yang kita temui hari ini. Dunia kita hari ini dijajah oleh sesuatu yang bernama konsumerisme.
Collin Campbell mendefinisikan konsumerisme sebagai kondisi sosial yang terjadi ketika konsumsi menjadi pusat kehidupan banyak orang, bahkan menjadi tujuan hidup. Ketika itu semua terjadi, segala kegiatan hanya berfokus kepada pemenuhan konsumsi saja.
Hal ini diperparah oleh teknologi, teknologi memberikan pada manusia apa yang mereka inginkan dengan lebih cepat dan lebih efisien dari masa-masa sebelumnya.
Juga didukung oleh para pengusaha dan korporasinya yang membanjiri masyarakat dengan produk-produk yang mereka inginkan meskipun mereka tidak membutuhkannya. Pengusaha dan Korporasi selalu hadir dengan pembelaan yang selalu mengambil bentuk serupa
“ Kami hanya memberikan apa yang diinginkan oleh orang banyak ! ”
Anehnya Edward Bernays, yang dikenal sebagai bapak humas dan propaganda dunia sudah meramalkan hal ini. Bernays adalah seorang konsultan bisnis Amerika yang secara luas dianggap sebagai pencipta profesi ‘ modern public relation ‘/humas dengan kampanyenya yang revolusioner. Bernays meningkatkan penjualan perusahaan kliennya dengan memainkan opini publik dan propaganda.
“ Apapun kepentingan sosial yang dilakukan hari ini, baik dalam politik, keuangan, manufaktur, pertanian, amal, pendidikan, atau bidang lain, harus dilakukan dengan bantuan propaganda. ” dikutip dari bukunya Propaganda tahun 1928.
Propaganda yang hadir di masyarakat dalam bentuk iklan menakut-nakuti masyarakat. Invasi privasi dan pencurian data, serta masyarakat yang dinina-bobokan supaya menjadi orang-orang yang penurut melalui konsumerisme yang membabi buta.
Bernays percaya bahwa kemerdekaan bagi semua orang pada dasarnya tidak mungkin dan sangat membahayakan. Kembali lagi ke prinsip dan pembelaan yang disampaikan pengusaha dan korporasi, yaitu gagasan
“ Berikan pada orang-orang apa yang mereka inginkan.”
Mark Manson menganggap hal tersebut sebagai kemerdekaan palsu, karena apa yang diinginkan oleh sebagian besar dari kita adalah pengalihan perhatian. Ketika kita dibanjiri oleh pengalihan, beberapa peristiwa terjadi.
- Kita menjadi semakin rapuh.
Dunia sa’at ini dikerdilkan sedemikian rupa, sehingga hanya seukuran nilai-nilai kita sendiri yang senantiasa menyempit. Kita menjadi terobsesi dengan kenyamanan dan kenikmatan. Setiap adanya kemungkinan akan hilangnya suatu kenikmatan, kita merasa semesta raya telah melakukan ketidakadilan dan dunia pun serasa berguncang. Menyempitkan konsep kita akan dunia bukanlah kemerdekaan, malah sebaliknya.
- Kita menjadi sangat mudah terjangkiti kecanduan.
Kita menjadi semakin gelisah, sedikit-sedikit mengecek pesan dan telepon yang masuk, mengecek notifikasi Instagram dan ketagihan menonton serial Netflix yang sebenarnya tidak kita sukai. Lalu membagikan artikel-artikel yang memancing kemarahan yang bahkan kita belum baca, menerima undangan-undangan pesta dan event yang sesungguhnya tidak kita nikmati.
Bepergian bukan karena kita ingin, tetapi untuk dan supaya kita bisa memamerkannya.
Perilaku kompulsif untuk mengalami lebih banyak hal bukanlah suatu kemerdekaan, malah sebaliknya.
- Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mentoleransi dan menyadari emosi-emosi negatif.
Jika anda merasa hidup anda baik atau ‘ oke ‘ apabila hidup anda menyenangkan seperti di dalam film atau harus cantik dan tampan seperti artis, maka tebak apa yang terjadi ?
Anda tidak merdeka.
Anda menjadi tawanan dari kemanjaan anda sendiri, diperbudak oleh intoleransi anda sendiri dan dibuat lumpuh oleh emosi-emosi anda. Anda akan senantiasa merasa membutuhkan kenyamanan dan pengakuan eksternal yang bisa datang atau bisa juga enggan datang.
- Ketidakpuasan atas pilihan.
Semakin banyak pilihan (porsi kemerdekaan) yang kita miliki, maka semakin kita tidak merasa puas atas pilihan apapun yang telah kita ambil. Variasi-variasi tersebut bukanlah kemerdekaan. Variasi hanyalah permutasi berbeda dari suatu hal yang pada dasarnya sama.
Inilah permalasahan yang terjadi ketika kita mengagungkan kemerdekaan melebihi kesadaran manusia. Memiliki lebih banyak barang tidak membuat kita lebih merdeka, hal itu justru memenjarakan kita dengan kecemasan “ apakah kita telah memilih/mengerjakan yang terbaik ? ”
Lantas apa yang disebut sebagai kemerdekaan sejati ?
To be continued….
Cimahi, Selasa, 23 November 2020
Rizal Ul Fikri CJI
No Responses