banner 728x90

Pilpres Amerika Serikat Tahun 2020

Pilpres Amerika Serikat Tahun 2020

Tahun 2020 ternyata merupakan tahun yang relatif panas di Amerika Serikat, mulai dari pandemic Covid-19, demo berjilid-jilid
“ Black Lives Matter ” hingga pilpres.
Pilpres tahun ini mempertandingkan Donald Trump dari partai Republik dan Joe Biden dari partai Demokrat. Pilpres di sana menggunakan sistem electoral votes, dimana setiap negara bagian atau
“ states ” mempunyai kuota pemilih yang berbeda.

Hari ini, Minggu, 8 November 2020 pukul 20.00 WIB, Joe Biden sudah mengantongi 290 suara electoral. Jumlah tersebut sudah melebihi syarat minimum 270 suara untuk memenangkan pilpres.

Pada hari Sabtu, 7 November 2020 waktu setempat, di Wilmington, Delaware, Joe Biden dan Kamala Harris melakukan pidato perdana atas kemenangan mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat yang ke 46.
Kamala menyatakan bahwa dia memang adalah wapres wanita pertama dalam sejarah perpolitikan Amerika Serikat, tetapi tidak akan menjadi yang terakhir.

[ dia adalah wanita kulit hitam pertama yang jadi wapres ]

Kemenangan Biden menjadi bukti bahwa Amerika adalah negara dengan berbagai kemungkinan, tidak ada yang tidak mungkin di Amerika. Sedangkan Biden menyampaikan janjinya bahwa dia akan menjadi presiden yang tidak akan memecah belah bangsa seraya berterimakasih kepada tim relawan pendukungnya.
“ Ini waktunya sembuhkan Amerika ” ujar Biden.

Yaa saya mengerti betul bahwa kita sebagai warga negara Indonesia tidak mempunyai hak pilih dalam pilpres Amerika Serikat. Saya berpendapat tidak ada salahnya menaruh antusiasme dalam keberlangsungan politik Amerika Serikat sebagai salah satu negara paling berpengaruh di dunia.

[ setidaknya sampai akhir tahun 2020 ]

Dalam rangkaian kegiatan pilpres di Amerika Serikat, ada hal yang menarik. Sempat terjadi kerusuhan di beberapa tempat dalam prosesi penghitungan suara. Ada yang menganggap ada kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis. Secara kronologis sedikit banyak mirip dengan prosesi pilpres di Indonesia pada 2019 silam.

Lebih menarik lagi, Kepala Biro media ABC News di Amerika Serikat, David Lipson dalam akun twitter pribadinya @davidlipson memposting kalimat
“ Rasanya seperti politik Indonesia ”.

Postingan tersebut dikomentari oleh dosen dan pakar Asia Tenggara di Australia National University, Dr. Ross Tapsell. Melalui akun twitter pribadinya, @Ross Tapsel, mengomentari
“ Benar. Tetapi belum lengkap rasanya menjadi politik Indonesia, jika Trump belum menjadi Menteri Pertahanan Amerika Serikat. ”
Jika Trump nantinya benar diangkat menjadi Menhan, fix artinya politik Amerika Serikat berkiblat ke Indonesia, hal tersebut bisa menjadi suatu kebanggaan saya rasa. Bedanya di sana proses pemilihannya tidak menggunakan kotak suara dari kardus.

Tinggal ditunggu saja mungkin nanti akan ada stafsus milenial di Gedung Putih. Mungkin juga Mark Zuckerberg nanti diangkat jadi Mendikbud. Lalu anak Joe Biden mencalonkan diri sebagai Walikota.
Yaa siapa yang tahu ?

Disisi lain, saya pribadi dan mayoritas kaum milenial memanen banyak “ meme ” terkait pilpres Amerika. Misalnya tentang bagaimana Donald Trump gagal menjadi presiden dua periode, padahal di Indonesia SBY dan Jokowi berhasil menjabat dua periode. Soeharto, bisa bertahan dari periode ke periode selama 32 tahun. Soekarno, meski hanya satu periode, bisa bertahan selama 21 tahun.

Dari Rusia, Vladimir Putin secara konsisten bisa menjadi Presiden Rusia. Dalam periode yang sama antara Amerika dan Rusia, 5 kali ganti presiden di AS, sedangkan Rusia tetap satu presiden, Putin.
Konsistensi merupakan salah satu tanda dari keahlian. Sangat konsisten, hingga diisukan mengidap penyakit.

Sementara para pimpinan dunia beradu kesombongan tentang siapa paling lama menjabat sebagai kepala negara, maka Elizabeth II masih duduk di singgasananya di Buckingham seraya mentertawakan mereka.

Terakhir, daripada menanti-nantikan Presiden Donald Trump menerima kekalahannya, jauh lebih baik bagi kita untuk bersiap terhadap kebijakan apa saja yang akan dikeluarkannya selama sisa jabatannya setelah resmi kalah di Pilpres Amerika Serikat.

Cimahi, Senin, 9 November 2020

Rizal Ul Fikri CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan