banner 728x90

Lapisan Selubung Myelin Otak : Latihan Menuju Keahlian dan Kesuksesan !

Lapisan Selubung Myelin Otak : Latihan Menuju Keahlian dan Kesuksesan !

Mempunyai keahlian fisik, entah menari balet, memainkan instrument alat musik atau menjadi ahli dalam suatu cabang olah raga, semua hal tersebut memiliki kesamaan yaitu harus dicapai melalui latihan.
Latihan adalah suatu repetisi dari suatu kegiatan dengan tujuan improvement atau untuk menjadi lebih baik. Latihan juga membantu kita untuk melakukan segala hal menjadi lebih mudah, lebih cepat dan lebih percaya diri.

[ ingat pepatah lama,
” Alah bisa karena biasa ” ]

Lantas, apa yang dilakukan oleh “ latihan ” dalam otak kita sehingga kita bisa menjadi lebih baik dalam melakukan suatu hal ?

Otak kita mempunyai dua jenis jaringan saraf, Grey Matter dan White Matter. Grey Matter memproses informasi di dalam otak kita, mengarahkan sinyal dan rangsangan sensorik ke sel saraf.
White Matter sebagian besar terdiri dari jaringan lemak dan serabut saraf. Agar tubuh kita bisa bergerak, informasi harus berpindah dari Grey Matter, turun ke saraf tulang belakang, melewati serabut saraf yang disebut “ akson ” menuju otot.

Jadi bagaimana latihan dapat mempengaruhi kinerja otak kita ?

Akson terletak di White Matter dibungkus oleh sejenis zat lemak yang disebut myelin. Bungkusan myelin inilah yang dapat berubah dengan adanya latihan. Myelin mirip dengan insulasi jaringan kabel listrik. Myelin mencegah pengurangan daya sinyal listrik yang dipakai oleh otak, membantu pemindahan informasi secara efisien di sepanjang jalur saraf.

Beberapa studi yang menggunakan tikus menunjukan bahwa gerakan fisik yang dilakukan secara berulang-ulang dapat menambah lapisan selubung myelin yang membalut akson. Semakin banyak lapisan myelin, maka semakin tebal balutannya di sekitar akson. Hal ini membentuk sejenis saluran informasi bebas hambatan (macam jalan tol) yang sangat hebat dalam menghubungkan otak ke otot.

Banyak atlet dan musisi/artis (performer) yang menghubungkan kesuksesan mereka dengan
“ muscle memory (ingatan otot) ”, padahal, otot sendiri tidak memiliki ingatan. Kemungkinannya adalah selubung myelin pada jaringan saraf yang memberikan (menjadikan) kehebatan para atlet dan musisi dengan jaringan saraf yang lebih cepat dan efisien.

[ jaringan saraf mereka menjadi bebas hambatan ]

Ada banyak teori yang mencoba untuk menghitung berapa jam, hari atau tahun yang dibutuhkan seseorang untuk berlatih agar bisa mencapai tingkatan keahlian tertentu. Kita belum mempunyai angka yang pasti, tetapi kita tahu bahwa keahlian bukan hanya tercapai melalui latihan berjam-jam. Keahlian juga membutuhkan latihan yang berkualitas dan efektif.

Latihan yang efektif adalah latihan yang konsisten, sangat terfokus dan menargetkan pada perbaikan kelemahan dari kemampuan seseorang.
Andaikata latihan efektif adalah kunci kesuksesan dari suatu keahlian, bagaimana kita mampu mendapatkan hasil yang terbaik dari suatu latihan ?

Pertama, fokus pada tugas/latihan yang sedang dijalankan. Kurangi kemungkinan gangguan dari komputer, televisi dan ponsel. Di salah satu studi, peneliti mengamati 260 murid yang sedang belajar. Secara rata-rata, mereka dapat menekuni tugas mereka secara optimal hanya selama 6 menit. Laptop, ponsel (smartphone), dan terutama media sosial adalah akar dari kebanyakan gangguan.

[ Apakah internet/dunia virtual-digital-maya sengaja dibuat supaya jaringan saraf otak kita terganggu dan lemot atau tidak berfungsi/disfungsi ? ]

Kedua, mulailah dengan cara perlahan-lahan. Koordinasi antar otot dan koordinasi antara otak dan otot dicapai dengan pengulangan, peduli benar atau salah. Jika anda mempercepat kualitas pengulangan sedikit demi sedikit, peluang anda melakukannya dengan benar menjadi lebih besar.

Berikutnya, pengulangan terus menerus dengan jeda pada waktu tertentu adalah kebiasaan latihan dari performer elit, baik atlit maupun musisi. Banyak studi menunjukan bahwa banyak atlet papan atas, musisi dan penari menghabiskan 50 – 60 jam seminggu untuk menyempurnakan keahlian mereka. Mereka membagi waktu mereka untuk berlatih secara efektif dalam beberapa sesi setiap hari dalam waktu yang terbatas. Pada akhirnya, latihan yang dilakukan terekam di dalam otak secara jelas dan terperinci.

[ Sekelas Maestro Musik Dangdut Rhoma Irama saja senantiasa berlatih setiap hari secara rutin/konsisten ]

Yaa, memang cukup mengejutkan, tetapi banyak studi yang mengusulkan jika suatu gerakan fisik sudah mapan, gerakan tersebut dapat diperkuat hanya dengan kemampuan pikiran saja.

Dalam suatu studi, 144 pemain basket dibagi menjadi dua grup. Grup A latihan melempar bebas dengan satu tangan sedang Grup B hanya latihan melempar bebas melalui pikiran dan hanya membayangkannya saja. Ketika mereka diuji di akhir minggu kedua dari riset ini, pemain dengan kemampuan tingkat menengah dan berpengalaman dari kedua grup meunjukan progress kemajuan yang sama.

Sejalan dengan para ilmuan yang mencari tahu rahasia tentang otak kita, pemahaman kita tentang latihan yang efektif akan menjadi lebih baik. Sementara itu, latihan secara efektif adalah cara yang tepat untuk mendorong kemampuan kita mencapai level yang lebih tinggi dan memaksimalkan potensi kita.

Bandung, Minggu, 8 November 2020

Rizal Ul Fikri CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan