banner 728x90

Julian Treasure : “ Seven Deadly Sins of Speaking ” (part 1)

Julian Treasure : “ Seven Deadly Sins of Speaking ” (part 1)

Dalam sejarah peradaban umat manusia, “ human voice ” atau suara manusia adalah salah satu hal yang biasa kita gunakan dalam keseharian kita. Suara manusia merupakan salah satu instrumen terkuat di dunia, sebab mungkin satu-satunya suara makhluk hidup yang dapat memulai perang dan mengatakan
“ I love you ”.

Meski begitu, banyak situasi dalam keseharian kita dimana sa’at seseorang berbicara, orang lain tidak mau mendengarkannya.

Mengapa Demikian ?

Julian Treasure, CEO Sound Agency, juga penulis buku Sound Business, panduan untuk penggunaan suara yang efektif dalam setiap aspek bisnis, mempunyai beberapa solusi yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan meninggalkan beberapa kebiasaan yang biasa kita lakukan ketika berbicara.

Julian menyusunnya menjadi “ seven deadly sins of speaking ” atau tujuh dosa besar ketika kita berbicara.
Tujuh dosa besar tersebut merupakan kebiasaan besar yang sering menjebak kita ketika berbicara.

  1. Gossip/Gosip
    Gossip biasanya dilakukan dengan membicarakan keburukan orang lain di belakangnya (tidak hadir dalam pembicaraan). Hal tersebut bukan hal yang baik dan kita tahu betul bahwa orang yang bergosip dengan kita pada akhirnya juga akan bergosip tentang kita.
  2. Judging/Menghakimi
    Ada tipikal orang yang sering menghakimi ketika di dalam percakapan. Sangat sulit untuk mau mendengarkan seseorang ketika anda tahu anda sedang dihakimi dan ingin menghakimi balik di saat bersamaan.
  3. Negatif
    Dalam masa sulit, mudah bagi kita untuk terjebak dalam kebiasaan ini. Seperti sepupu saya di masa pandemic Covid-19 pada tahun 2020 menjadi sangat negatif dan sulit untuk mau mendengarkannya. Saya ingat ketika mengatakan
    “ Hari ini udah tanggal 1 November, ” dan dia menjawab,
    “ Iya, menyebalkan yaa ? ”. Sulit untuk mau mendengarkan seseorang yang begitu negatif.
  4. Complaining/Mengeluh
    Salah satu bentuk lain dari sikap negatif adalah mengeluh. Ini mungkin merupakan salah satu keahlian manusia secara global. Mungkin suatu sa’at bisa menjadi salah satu cabang keahlian internasional.
    Manusia cukup ahli dalam mengeluh tentang cuaca, olahraga, politik dan hal lain sebagainya. Meski begitu, mengeluh hanya merupakan suatu penderitaan tak berujung. Bangsa yang sering mengeluh menunjukan bahwa mereka bukan bangsa yang berbahagia.
  5. Excuses/Alasan
    Yaa, kita semua pernah mengalaminya atau setidak-tidaknya bertemu dengan orang seperti ini. Ada orang yang karakternya suka melemparkan kesalahan ke orang lain, mereka sering tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka.
    Sekali lagi, sulit untuk mau mendengarkan orang seperti itu.
  6. Lying/Berbohong
    Ada orang yang dalam pembicaraannya selalu melebih-lebihkan dan menambah-nambahkan. Sesungguhnya melakukan tindakan seperti itu terkadang meremehkan bahasa.
    Misal, ketika saya melihat sesuatu yang benar-benar mengagumkan, saya sebut itu apa ?

Tentu, melebih-lebihkan sesuatu, maka akan menjadi kebohongan. Ketika sudah menjadi kebohongan, kita tentu sudah tidak ingin mendengarkan orang yang kita tahu berbohong.

  1. Dogmatism/Dogmatis
    Ketika seseorang mencampurkan fakta dan pendapat, maka yang anda dengar adalah angin lalu. Ketika seseorang mencecar anda dengan pendapat mereka yang seolah itu benar, sulit untuk mau mendengarkannya.

[ dogma biasanya banyak dipake dalam ajaran agama ]

Jadi, menggosip, menghakimi, bersikap negative, mengeluh, mencari-cari alasan, berbohong dan dogmatis merupakan “ seven deadly sins of speaking ” dalam seni berbicara.
Julian Treasure menyarankan kita untuk meninggalkan kebiasaan kita melakukan ke tujuh hal tersebut ketika berbicara.

Lantas, apakah ada cara yang positif untuk memikirkan hal ini ?

To be continued…

Cimahi, Sabtu, 7 November 2020
Rizal Ul Fikri, CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan