banner 728x90

HPA : Himpunan Penggiat Adiwiyata Jawa Barat

HPA : Himpunan Penggiat Adiwiyata Jawa Barat

Dalam keseharian kita sebagai manusia dalam menjalani hari-hari di bumi ini, penting kiranya setiap kita melakukan aktivitas selalu memperhatikan perkara lingkungan hidup. Berbicara tentang lingkungan hidup, tentu sudah banyak penggiatnya, organisasinya serta jenis kegiatan yang dilakukannya baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Salah satu organisasi penggiat lingkungan yang terdapat di Kota Bandung adalah HPA Jawa Barat, Himpunan Penggiat Adiwiyata Jawa Barat. Organisasi ini diketuai oleh Bambang Suprayitno.

Bertempat di Clasic Coffee di Jl. Sekeloa Kota Bandung, pada tanggal 16 Oktober CJI berkesempatan untuk mewawancara Bambang Suprayitno terkait HPA Jabar.
HPA Jabar, Himpunan Penggiat Adiwiyata Jawa Barat merupakan suatu organisasi tempat berkumpulnya para penggiat, serta orang-orang yang berminat untuk menjadi penggiat lingkungan hidup di tataran sekolah.

Kata penggiat, bahasa kerennya adalah ‘activist’ atau aktivis, secara definisi artinya seseorang yang giat dalam melakukan sesuatu baik bekerja maupun bertindak/beraksi.
Bambang berpendapat bahwa menjadi penggiat artinya mempunyai atensi dan perhatian terhadap sesuatu, dalam hal ini tentu perihal lingkungan hidup di tataran sekolah.

Adiwiyata, berasal dari kata Adi dan Wiyata.
Adi artinya agung atau besar, sedang Wiyata memiliki makna sebagai tempat dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial.
Secara definisi, Adiwiyata artinya merupakan suatu tempat yang baik dan ideal dimana diperolah ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.

Adiwiyata juga merupakan suatu program Kementerian Lingkungan Hidp dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Tujuan utama dari didirikannya HPA Jabar adalah untuk membentuk agen perubahan/’agent of change’, dalam hal ini adalah siswa pada tataran sekolah supaya memiliki kesadaran penuh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, dimanapun dia berada. Dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tersebut, HPA Jabar menggunakan tiga metoda yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kognitif artinya berhubungan dengan kognisi (keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berfikir), hal ini tentunya berdasar kepada pengatahuan faktual yang empiris (pengalaman langsung).
Tujuannya, siswa dapat menerangkan secara teoritis tentang lingkungan hidup, mulai dari penerapannya dalam berkegiatan di sekolah. Intinya dapat menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di sekolah.

Kedua adalah afektif.
Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Implementasinya adalah sikap siswa terhadap pelanggaran atau sesuatu hal yang merusak atau mengganggu lingkungan hidup di sekitarnya.
Jadi, ketika ada seseorang yang membuang sampah sembarangan, kiranya apakah harus menegur, memperingatkan, bahkan andaikata siswa tersebut juga akan membuang sampah, harus terbesit dalam pikirannya bagaimana menyikapinya ?

Terakhir, psikomotorik. Psikomotorik merupakan sesuatu hal yang berhubungan dengan keahlian atau keterampilan.
Jadi psikomotorik merupakan sarana latihan implementasi keterampilan berkaitan dengan lingkungan hidup yang dipelajari siswa.

Dalam usaha dan kegiatannya, menurut Bambang terdapat beberapa kendala, terutama berkaitan dengan pola pikir atau ‘mind set’. Pola pikir kebanyakan orang Indonesia adalah
“ mbung riweuh ” atau mental tidak mau capek dan repot (instan).
Lalu kebiasaan hedonisme, bahwa jika dalam suatu kegaitan tidak ada anggarannya, maka pengerjaan kegiatan tersebut cenderung asal asalan. Kendala lainnya adalah anggaran dan sarana prasarana yang kurang mendukung. Dalam urusan bernegara dan urusan perusahaan perusahaan dalam suatu negara, Bambang berpendapat bahwa perhatian terhadap lingkungan hidup dan dampak lingkungan sangat rendah, hal tersebut didukung dengan rendahnya anggaran terkait kegiatan yang berurusan dengan lingkungan hidup.

Dari semua yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh HPA Jabar, diharapkan terwujudnya suatu kesadaran tentang pentingnya lingkungan hidup dari para agen perubahan, dalam hal ini siswa di sekolah. Lebih jauh, mereka (siswa) dapat menularkan kembali dari kognitif, afektif dan psikomotorik terkait apa saja yang sudah mereka dapatkan di sekolah.

Intinya yaitu adanya perubahan sikap dan kepedulian terhadap lingkungan hidup oleh pelajar, dimanapun dia berada, minimal tidak membuang sampah sembarangan.

Bandung, Selasa, 20 Oktober 2020

Rizal Ul Fikri CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan