Entrepreneur : Adalah Sebuah Pilihan !


Saya adalah anggota dari organisasi kejurnalistikan yang berbasis di Kota Bandung. Organisasi tersebut bernama Citizen Journalism Interdependen, CJI.
Di organisasi tersebut, setiap anggotanya dididik dan dilatih kemampuan komunikasi dan menulis, terutama menulis artikel.
Setiap artikel yang dihasilkan, diuji dan diperiksa oleh CEO sebelum dinaikan ke web. Setiap anggota yang menulis artikel, diwajibkan menulis nama lengkapnya di artikel sebagai identitas penulis. Dari setiap tulisan yang berhasil diangkat ke web, maka setiap anggota mendapatkan fee.
[ walau tidak besar, maka ini sebagai sebuah apresiasi ]
Saya menyadari bahwa hal terpenting bukanlah seberapa bagus tulisan yang dihasilkan, tetapi konsistensi dan perbaikan di setiap tulisan yang dikerjakan, saya pribadi mempunyai kurang lebih 150 tulisan di web CJI.
Dikala pandemi Covid-19 yang masih belum selesai dan dampaknya masih terasa hingga hari ini (16 Oktober 2020), maka saya sangat bersyukur menjadi anggota CJI. Saya masih bisa mempunyai penghasilan harian yang didapat dari fee menulis.
Manakala kondisi seperti ini, kampus perguruan tinggi tidak bisa memberikan kejelasan bagi masa depan mahasiswanya. Boro-boro memikirkan mahasiswanya, kampus sendiripun sedang mengalami kesulitan berkat kejadian luar biasa pandemi.
Andaikata di rumah ada yang menanyakan
” apa pekerjaanmu atau apa yang kamu kerjakan sekarang ? ”
Saya bisa menjawab,
” saya menulis dan saya dibayar ! “
Banyak para ahli yang menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan dengan tingkat kesulitan tinggi. Tidak semua orang bisa menulis. Didukung dengan data bahwa literasi di Indonesia relatif kurang baik, banyak dari orang Indonesia tidak mau menulis.
Selain daripada itu, setiap hari di CJI adalah petualangan.
Setiap hari selalu ada perjalanan ke suatu tempat dan bertemu seorang ” expert ” dari suatu bidang. Disini setiap anggota bisa mendapatkan bank data dan sumber data lapangan yang tidak bisa didapat di internet.
Salah satu expert yang pernah saya temui adalah kang Aji di daerah Serlok Bantaran Cikapundung. Beliau adalah seorang expert di bidang ternak lele. Beliau sangat ahli dalam mengawinkan, merawat dan memelihara ikan lele.
Gelar infromal yang dia miliki adalah ” dokter lele “. Dalam sebulan, minimal dia memenuhi permintaan pasar sebesar 30.000 ikan lele/bulan.
Di lain pihak, saya sebagai penulis relatif aktif juga dalam berbicara dan bercerita. Selain mendokumentasikan petualangan dan perjalanan yang dilakukan di hari itu, sudah tentu saya juga bercerita secara lisan tentang hal yang saya alami serta orag yang saya temui di hari itu.
Puncaknya, pada 15 Oktober 2020, bude saya berencana menginvestasikan sejumlah uangnya untuk ternak lele dan saya rencananya akan dipercaya untuk menjadi eksekutornya.
Tentu segala sesuatu bisa dipelajari, apalagi sa’at sudah mengetahui siapa-siapa saja yang bisa dijadikan guru untuk menjalankan proyek tersebut. Sisanya tinggal urusan MoU dan legalitas hukum.
Di tengah pandemi yang menjemukan seperti hari ini, nampaknya bisnis pangan, peternakan, pertanian dan perikanan bisa menjadi angin segar, melihat banyak warga negara yang kesulitan mendapat makan karena iklim perekonomian yang tidak jelas.
Yaaa semoga saja….
Bandung, Selasa, 20 Oktober 2020
-Rizal Ul Fikri CJI
No Responses