Perjalanan Indonesia Raya Menuju 3 Stanza


Indonesia Raya 3 Stanza
1
Indonesia Tanah Airku
Tanah Tumpah Darahku
Di Sana Lah Aku Berdiri
Jadi Pandu Ibuku
Indonesia Kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah Kita Berseru
Indonesia Bersatu
Hidup Lah Tanahku
Hidup Lah Negriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangun Lah Jiwanya
Bangun Lah Badannya
Untuk Indonesia Raya
(Ulangan)
Indonesia Raya
Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku Yang Kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, Merdeka
Hidup Lah Indonesia Raya
bangsa dan negara Indonesia tidak maju sejak tahun 1945 sampai tahun 2020 ?
Benar bahwa bangsa dan negara Indonesia sampai detik ini tidak bisa dan tidak pernah mampu maju sebagai bangsa besar dan makmur apapun upaya dan sekeras apapun usaha yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh seluruh komponen bangsa dan negara.
Sangat wajar dan sesuai kodrat, karena cita-cita bangsa Indonesia hanya baru mencapai derajat level dasar yaitu satu stanza, sesuai lagu Indonesia Raya yang sejak negara merdeka senantiasa bangsa Indonesia nyanyikan dan kumandangkan oleh seluruh warga negara Indonesia kapanpun dan dimanapun berada.
Indonesia hanya cukup sebagai Tanah Air tempat Tumpah Darah terlahir dari rahim seorang ibu.
Cikuplah berseru,
” Kami bangsa Indonesia ! “
dan sudah cukup berbicara kebangsaan.
Pun demikian untuk menghindari perseteruan dan ketimpangan hidup cukup katakan,
” Marilah kita ber-Satu ! “
Menjalankan roda pemerintahan cukup sudah dengan meng-hidup-kan ‘Tanah’ dan ‘Negeri’ lewat aktivitas kehidupan bernegara bernama pembangunan.
Pembangunan melalui ‘kamuflase’ membangun Jiwa Bangsa dengan merek Pancasila.
Sebuah merek dagang yang cukup laku sejak Indonesia merdeka Soekarno berjaya sampai Soeharto bertahta.
Pancasila pun hanya berlaku sebagai jargon dan seruan belaka, tanpa bukti nyata.
Seolah setelah seorang warga negara Indonesia mulai presiden sampai rakyat jelata, balita, bisa menghafal teks penuh Pancasila sudah syah dan resmi sebagai seorang warga negara yang sempurna.
Roda pemerintahan seolah sudah syah dan paripurna setelah penguasa resmi negara mulai pemetintah pusat sampai daerah sudah membuat dan membentuk badan bernama ‘kementerian dan lembaga’ serta ‘badan’ apapun namanya untuk membangun jasad kasar bangsa Indonesia.
Seolah pemerintah sudah paripurna setelah berhasil membangun kantor, sekolah dan kampus, jalan dan jembatan serta infrastruktur lainnya.
Semua cukup dikemas lewat Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pemerintah pusat danai lewat Anggaran Pembangunan Belanja Negara dan pemerintah daerah danai lewat Anggaran Pembangunan Belanja Daerah.
Hanya itu ‘track record’ bangsa Indonesia selama hidup berkebangsaan dari mulai mendeklarasikan diri sebagai bangsa merdeka sampai detik ini.
Cukup kah sampai di sini ?
Jelas dan pasti belum.
Hal ini hanya menghantarkan NKRI bisa segelintir orang saja yang mampu menikmati dan ‘mengklaim’ menguasai.
Begitupun pemerintah resmi hanya bisa dan mampu berhutang dana dari pinjaman luar negeri yang berkelanjutan.
Kapan bangsa dan negara Indonesia bisa hidup lebih maju ?
Bandung, Jum’at, 16 Oktober 2020
Muhamnad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
No Responses