Sepotong Kisah dari Eropa Barat I, Kerajaan Spanyol dan Belanda (part 2)


Sekarang mari kita berandai-andai. Bayangkan anda merupakan putra keluarga investor makmur dari Jerman. Ayah anda melihat peluang untuk mengembangkan bisnis dengan membuka cabang di beberapa kota besar Eropa.
Beliau mengirim anda ke Amsterdam dan adik anda ke Madrid, memberikan masing-masing 10.000 koin emas untuk diinvestasikan. Adik anda memberikan pinjaman modal dengan bunga ke Raja Spanyol yang sa’at itu sedang sangat membutuhkannya untuk membentuk balatentara guna memerangi Raja Prancis.
Sedangkan anda memutuskan untuk meminjamkan modal kepada saudagar Belanda yang ingin berinvestasi di padang semak-semak di ujung selatan pulau yang jauh bernama Manhattan. Saudagar tersebut yakin bahwa nilai tanah di sana akan meroket begitu Sungai Hudson berubah menjadi jalur dagang utama.
Kedua pinjaman tersebut sama-sama harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
Satu tahun pun berlalu, si Saudagar Belanda menjual tanah yang telah dia beli dengan selisih harga yang bagus sekali, serta mengembalikan uang anda dengan bunga yang dijanjikan.
Ayah anda senang. Namun, adik anda di Madrid mulai cemas.
Perang dengan Perancis berakhir baik untuk Raja Spanyol, namun sang Raja lantas melibatkan diri dalam konflik dengan Turki.
Raja Spanyol butuh modal lagi untuk membiayai perang baru. Beliau secara sembrono berpikir hal tersebut lebih penting daripada membayar hutang-hutang lama.
Adik anda lantas mengirimkan surat ke istana serta meminta teman-temannya yang memiliki koneksi dengan Raja Spanyol untuk membantu, namun tidak berhasil. Adik anda tidak saja gagal memperoleh bunga yang dijanjikan, tetapi juga kehilangan modal awalnya. Mengetahui hal tersebut, Ayah anda lantas sangat jengkel.
Keadaan lantas bertambah parah, raja mengutus pejabat keuangan istana untuk bertemu adik anda untuk memberitahukan secara tegas bahwa sang raja mengharapkan memperoleh pinjaman lagi dengan jumlah yang sama, segera.
Adik anda tidak mempunyai uang untuk dipinjamkan, lantas mengirim surat ke ayah anda, membujuknya bahwa kali ini sang raja akan menepati janjinya. Sang ayah tidak kuasa menolak permintaan anak bungsunya dan setuju dengan hati yang berat.
Sepuluh ribu koin emas hilang ke pundi-pundi kerajaan Spanyol dan tidak pernah terlihat kembali.
Sementara itu di Amsterdam, segala sesuatu nampak cerah dan berjalan dengan baik. Anda semakin banyak memberikan pinjaman kepada saudagar-saudagar Belanda yang berwiraswasta dan melunasi hutang-hutang mereka tepat waktu.
Namun, anda tidak selamanya mujur.
Suatu hari, salah seorang klien anda berfirasat bahwa sepatu kayu akan menjadi mode yang disukai di Paris. Ia meminta anda meminjamkan uang untuk mendirikan toko sepatu di Paris. Anda meminjaminya sesuai yang diminta, sayangnya sepatu kayu tidak berhasil menjadi mode yang disukai di Paris, si Saudagar Belanda kesal dan menolak untuk melunasi pinjamannya.
Ayah anda geram dan memberitahu anda dan adik anda sudah sa’atnya menggunakan kuasa hukum. Adik anda mengajukan gugatan di Madrid terhadap sang Raja Spanyol, sementara anda mengajukan gugatan terhadap si saudagar penjual sepatu yang gagal.
Di Spanyol, pengadilan mengabdi kepada Raja. Hakim bertugas untuk membuat sang Raja senang, mereka takut dihukum bila tidak menuruti perintah sang Raja.
[ Hukum dibuat untuk dan demi kepentingan Raja ]
Di Belanda, pengadilan adalah cabang pemerintahan terpisah. Jalannya pengadilan tidak bergantung pada kelas menengah dan para Pangeran di sana.
Pengadilan di Madrid menolak gugatan adik anda sementara pengadilan di Amsterdam membela anda serta mengeluarkan hak gadai aset si pedagang sepatu untuk memaksanya membayar.
Ayah anda mendapatkan pembelajaran berharga, lebih baik berbisnis dengan saudagar daripada dengan raja, serta lebih baik melakukannya di Belanda daripada Spanyol.
Kesulitan yang dialami adik anda belum usai. Raja Spanyol benar-benar membutuhkan uang untuk membiayai balatentaranya. Dia meyakini ayah anda mempunyai kelebihan uang untuk dimanfa’atkan. Maka dia perkarakan adik anda dengan tuduhan pengkhianatan.
Sang Raja mengancam, jika tidak memberikan 20.000 koin emas secepatnya, adik anda akan dijebloskan ke penjara dan dibiarkan membusuk di sel sampai mati.
Itu sudah keterlaluan bagi ayah anda. Beliau membayar tebusan bagi adik anda seraya bersumpah tidak akan berbisnis lagi di Spanyol. Beliau menutup cabang perusahaannya di Madrid dan memindahkan adik anda ke Rotterdam.
Pada akhirnya, para kapitalis Spanyol menyelundupkan harta mereka keluar dari negeri tersebut.
Para kapitalis tersbut menyadari bahwa jika ingin menjaga harta mereka dan ingin menggunakannya untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan, lebih baik menanamkannya di tempat dimana aturan hukum ditegakkan dan hak milik pribadi dihormati, seperti di Belanda misalnya.
Dengan cara semacam itu, Spanyol menyia-nyiakan kepercayaan investor di Eropa sementara para saudagar Belanda memperoleh kepercayaan dari mereka. Hal yang perlu dicermati adalah yang membangun Imperium Belanda adalah saudagar-saudagar Belanda, bukan negara Belanda.
[ VOC adalah kamar dagang/kongsi dagang Belanda ]
Raja Spanyol terus berusaha membiayai dan mempertahankan upaya penaklukannya dengan menaikan pajak (cara yang tidak populer dan membuat rakyat kesal). Para saudagar Belanda membiayai penaklukan dengan kredit dan memperoleh semakin banyak uang dengan menjual saham dalam perusahaan-perusahaan mereka yang membuat para pemegang saham berhak menerima sebagian laba perusahaan.
Alhasil, para investor dengan girang menginvestasikan harta mereka dalam perusahaan-perusahaan perseroan terbatas Belanda yang menjadi landasan bagi imperium baru.
Cimahi, Minggu, 11 Oktober 2020
-Rizal Ul Fikri CJI
No Responses