Tiga KeDaulatan Paripurna


3 Kedaulatan Pokok yang harus dimiliki oleh siapapun juga tanpa kecuali :
- Satu Berdaulat dalam Ekonomi.
Segala sumber daya alam dan sumber daya manusia harus berdaulat. Virusnya adalah bergantung-nya sumber daya alam dan sumber daya manusia kepada fihak lain dan negara lain/luar negeri/asing. - Dua Berdaulat dalam Politik. Segala ke’arifan lokal dalam politik mengurus wilayah dan kenegaraan wajib menjadi pedoman dan nara sumber utama dalam menjalankan tata kelola wilayah, hukum dan negara Indonesia. Hukum yang wajib dipake dan diterapkan adalah 95 % bersumber dari ke’arifan lokal bangsa Indonesia dan Nusantara. Virusnya adalah bergantung-nya sumber hukum kepada produk/buatan Belanda/Eropa, Arab/Saudi Arabia dan Amerika Serikat (PBB).
- Tiga Berdaulat dalam Kepribadian dan Berkebudayaan.
Kepribadian dan Kebudayaan wajib bersumber pada jati diri bamgsa Nusantara yang senantiasa memuliakan alam semesta dan lingkungan hidup. Virusnya adalah bergantung-nya Kebudayaan dan Kepribadian kepada Eropa (budaya kolonialisme & imperialisme), Timur Tengah (budaya khilafah), Asia/China (budaya komunisme) dan Amerika (budaya liberalisme).
Itu semua merupakan anti bodi dan imunitas yang wajib dimiliki oleh seluruh individu dan manusia bangsa Indonesia.
Bangsa Nusantara pernah memiliki tiga kedaulatan sehingga menjadi negara dan bangsa besar, maju, makmur dan kaya raya.
Wilayah aliran Sungai Citarum subur makmur loh jinawi sehingga manusia penghuninya kerta raharja dan terbentuklah Kerajaan Salaka Nagara, Tarumanagara yang menjadi cikal bakal Kerajaan Nusantara termasuk melahirkan Kerajaan Sunda Galuh Pajajaran, Majapahit dan Sriwijaya.
Pada waktu yang sama bangsa dan wilayah Eropa sedang mengalami pandemi kegelapan terpuruk, miskin dan bodoh pasca kegemilangan Yunani dan Romawi.
Bangsa Tiongkok China hanya dikenal sebagai bangsa besar dibidang perdagangan.
Bangsa Arab sedang menyandang gelar bangsa (abad) jahiliyah /kebodohan.
Jadi sangat menarik :
Bangsa Nusantara penyandang gelar bangsa berkeadaban tinggi, dermawan, subur makmur dan kaya raya.
Eropa penyandang gelar abad kegelapan dan Arab penyandang gelar jahiliyah sedang Tiongkok China penyandang gelar bangsa pedagang (jalur sutra-nya).
Candi Jiwa di wilayah Batujaya Karawang yang dibangun sekitar abad 2 dan 3 Masehi adalah bukti nyata bahwa Kerajaan Salaka Nagara cikal bakal Kerajaan Tarumanagara sudah memiliki kedaulatan dan peradaban tinggi.
Lokasi Candi Jiwa persis berada di Bantaran Sungai Citarum.
Candi Jiwa baru ditemukan pada tahun 1985 an.
Sayang sekali karena alasan politik kekuasaan Soeharto berkuasa penuh atas NKRI, maka kebesaran dan fakta peninggalan peradaban besar Kerajaan Sunda Tarumanagara tidak pernah dimasukkan pada catatan resmi sejarah dan geografi bangsa Indonesia.
Baru pada bulan Oktober 2010 secara resmi lewat sponsor UNESCO PBB keberadaan dan kebesaran Candi Jiwa diungkap secara formal dalam seminar
Reinventing Sunda
selama 3 hari berturut-turut di Hotel Salak Kota Bogor persis depan Istana Bogor.
Bangsa Nusantara adalah bangsa besar dan maju.
Donatur dari bangsa dan negara Eropa terutama Inggris dan Belanda, Amerika Serikat dan Arab.
Negara yang paling diuntungkan selama ini adalah bangsa dan negara Israel dan Yahudi, dimanapun mereka berada.
Sejak era Kertanegara Raja Singasari, bangsa Tiongkok China sudah berusaha keras supaya bisa menguasai Nusantara.
Baru setelah Soeharto berkuasa penuh 1967 pasca drama sejarah Super Semar bangsa Tiongkok China bisa menguasai negara dan bangsa Indonesia lewat kedaulatan dan kemandirian ekonomi etnis Cina di NKRI.
Soeharto hanya memberi kedaulatan dan kemandirian mutlak ekonomi Indonesia, tidak untuk bidang politik (Cina dilarang keras terjun di politik praktis).
Bagaimana nasib bangsa Indonesia hari ini ?
Bangsa dan Negara Indonesia hari ini hanyalah berperan dan beraktifitas sebagai hamba sahaya/kacung/buruh/pegawai/karyawan/abdi dan kreditor/penyicil hutang bangsa asing.
Mari kita daulat dan mandiri-kan kembali nara sumber kegemilangan Peradaban Nusantara yaitu cikal bakal Kerajaan Nusantara yang bermuara pada Kerajaan Tarumanagara yang meninggalkan fakta ril Candi Jiwa.
Candi Jiwa = Bantaran Sungai Citarum = Tanah dan Air Sungai Citarum.
Tanah dan Air Sungai Citarum bukan milik pengusaha Cina dan bangsa asing.
Bangsa Sunda, Manusia Jawa Barat dan Indonesia masalah wajib dan fadhu ‘ain merebut kembali seluruh bantaran Sungai Citarum (minimal 1 kilometer kanan dan kiri) supaya merdeka, berdaulat dan mandiri jadi tanah wakaf Urang Sunda dan Bangsa Indonesia.
Semoga
Aamiiin
Bandung, Kamis, 17 September 2020
Muhamnad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
CJI
No Responses