Catatan Akhir Sidang, Masa Pandemi Covid-19 2020


Tidak terasa, rasanya baru kemarin saya Rizal Ul Fikri menghadiri SidangTugas Akhir mahasiswa tingkat akhir program studi D3 Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2016.
[ spesial sidang di era pandemi ]
Sidang tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2019 di ruang 201, gedung B Kampus Politeknik Negeri Bandung. Sidang tersebut wajib dihadiri oleh mahasiswa tingkat 2 angkatan 2017 sebagai pembelajaran teknis pelaksanaan SidangTugas Akhir. Uniknya pada tanggal 27 Agustus 2020 saya menghadiri SidangTugas Akhir saya sendiri.
Kata Sidang, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai suatu pertemuan untuk membicarakan sesuatu. Sedangkan Tugas Akhir menurut Panduan Tugas Akhir Diploma Tiga Politeknik Negeri Bandung didefinisikan sebagai kegiatan dalam bentuk penelitian atau proyek yang dilaksanakan pada semester akhir perkuliahan program Diploma Tiga dengan beban 4 SKS.
Tugas Akhir ini dilaksanakan oleh 1 orang mahasiswa dan dibimbing oleh dosen yang memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai.
Tugas Akhir ini merupakan kegiatan bagi mahasiswa sebagai pelakasana Tugas Akhir untuk menghasilkan suatu rancangan atau karya ilmiah dengan arahan pembimbing Tugas Akhir. Kegiatan ini meliputi kerja lapangan, tugas terjadual, bimbingan, kerja laboratorium/bengkel dan penulisan laporan Tugas Akhir.
Saya mulai mengerjakan Tugas Akhir dari bulan Juli hingga bulan Agustus 2020. Proses tersebut juga beriringan dengan penyusunan laporan Tugas Akhir.
Saya membuat Tugas Akhir dengan judul :
” Perancangan Virtual Tour Bandung City Tour. “
Virtual tour adalah kombinasi gambar, tampilan panorama 360, video, audio dan komponen lainnya yang memodelkan suatu lokasi secara aktual dan memungkinkan wisatawan untuk melihat suatu lokasi secara virtual dan mendapatkan informasi yang diinginkan (Zarghami, 2015).
Alasan saya memilih perancangan virtual tour sebagai Tugas Akhir disebabkan karena dampak terjadinya pandemic Covid-19 pada awal tahun 2020 terhadap industri pariwisata.
Di awal tahun 2020 terjadi wabah yang menyerang sistem pernapasan manusia bernama Covid-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global.
Menurut National Geographic jumlah penyebaran dan korban yang terinfeksi Covid-19 menunjukan peningkatan secara signifikan dan berkelanjutan secara global. Menurut worldometer, terhitung pada tanggal 9 September 2020 jumlah kasus orang yang terinfeksi virus Covid-19 mencapai 27.733.447 orang dengan jumlah korban meninggal 901.833.
Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor di dunia, terutama sektor pariwisata. Menurut laporan dari UNWTO, pada tahun 2020 jumlah turis internasional menurun 60-80% akibat pandemi Covid-19.
Di Indonesia, menurut BPS dari bulan Februari hingga Maret, kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan sebesar 45,50%. Penurunan ini juga ditambah dengan perlambatan perjalanan domestik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena keengganan masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata karena khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari Covid-19. Penurunan kegiatan wisata ini mengakibatkan penurunan terhadap pemasukan biro perjalanan wisata dan tour guide di Indonesia.
Pada akhirnya pandemi ini menuntut semua orang untuk menjadi kreatif. Para pelaku bisnis pariwisata harus bisa mengubah kebiasaan lama menjadi perilaku baru, termasuk dalam kegiatan kepariwisataan.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan virtual tour sebagai produk wisata alternatif dikala pandemi. Virtual tour ini juga dapat berfungsi sebagai teaser dan media edukasi.
Meskipun virtual tour bukan pengalaman indrawi yang utuh, virtual tour dapat menjadi akselerasi informasi dan penyampaian pesan yang padat dalam waktu yang singkat.
Virtual tour juga dapat menjangkau lebih banyak orang dari berbagai lapisan umur, lokasi maupun minat.
Saya membuat virtual tour Bandung City Tour selama 1 bulan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan komponen audio, visual, dan narasi pemanduan terkait dengan Kota Bandung. Pembuatan virtual tour juga beriringan dengan penyusunan laporan Tugas Akhir.
Dalam kedua kegiatan tersebut saya dibimbing oleh Drs. Santosa Sanjaya, MMS. dan Dra. Tamara Herlinda Erwin, P.Si., MM.par.
Pada tanggal 27 Agustus 2020, saya melaksanakan SidangTugas Akhir saya secara virtual menggunakan media Zoom. Sidang tersebut dilaksanakan secara virtual demi alasan keamanan, sebab dilaksanakan di masa pandemi Covid-19.
Hal ini merupakan sejarah baru bagi Politeknik Negeri Bandung, sebab baru kali pertama dilakukan.
Saat sidang, saya menjelaskan tentang Virtual Tour, latar belakang perancangan virtual tour, teori yang mendukung dan perancangan Virtual Tour Bandung City Tour.
Saya juga menampilkan
hasil dari Virtual tour yang saya buat. Sidang berjalan dengan kondusif dengan presentasi selama 15 menit dan tanya jawab selama 45 menit.
Jujur, bagi saya SidangTugas Akhir tidak se-menakutkan seperti yang diceritakan oleh kakak tingkat. Sidang terasa menyenangkan, serasa berdiskusi terkait virtual tour dengan dosen penguji.
Perancangan Tugas Akhir dan Penyusunan Laporan Tugas Akhir terasa sangat menyiksa sebab saya tidak memiliki manajemen waktu yang baik. Saya mengerjakan revisian dan perbaikan selalu mendekati deadline.
Saya sudah seperti Bandung Bondowoso yang mengerjakan 1000 candi dalam satu malam. Perasaan lega langsung terasa ketika SidangTugas Akhir telah selesai dan saya dinyatakan lulus. Semua kepahitan dan drama pahit dalam penyusunan laporan terasa sirna.
Saya melaksanakan SidangTugas Akhir dari rumah, setelah sidang, laptop dimatikan. Suasana tiba-tiba menjadi hening sebab saya di rumah sendirian, tidak ada seorangpun yang menemani.
Ucapan selamat segera membanjiri media sosial saya dan telepon dari keluarga datang silih berganti. Kehidupan saya sebagai mahasiswa telah selesai dan sekarang menuju babak baru.
Keluarga saya (secara tidak tertulis) menuntut saya untuk segera bekerja atau minimal untuk berpenghasilan.
Melihat kondisi industri pariwisata yang babak belur dihantam pandemi Covid-19, saya harus bisa berfikir kreatif, melihat peluang dan bergerak di saat bersamaan.
Bandung, Rabu, 9 September 2020
-Rizal CJI
No Responses