Hari Lahir Pancasila : Menanam Pohon Jati dan Tangkal Kawung/Aren

Bertepatan dengan tanggal 1 Juni 2020 hari Senin, Hari Lahir Pancasila di tengah pandemi Covid-19, tentu tidak banyak acara yang libatkan kerumunan orang.
Pada hari istimewa ini, saya bersama ibu dan adik mengunjungi makam keluarga besar yang berlokasi di taman pemakaman umum Cikutra, hanya bertiga.
Selesai ngadu’a bersama, saya lanjutkan nanam pohon jati tepat sebelah utara makam bapa.
Ada satu lagi pohon unik yang agak sulit dikembang biakan yaitu pohon aren, tangkal kawung.
Saya tanam dulu di pot memakai tanah asli tempat ia lahir dan tumbuh.
Semoga Allooh takdirkan ‘tangkal kawung’ tersebut tumbuh, aamiiin.
Apa hubungan hari lahir Pancasila dengan tanam pohon ?
Ada hubungan ataupun tidak ada, sungguh sudah tidak jadi masalah bagi saya.
Yang jelas adalah Pancasila itu murni lahir di bumi pertiwi Indonesia, Nusantara.
Bukan lahir di China, Rusia, Amerika Serikat maupun Timur Tengah atau Arab Saudi.
Pohon Jati dan Tangkal Kawung adalah pohon asli endemik (bukan pandemi wabah virus) tanah Nusantara, Kepulauan Sunda Besar, Pulau Jawa.
Semoga dengan sengaja menanam pohon jati, bangsa Indonesia kembali memiliki ideologi asli yang lahir dari rahim ibu pertiwi, bukan ideologi ageman bangsa komunis, liberalis, sosialis, khilafah dan kapitalis.
Pepatah Sunda mengatakan :
Ulah Nepi Ka “Jati” Kasilih Ku Junti
Artinya :
” Jangan sampai Jati Diri tergantikan oleh Junti yaitu Jati Asing/Impor “
Jati adalah pohon asli ‘endemik’ Indonesia.
Pancasila adalah ideologi asli kelahiran Tanah Air Indonesia, Nusantara.
Junti adalah pohon mirip jati, pohon mirip ‘pura-pura’ jati, padahal bukan jati.
Ideologi non Pancasila yaitu komunis, sosialis, liberalis, kapitalis dan khilafah.
Bangsa Nusantara sudah pernah ada di bawah kekuasan Kerajaan Hindu, Kerajaan Islam, Kerajaan Kristen ‘VOC’ Belanda.
Semua kekuasaan hanya ada di tangan penguasa tunggal yaitu raja.
Tanggal 17 Agustus 1945 seluruh komponen bangsa Nusantara bersepakat mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menempatkan pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat.
Ideologi yang resmi dan syah adalah Pancasila.
Bukan Ideologi Hindu atau Budha atau Kepercayaan, Islam, Kristen, Kong Hu Chu, Sosialis, Liberalis dan Komunis.
Andai NKRI dan Pancasila mau diganti oleh bentuk negara dan ideologi apapun, siapakah pemegang kedaulatan tertinggi nantinya ?
Apakah nasib negara dan bangsa Indonesia bakal mengabdi kepada negara China komunis, Amerika Serikat liberal-kapitalis, Israel zionis, Perancis atheis, Inggris aristokratis, Arab Saudi wahabis dan Rusia komunis-sosialis ?
Bangsa Indonesia adalah pewaris peradaban lemuria yang sakti mandraguna pencinta ilmu pengetahuan dan perdamaian.
Bangsa Indonesia adalah pewaris peradaban Sunda Nusantara yang jadi donatur negara Eropa dan Amerika.
Sudah terjadi,
Bangsa Eropa menguasai dan menikmati harta kekayaan bumi Nusantara.
Bangsa Jepang merampok harta benda bumi Nusantara.
Bangsa Amerika Serikat menguasai dan mengeruk habis emas, perak, tembaga dan uranium tanah Papua Indonesia sejak tahun 1967.
Hanya satu bangsa besar di dunia yang sejak ratusan abad yang lalu sampai sa’at ini belum Allooh takdirkan bisa kuasai bangsa Nusantara (sejak Kaisar Ku Blai Khan) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara China Komunis.
Apakah bangsa Indonesia bakal rela bertekuk lutut dan mengabdi kepada negara China Komunis ?
Ataukah cukup berteman dan ber-partner saja ?
Pancasila hanya akan hidup dan berkembang pada negara bernama NKRI
NKRI bakal tegak berdiri oleh bangsa yang mandiri dan berdaulat penuh atas tanah, air, udara dan pangan.
Semoga Allooh takdirkan tahun 2020 bangsa Indonesia bisa merebut kembali kemandirian dan kedaulatan pangan seluruh Nusantara, aamiiin.
Bandung, Senin, 1 Juni 2020
Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
UTeuK InterD

No Responses