Pemusnahan Masal Lewat Wabah Virus !


Bayangkan ada sebuah tombol, jika ada yang menekannya, maka setengah populasi akan mati. Jika tidak, maka umat manusia akan punah dalam waktu 100 tahun.
Apa yang akan anda lakukan ?
Pertanyaan sederhana yang relatif sulit untuk dijawab, dinyatakan oleh Bertrand Zobrist.
Zobrist adalah seorang tokoh imajiner dalam film Inferno.
Inferno merupakan film yang disutradarai oleh Ron Howard, diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Dan Brown tahun (2013).
Inferno menceritakan tentang sebuah rencana pemusnahan separuh populasi dunia melalui wabah menggunakan sejenis virus misterius yang dibuat oleh ilmuan gila beraliran transhumanis bernama Bertrand Zobrist. Zobrist ingin menyelamatkan sebagian besar umat manusia dengan mengorbankan manusia lainnya. Dia membuat virus yang sifatnya mirip dengan virus pada abad pertengahan yang menyebabkan Wabah Hitam (Black Death).
Butuh waktu 100 ribu tahun agar populasi manusia mencapai 1 miliar jiwa. Lalu 100 tahun untuk mencapai 2 miliar jiwa. Dan 50 tahun untuk menjadikannya 4 miliar jiwa pada tahun 1970.
Sa’at ini di 2020, kita umat manusia hampir mencapai 8 miliar jiwa. Diprediksi, pada 2020, jumlah populasi penduduk dunia akan mencapai 7.755.524.000 jiwa.
Bartlett memberi kita contoh melalui gelas kimia atau lebih kita kenal dengan nama “Bartlett’s Test”. Dalam percobaan ini, suatu gelas kimia diisi dengan satu bakteri yang menggandakan diri setiap menitnya. Jika anda meletakan bakteri pertama pukul 11.00, maka gelas akan penuh pada pukul 12.00.
Pada pukul berapa gelas kimia itu akan terisi setengah penuh ?
Jawabannya pukul 11.59. Itulah waktu kita, kita sedang hidup dalam bom waktu. Dalam 40 tahun, diprediksi 32 miliar jiwa akan bertahan hidup, lebih tepatnya bersaing untuk hidup. Waktu kita hampir habis. Hampir setiap wabah dan bencana yang terjadi di bumi, jika ditarik inti permasalahannya, berasal dari overpopulasi manusia. Langkah pengendalian kelahiran bisa dibilang kurang efektif.
Para aktivis ham dan sebagian besar manusia banyak yang menolak pengendalian kelahiran.
“Ini keterlaluan”, “ini melanggar hak pribadi saya”, “mengganggu privasiku”, “jangan atur urusan hidup orang lain”.
Meski begitu, kita masih saja tetap menyerang lingkungan kita. Sepanjang sejarah, sudah terjadi 5 kepunahan besar. Jika kita tidak segera bertindak, maka kitalah yang akan punah selanjutnya di kepunahan keenam.
Jadi dapat disimpulkan kita, manusia merusak tatanan kehidupan. Salah satu penyeimbang yang disediakan alam semesta adalah wabah dan bencana. Setiap wabah dan bencana yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh tingkah laku manusia sendiri, lebih jauh disebabkan oleh overpopulasi.
Kita menghabisi lingkungan dan seluruh isinya, membuang sampah dan limbah, mengkonsumsi dan mengeksploitasi hasil bumi dan menghancurkan bumi setiap hari tanpa menyadarinya. Setengah spesies hewan di Bumi sudah punah dalam 40 tahun terakhir. Mungkin hanya bencana yang dapat membuat kita sadar.
Hanya rasa sakit yang bisa mengubah kita. Pada dasarnya dalam makhluk hidup ada rasa sakit dan rasa takut. Kita tidak akan bergerak dan bertindak jika rasa sakit belum melampaui rasa takut kita.
Tumbuhan melakukan reproduksi untuk menjaga keberlangsungan spesiesnya, dalam psikisnya mereka merasa terancam, maka melakukan reproduksi untuk melindungi diri dan eksistensi spesiesnya. Mungkin rasa sakitlah yang dapat menyelamatkan kita, siapa yang tahu ?
Inilah hal yang mendasari Zobrist, seorang ilmuan gila, ahli rekayasa biologi sekaligus miliyuner Amerika melakukan penelitian dan membuat virus yang bisa menghabisi separuh populasi manusia untuk menyelamatkan umat manusia.
Sayangnya dia diburu oleh WHO dan akhirnya melakukan bunuh diri. Dia meninggalkan petunjuk tentang lokasi virus yang dia ciptakan. Jejak petunjuk yang dia tinggalkan berupa puzzle atau teka teki yang berasal dari kisah Dante dan Beatrice.
Robert Langdon (yang diperankan oleh Tom Hanks) seorang ahli simbologi terlibat dalam petualangan mencari lokasi virus untuk menghancurkannya dan memastikan virus tersebut tidak menyebar. Langdon bersaing dengan WHO dan pembunuh bayaran yang mempunyai kepentingan ekonomi dengan virus tersebut.
Berbagai lokasi bersejarah menjadi latar dari cerita ini, seperti Taman Boboli dan Basilika Cistern di Florence, Venice di Venesia dan Hagia Sophia di Turki. Beberapa informasi penting juga disampaikan dalam film ini.
Salah satu contohnya adalah selama Wabah Hitam, semua kapal berlabuh selama 40 hari sebelum para awaknya dan penumpangnya diizinkan ke kota. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka tidak membawa wabah dalam tubuh mereka. Kata karantina berasal dari bahasa Italia, Qaranta yang artinya 40.
Film ini mengingatkan kita tentang Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada 2020.
Terhitung pada tanggal 26 Mei 2020, pandemic ini masih berlangsung dan telah menghasilkan korban jiwa mencapai 346 ribu jiwa. Pandemi ini mengakibatkan kematian dan kesengsaraan. Berbagai negara kesulitan dalam menangani pandemic ini, baik negara maju maupun negara berkembang.
Mampukah kita, umat manusia melewati keadaan ini ?
Ya, saya yakin bisa.
Bandung, Rabu, 27 Mei 2020
Rizal CJI
‘The First Men’
No Responses