banner 728x90

Kesaksian Eksekutif Alstom

Kesaksian Eksekutif Alstom

Amerika Serikat menggunakan apa yang disebut yurisdiksi perpanjangan tangaan sebagai senjata untuk merusak kompetisi dalam bisnis. Hal ini disampaikan oleh Frederic Pierucci, mantan eksekutif Perusahaan Prancis Alstom. Pierucci menghabiskan 2 tahun di Penjara A.S. atas dugaan keterlibatannya dalam skandal suap di Indonesia. Berdasarkan yang ia tulis dalam sebuah buku, “Perangkap Amerika”.

Pierucci: “Perangkap Amerika adalah sebagai berikut: Setelah perang dingin berakhir, maka Amerika Serikat memutuskan untuk menggunakan agen intelijen mereka untuk fokus pada perang ekonomi. Jadi mereka mulai pada tahun 1998, misalnya, untuk membuat Undang-Undang Praktik Korupsi ekstrateritorial Asing. ”

Pada April 2013, Pierucci ditangkap di New York oleh Biro Investigasi Federal A.S. Setahun kemudian, Alstom diminta untuk membayar denda besar sebesar 772 juta dolar AS, yang akhirnya menyebabkan akuisisi sebagian Perusahaan Prancis oleh General Electric (saingan besarnya).

Pierucci: “Saya ingin memberi tahu karyawan, perusahaan, dan politisi tentang bagaimana Amerika Serikat menggunakan hukum sebagai senjata ekonomi untuk menghancurkan perusahaan, lalu membelinya dengan harga murah, menekan karyawan mereka, dan akhirnya membuat karyawan mereka membayar denda besar ke Departemen Keuangan Amerika Serikat. “

Pierucci mengatakan AS menerapkan strategi serupa pada Huawei China. Bulan lalu, Departemen Perdagangan AS menempatkan Huawei dan afiliasinya dalam daftar hitam/ blacklist yang berpengaruh terhadap persetujuan pemerintah federal untuk setiap penjualan dan transfer teknologi AS ke raksasa telekomunikasi. CEO Huawei Meng Wanzhou telah ditangkap di Kanada atas permintaan otoritas AS.

Pierucci: “Saya marah karena mereka menggunakan taktik yang persis sama. Ketika mereka tidak bisa membuat perusahaan bekerja sama dengan mereka, mereka memasukkannya ke penjara atau mendakwa seseorang di posisi tinggi perusahaan. Mereka menggunakan teknik yang persis sama dengan yang terjadi pada Huawei dan Madam Meng. Ini cara murah untuk mengacaukan persaingan. Itu adalah cara murah untuk mendapatkan kembali keunggulan teknologi ketika mereka kehilangan di bidang tertentu. Saya sangat merasakan hal itu.”

Pierucci meminta semua negara lain untuk bergandengan tangan melawan unilateralisme AS, dengan mengatakan bahwa, kemarin itu adalah Alstom, hari ini adalah Huawei, dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok.

Sumber : https://youtu.be/T6nHl7ht6h0

Bandung, Kamis, 28 Mei 2020
~Rizal, CJI
‘The First Men’

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan