banner 728x90

Nasib Buruh, Miskin Selamanya !

Nasib Buruh, Miskin Selamanya !

Salah satu tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Meski begitu, ada satu hal yang membuat saya bingung. Perusahaan berkepentingan untuk memastikan konsumen mempunyai daya beli (cukup uang) untuk membeli produk mereka.
Ini adalah salah satu alasan dari keputusan Henry Ford menaikan gaji karyawannya menjadi US $ 5 per hari, agar mereka mampu membeli mobil yang mereka produksi sendiri.

Ada alternatif lain untuk perusahaan meraih keuntungan selain dengan cara menjual produk dalam jumlah besar ke ‘mass market’ yang sebagian besar terdiri atas karyawan perusahaan.
Misalnya dengan menggunakan buruh yang murah dan tertindas di negara dunia ketiga untuk memproduksi barang bagi segelintir orang kaya, sembari di sa’at yang sama mencetak keuntungan lainnnya melalui spekulasi finansial.

Ketika para manajer perusahaan transnasional ditanya perihal upah buruh yang sangat rendah di negara dunia ketiga, mereka menjawab,
“ Orang-orang ini tidak memiliki pekerjaan sebelumnya, kami memberi mereka pekerjaan, mengajarkan mereka mengerjakan sesuatu, mengajari mereka cara berdagang (menjual produk) dan sebagainya. “

Yaa, mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena tanggung jawab para eksekutif korporasi adalah kepada pemegang saham, bukan kepada pegawai yang bekerja di bawah telunjuk mereka. Tanggung jawab utama mereka adalah untuk memaksimalkan laba, market share dan kekuasaan.

Jika hal itu dapat dilakukan dengan membayar upah yang rendah kepada buruh yang menjadi korban dari kondisi kerja yang mengerikan, itu artinya para eksekutif perusahaan hanya mengerjakan tugasnya.
“ Tugas ” itulah yang seharusnya dipertanyakan.

Pada akhirnya, ketika keadaan sudah mulai tidak kondusif, mereka mulai membuat konsesi-konsesi kecil, seperti contohnya mengizinkan buruh pergi ke toilet 2 kali dalam sehari, bukan hanya satu kali.
Hal yang sama juga dilakukan oleh para raja dan pangeran di masa lalu. Mereka membuat kosesi ketika tidak bisa mengendalikan rakyat. Hal ini juga berlaku bagi para pemilik budak.

Ada kejadian menarik di Trinidad. Ketika beberapa buruh diwawancarai oleh Noam Chomsky tentang cara mereka menuju tempat kerja, mereka bilang harus naik taksi.
Ketika ditanya,
“ Memangnya tidak ada bus ? ”
Mereka menjawab bahwa rute bus dari kawasan masyarakat miskin di Port of Spain (areal tempat mereka tinggal) telah dihapuskan.

Alhasil mereka harus menyisihkan penghasilan mereka untuk membayar taksi ke tempat kerja. Hal seperti ini banyak terjadi di beberapa tempat di dunia. Mengalihkan biaya dari orang kaya ke orang miskin adalah suatu perangkat sederhana untuk meningkatkan efisiensi.

Di negara kita, Indonesia, pekerja mungkin lebih memilih untuk pergi ke tempat kerja menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum. Transportasi umum memakan waktu yang lebih lama dan ongkosnya relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan penggunaan transportasi pribadi.

Hal ini terjadi di Amerika Serikat. Mereka menjauhkan orang dari alternative transportasi umum dan memaksa warganya untuk membeli lebih banyak mobil dan lebih banyak bensin. Jalanan yang rusak meningkatkan biaya servis dan perbaikan.
Semakin banyak orang menyetir menghasilkan polusi dan dampak kesehatan, sehingga menjadi jalur untuk pengeluaran uang lagi bagi masyarakat (mereka tidak mempunyai layanan kesehatan gratis) untuk biaya kesehatan.

Semua ketidaknyamanan yang dialami oleh masyarakat ini meningkatkan ‘produk nasional bruto’ sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini sangat efisien jika dilihat dari sudut pandang perusahaan yang berkuasa.

Hal yang menarik lagi terjadi di Los Angeles. Mereka mempunyai jaringan luas transportasi umum yang dibuat dan dihancurkan begitu saja.
Pada 1950 an, pemerintah memulai program pembangunan jalan raya yang disebut Sistem Pertahanan Jalan Raya Nasional.

Alhasil, pembangunan ini berdampak besar bagi transportasi umum. Inilah dampak buruknya karena pembangunan tersebut adalah cara untuk mengalihkan sistem transportasi umum, seperti kereta api menuju sistem yang membutuhkan lebih banyak kendaraan pribadi. Hal ini meningkatkan permintaan atas mobil, truk, bensin dan ban.

[ Orang kaya (pemilik) yang memproduksi alat-alat dan kendaraan.
Orang miskin yang membeli dan menggunakan.
Keuntungan milik orang kaya (pemilik) ]

Pembangunan ini juga merupakan bagian dari proyek raksasa sosial terbesar dalam sejarah Amerika Serikat, USA.
General Motor, Firestone Tire dan Standard Oil of California (Chevron) membeli dan menghancurkan begitu saja sistem transportasi public di Los Angeles untuk memaksa warganya menggunakan produk-produk mereka. Hal yang sama juga terjadi di banyak tempat lain di dunia. Negara dan Pemerintah Pusat dan Daerah turut serta bergabung dalam kekuatan bisnis besar lainnya.

Apakah hal tersebut berlangsung sesuai prinsip-prinsip pasar yang seharusnya ?

Saya rasa tidak.

Bandung, Jumat, 8 Mei 2020

-Rizal CJI
‘The First Men’

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan