banner 728x90

Rumah, Kerajaan, Kejayaan

Rumah, Kerajaan, Kejayaan

Liburan yang panjang yaaa,….
Mau dinamakan sebagai ‘work from home’ atau ‘learn from home’, tetap saja memberikan banyak waktu bagi kita, bahkan setelah melaksanakan pekerjaan kita. Disadari atau tidak, waktu pengerjaan dari berbagai pekerjaan yang dilakukan di rumah jauh lebih singkat dibandingkan dengan melakukannya seperti biasa.

Tanggal semakin tidak terasa bergulir, begitupun hari berganti.
Banyak yang tidak bisa menentukan atau mengetahui dalam satu minggu sedang berada pada hari yang mana,
“ Hari ini hari apa ya ? ”,
“ Ini teh tanggal berapa yaa ? ”

Sedikit demi sedikit mulai terasa seperti liburan.

Bagi saya dan teman-teman mahasiswa Politeknik Negeri Bandung, menurut kalender akademik besok (2 Mei 2020) secara “de jure’ dan ‘de facto’ akan mengalami liburan Ramadhan dan ‘Idul Fithri hingga 1 Juni 2020.

Yaa liburan yang tidak berasa seperti liburan. Tidak ada giat berwisata ke pantai, tidak ada manifestasi jiwa mendaki gunung, tidak ada bertemu dan berkumpul dengan teman-teman dan yang paling berat adalah tidak ada giat keluar rumah, kecuali keadaan mendesak. Dapat disimpulkan jika libur puasa dan lebaran mahasiswa Polban dilengkapi dengan ‘PSBB’ di beberapa wilayah dan ikuti anjuran pemerintah untuk tetap diam di rumah disebabkan oleh pandemic Covid-19 di Indonesia.

[ Mulai tanggal 6 Mei 2020 PSBB berlaku di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat ]

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan selama liburan dan di rumah saja adalah menonton ‘series’. ‘Series’ adalah serial Televisi dari Amerika Serikat, seperti sejenis sinetron jika di negara kita, hanya saja kualitas gambarnya maupun jalan ceritanya jauh lebih bagus.
Salah satu series yang bagus yang saya rekomendasikan adalah ‘Game of Thrones’.

‘Game of Thrones’ adalah serial televisi drama fantasi Amerika Serikat yang diciptakan oleh David Benioff dan D.B. Weill untuk saluran HBO.
Serial ini merupakan adaptasi novel fantasi karangan George R. R. Martin berjudul ‘A Song of Ice and Fire’.
Serial ini menceritakan tentang permainan berdarah dalam perebutan tahkta di sebuah negeri dengan tujuh kerajaan.
Tujuh kerajaan tempat matahari terbenam tempat klan-klan besar saling berebut takhta.

Cerita ini merupakan cerita fantasi yang memiliki latar Eropa di abad pertengahan, baju besi, sihir naga dan pedang.
Jalan ceritanya sangat tidak biasa dan memiliki alur yang tidak tertebak. Penuh dengan peperangan dan intrik perebutan kekuasaan.
Disini, tidak ada tokoh yang aman, hampir setiap tokoh penting dalam cerita ini mati, entah dalam peperangan yang mulia atau kelicikan dan kecerdikan musuh.

Saya belajar banyak tentang kebudayaan kerajaan-kerajaan. Mereka menggunakan sistem monarki, dimana kekuasaan diwariskan dengan sistem darah kepada keturunan pertama dari tiap klan.
Darah dan keturunan kerajaan sangat penting dalam menentukan keberlanjutan kerajaan.

Kemitraan dan komitmen antar kerajaan diikat dalam suatu hubungan pernikahan, tetapi tetap saja, tujuan utamanya adalah penguasaan dan kejayaan.

Setiap kerajaan sangat menjunjung tinggi panji dan lambang kerajaan. Semua orang dari raja hingga rakyat jelata mempunyai kecintaan dan totalitas (fanatisme) dalam melindungi kejayaan kerajaan.
Para bangsawannya sangat menghargai nama belakang mereka.

Tywin Lannister, salah satu tokoh di ‘Game of Thrones’ pernah berkata,
“ Tidak lama kemudian saya akan mati, dan anda serta saudara lelaki anda dan saudara perempuan anda serta semua anak-anaknya akan mati, kita semua membusuk di tanah. Nama keluarga yang akan tetap hidup, bukan kemuliaan pribadi, bukan kehormatan pribadi, tetapi keluarga. “

Klan Lannister adalah klan paling kaya dalam cerita, dengan semboyan
“ Lannister selalu melunasi hutangnya ”.
Ada salah satu episode dimana klan Lannister berperang dengan klan Stark.

Pasukan Stark memenangkan setiap pertempuran dipimpin oleh Robb Stark, ‘The King of The North’.
Lannister menyerang Stark di acara pernikahan Robb Stark (dalam upaya menjalin aliansi dengan keluarga Frey). Hal yang menarik adalah Tyrion Lannister, anak dari Tywin, mempertanyakan kehormatan dalam serangan tersebut.
Tywin Lannister menjawab,
“ Apa bedanya menghabisi 100 musuh dalam pertempuran dengan membunuh 12 musuh dalam acara pernikahan ? ”

Semuanya adil dalam perang, segala macam strategi bisa dilakukan.

[ dalam kehidupan nyata pun berlaku hal seperti ini ]

Di ‘Game of Thrones’, banyak kerajaan hancur gara-gara berperang, tetapi banyak yang dikenang dalam sejarah melalui perang. Ini membawa ingatan saya tentang cerita-cerita lama tentang kerajaan di negara saya, Indonesia.
Indonesia dahulu juga terdiri dari berbagai kerajaan yang banyak. Memiliki berbagai cerita yang menarik tentang perebutan kekuasaan baik dengan kerajaan lain maupun dengan sesama anggota kerajaan.
Sayang, belum ada yang tertarik untuk menggarapnya menjadi suatu film atau ‘series’ yang serius.

Semoga ke depannya, cerita kerajaan di Nusantara bisa digarap secara serius. Selain sebagai hiburan juga sebagai sarana edukasi tentang sejarah leluhur dan nenek moyang kita.

Bandung, Selasa, 5 Mei 2020

-Rizal CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan