Lubang Terbesar Sepanjang Sejarah di Lapisan Ozone di Atas Arctic Akhirnya Menutup


Lubang Terbesar Sepanjang Sejarah di Lapisan Ozone yang berada di atas Arctic akhirnya menutup, disampaikan Copernicus, suatu layanan yang memonitor Atmosfer di angkasa. Peneliti mendapati tanda-tanda bahwa di akhir bulan Maret tentang lubang langka yang terbentuk di ozone, diduga akibat penurunan suhu yang menjadi lebih rendah di Kutub Utara.
Lapisan Ozone merupakan pelindung bumi dari sinar Ultraviolet (UV) matahari, yang mana dapat mengakibatkan kanker kulit bagi manusia. Ancaman dari lubang besar di Ozone diatas Arctic akan sangat berbahaya bagi manusia, jika lubang itu terus membesar dan mengarah ke Selatan ke area pemukiman.
Akan tetapi, pada hari kamis, tanggal 23 April 2020 Copernicus mengumumkan bahwa lubang itu sudah mulai tertutup. Penutupan lubang itu tidak memiliki keterkaitan dengan pemberlakuan lockdown di dunia yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Melainkan ini disebabkan Pusaran Kutub. Arus ketinggian tinggi yang biasanya membawa udara dingin ke daerah kutub terbelah menjadi dua.
Hal ini memberi wilayah Arctic gelombang yang relatif panas dengan suhu 20 derajat Celcius lebih tinggi dari keadaan normal untuk sepanjang tahun ini.
Mengapa Lubang Ozone terbentuk di Kutub Utara (Arctic) ?
Tahun ini, pusaran kutub sangat kuat dan suhu di dalamnya sangat dingin. Ini menghasilkan awan stratosfer yang menghancurkan Lapisan Ozone dengan bereaksi dengan gas CFC, gas yang sudah dilarang di dunia melalui Montreal Protocol 1987.
Dalam beberapa hari terakhir, pusaran kutub telah rusak dan melemah. Copernicus (Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa) memperkirakan pusaran kutub ini akan terbentuk lagi, tetapi tidak akan mempengaruhi Lapisan Ozone.
Antje Inness, seorang ilmuan Copernicus menyampaikan, “ Sangat tidak biasa terjadi penipisan Lapisan Ozone sekuat itu di belahan bumi utara, tetapi pusaran kutub tahun ini sangat kuat dan presisten. Dan suhu cukup rendah untuk memungkinkan awan stratosfer terbentuk selama beberapa bulan. “
Mengapa lubang di Ozone Arctic ini begitu langka ?
Lubang Ozone yang lebih terkenal berada di Antartika, Kutub Selatan. Hal ini terjadi selama musim semi Austral (Juli – September), ketika Stratosfer secara alami jauh lebih dingin. Secara umum, kondisi untuk kerusakan Ozone pada skala ini tidak terjadi di Kutub Utara. Tahun ini pusaran kutub yang kuat dan stabil telah menyebabkan konsentrasi lebih banyak bahan kimia perusak Ozone daripada biasanya.
Hal ini menambah dingin yang ekstrem dan menciptakan kondisi lubang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lubang Ozone pertama kali diamati di Kutub Utara pada tahun 2011 dan lubang itu kecil selama pengamatan di bulan Januari.
Apakah Lubang Ozone ini berkaitan dengan perubahan iklim ?
Masih terlalu dini untuk menghubungkan fenomena ini dengan perubahan iklim atau menilai dampak yang dihasilkannya, baik dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Dampak langsung yang mungkin terjadi adalah peningkatan paparan sinar UV di area yang dilewati Lubang Ozone ini di Alaska, Kanada, Greenland dan sebagian Rusia.
Para ilmuwan di Universitas Santiago de Chile mengatakan bahwa pusaran kutub yang luar biasa juga diperkuat oleh Lubang Ozone. Hal ini menjadi faktor penentu di Eropa yang memiliki musim dingin terhangat sejak pencatatan dimulai.
Lebih jauh mereka beranggapan bahwa apa yang terjadi seharusnya tidak berdampak pada musim panas di Utara dan juga tidak memungkinkan untuk mengatakan banyak tentang bagaimana musim panas akan terjadi.
Memangnya seberapa besar Lubang Ozone di Antartika ?
Lubang Ozone di Antartika pada tahun 2019 adalah yang terkecil sejak gangguan atmosfer yang disebabkan oleh gas CFC yang ditemukan pada tahun 1985. Gas ini dilarang pada 1987 melalui Montreal Protocol 1987.
Menurut penelitian terbaru, hal ini memungkinkan pengurangan Lubang Ozone Antartika dan bahkan pemulihan bertahap dari arus atmosferik di belahan bumi selatan.
Bandung, jumat, 1 Mei 2020
Rizal CJI
Penterjemah
No Responses