Alasan untuk Disiplin


Pendeta Besar John C Maxwell pernah berkata dalam postingannya di instagram pada tanggal 2 Oktober 2019,
“Discipline is a result, of having a reason to be discipline. When you don’t have a reason to be discipline, you are just doing discipline for discipline sake, You’re never going to achieve and do, and stick with, and complete, and finish the task. When a person finds their purpose almost immediately with them, they find discipline. Do fulfill that purpose. If you have no purpose I promise you, you will lack the discipline. So if you want to be discipline, let me ask you a question, Do you know your purpose is? Because it’s the purpose that puts steel in the backbone of discipline”.
Artinya,
“Disiplin merupakan hasil, hasil dari mempunyai alasan untuk melaksanakan disiplin. Ketika anda tidak memiliki alasan untuk disiplin, anda hanya melakukan disiplin demi disiplin saja. Maka anda tidak akan pernah mencapai, tidak akan pernah melakukan, dan terbiasa dan menyelesaikan tugas serta menuntaskannya. Ketika seseorang menemukan tujuan mereka dengan segera, maka mereka menemukan disiplin. Penuhilah tujuan itu, jika anda tidak memiliki tujuan, maka saya janjikan anda tidak akan pernah memiliki disiplin. Jika anda ingin mendapatkan disiplin, izinkan saya mengajukan pertanyaan.
Apakah anda tahu tujuan anda ?
Karena tujuan itulah yang menjadi baja yang menjadi penyangga tulang belakang (punggung) dari disiplin.”
Disini, Maxwell menyampaikan kepada kita bahwa disiplin bukan merupakan suatu proses, melainkan hasil. Hasil dari memiliki alasan. Alasan ini sangat penting sekali, karena alasan itu adalah tujuan yang ingin anda capai, hal yang benar-benar anda inginkan. Hal yang demi mencapainya, anda rela untuk menyiksa (memaksakan) diri dan menderita dalam disiplin.
Dari kecil kita selalu diajarkan untuk disiplin, meskipun tidak jarang kedisiplinan itu hanya bersifat temporer, mungkin itu karena kita tidak memiliki alasan dan tujuan yang jelas untuk disiplin, kita terlalu nyaman dengan keadaan dan malas untuk berusaha.
Bagi orang beragama, terutama Moeslem, disiplin merupakan hal yang wajib. Ada ritual keagamaan yang wajib dilaksanakan 5 kali dalam satu hari yaitu shalat 5 waktu. Kelima shalat tersebut adalah Shubuh, Dzuhur, ‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya.
Masing-masing memiliki niat yang berbeda, jumlah raka’at yang berbeda dan dilaksanakan di waktu yang berbeda pula.
Bagi ummat Islam, shalat merupakan kegiatan sangat teramat penting, sebab shalat merupakan tiang agama dan amalan pertama yang dihitung di akherat adalah amalan shalat. Dari Shalat kita diajarkan untuk disiplin, menjalankannya tepat waktu dan sesegera mungkin.
[ Ashsholaatu ‘imaaduddiiin (Sholat itu adalah tiang agama) ]
Alasan bagi ummat Islam menjalankan shalat adalah sebagai bentuk keimanan dan kepatuhan kepada Allooh SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, alasan ini menghasilkan disiplin, yaitu pelaksanaan shalat 5 waktu tepat waktu.
Jika shalat belum tepat waktu, artinya belum disiplin, jika belum disiplin artinya belum memiliki alasan untuk menerapkan disiplin.
[ Sholat yang dikerjakan diluar waktu yang telah ditentukan adalah tidak syah ]
Selain di bidang agama, disiplin juga dilaksanakan di lingkungan kerja.
Pekerjaan apapun pasti menuntut kedisiplinan dan konsistensi.
Adakah alasan kenapa orang berdisiplin di lingkungan kerja ?
Jelas, mereka ingin menata karir, mereka ingin mendapatkan hasil yang baik dan tentunya disiplin juga mempengaruhi kinerja dan pemasukan mereka, mau tidak mau harus bisa disiplin dan menta’ati aturan yang berlaku.
Sebelum masuk lingkungan kerja, sebenarnya kita sudah digembleng sedemikian rupa sejak sekolah, bahkan prasekolah.
Kita diajarkan dalam sistem sekolah yang sejak masuknya dibatasi oleh jam, kegiatan belajar mengajar, menuntut ilmu, semuanya tidak lain dan tidak bukan untuk mengajarkan disiplin kepada kita.
[ Islam mengajarkan disiplin lewat Sholat sejak usia dini dibawah 7 tahun, bahkan jauh sebelum anak masuk SD ]
Hanya saja, disiplin di sistem pendidikan kurang sempurna. Disiplin diajarkan hanya untuk menjadi disiplin, titik. Padahal disiplin merupakan hasil dari mempunyai alasan untuk disiplin.
Di sekolah, jujur saya pribadi tidak memiliki alasan untuk disiplin, sebab selama nilai saya bagus di rapot, mau berapa kalipun saya terlambat dan senakal apapun saya, saya akan baik-baik saja.
Alasan mendapatkan nilai bagus lebih menarik daripada alasan untuk disiplin.
Jadi, apakah anda sudah mengetahui tujuan anda ?
Bandung, Minggu, 19 April 2020
-Rizal CJI
No Responses