banner 728x90

The Purge : Pembersihan ‘Populasi Manusia’

The Purge : Pembersihan ‘Populasi Manusia’

Pernahkah melihat film ‘The Purge’ di salah satu stasiun televisi swasta ?

Ceritanya adalah kejadian yang (bakal) terjadi pada tahun 2022 di Amerika Serikat.
Sebuah program nasional dimana setiap orang boleh melakukan istilah mereka ‘Pembersihan’ (lock down total ?) yaitu kebebasan bagi setiap individu untuk mengungkapkan segala yang ada dan terpendam dalam jiwa/hati, termasuk mengungkapkan rasa dendam, benci hingga membunuh siapapun yang mereka butuhkan/inginkan.

Waktu untuk melakukan ‘pembersihan’ (perusakan sampai pembantaian) mulai dari pukul 6 malam sampai 6 pagi, selama 12 jam.

[ pesan yang tersirat dalam film tersebut sangat sesuai dengan program utama gerakan organisasi Yahudi internasional, politik global elit Amerika Serikat dan terakhir selaras dengan ungkapan resmi juru bicara pemerintah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang mengatakan bahwa orang miskin adalah penyebar dan penular virus corona kepada orang kaya ]

Jadi semakin jelas terlihat dan terasa bahwa wabah virus corona (diluar urusan takdir Allooh) ada unsur kesengajaan dari para elit dan penguasa dunia (atas nama bisnis dan pengembangan ilmu medis/kesehatan) sengaja mengembangbiakkan virus corona ini untuk tujuan kepentingan dan keuntungan mereka.

Persaingan penguasaan wilayah dan ekonomi adalah hal paling esensial untuk mereka (orang serakah/sombong) lakukan dimanapun dan atas nama apapun.

Barangkali benar tujuan pembersihan lewat (memanfa’atkan) virus corona ini sasaran utamanya adalah orang miskin (dimanapun) yang menjadi (dianggap) pengganggu dan mengancam keberadaan orang kaya.

Apa yang harus secepatnya orang menengah dan miskin lakukan ?

Hanya satu jalan yaitu menganbil alih secara proaktif dan masiv lahan pertanian, hutan, sungai dan laut untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan demi terwujudnya ketahanan pangan dan ketahanan nasional secepatnya.

Era Soekarno sangat mengedepankan penguasaan dan kemandirian para petani, buruh dan rakyat miskin yang sangat bertentangan dengan politik dan kebijakan (elit, bankir Yahudi/Israel) Amerika Serikat.
Hasilnya sangat jelas, Soekarno wajib mereka tumbangkan, sukses.

Kebijakan Soeharto sangat sejalan dengan kebijakan Amerika Serikat, sebagai upeti terbesarnya persembahan gratis ‘Freeport’.

Rakyat banyak dan kecil serta miskin cukup berkutat seputar ideologi komunis versus ‘pancasila’, dimana Rakyat wajib mempelajari-menghayati dan mengamalkan pancasila dengan baik dan benar, sementara para elit politik (penguasa) dan para borjuis pengusaha kaya Indonesia boleh melakukan apapun.

Fakta sejarah, sejak tahun 1970 sampai 1998 hanya segelintir orang saja yang bisa menguasai jutaan hektar lahan/sawah/hutan/gunung/pulau dan laut se Indonesia.

Puluhan bank besar berskala nasional adalah milik para konglomerat atau borjuis Indonesia.
Tahun 1998 lebih dari 80 bank nasional bangkrut total.
Para pemilik bank telah membawa kabur semua uangnya ke luar negeri, mereka simpan di Singapura, China, Eropa dan Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia hanya bisa melikuidasi (merebut) aset-aset fisik belaka.
Hutang luar negeri harus pemerintah dan rakyat Indonesia bayar sampai lunas.

Amboi, sungguh ironis dan tragis nasib perjalanan rakyat miskin yang dominan para petani, nelayan dan buruh bangsa Indonesia sampai sa’at ini.

Itu sebabnya sejak Soeharto berkuasa dan berlanjut pada penguasa setelahnya, kecuali Gus Dur dan Jokowi, selalu kebijakan untuk mendaulatkan kemandirian dan kedaulatan pangan selalu menjadi perhatian dan penanggulangan paling bungsu, hanya jadi komoditas kampanye dan politik belaka.
Anggaran pasti sisa dari semua kementeriaan yang ada.

Para borjuis dan konglomerat serakah, sombong dan jahat sejak era Soeharto berkuasa tentu tidak akan pernah mau berbagi dengan mayoritas rakyat Indonesia yang miskin.

Alhamdulillaah, Allooh SWT menurunkan virus corona ke seluruh penjuru dunia terutama ke Indonesia.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil secepatnya dari serangan Covid-19 ?

Bandung, Kamis, 16 April 2020

Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
UTeuK InterD

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan