banner 728x90

Apa Yang Negeri Paman Sam Inginkan ?

Apa Yang Negeri Paman Sam Inginkan ?

Apa yang diinginkan suatu negara jika sudah merdeka ?

Berbeda-beda, tetapi secara umum pasti ingin memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya dengan baik, menuntaskan kemiskinan dan membawa setiap warga negaranya ke taraf kehidupan yang lebih baik.
Bagi Negara Indonesia setelah merdeka, maka tujuan selanjutnya adalah melaksanakan tujuan negara seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi,
“Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Mulia bukan ?

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Berbeda dengan Indonesia, beberapa bangsa merdeka di dunia ada yang mempunyai tujuan yang lebih besar dari sekedar memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Hal yang lebih besar, entahlah, mungkin mendominasi dunia ?
Bisa iya, bisa tidak.

Seperti negara adidaya dan adikuasa Amerika.

Apa yang sesungguhnya Negeri Paman Sam inginkan ?

Para pembuat kebijakan di Amerika Serikat (AS) sangat menyadari bahwa AS tampil di Perang Dunia sebagai (pengendali) kekuasaan global pertama dalam sejarah. Selama dan sesudah perang, mereka sudah merencanakan konsep untuk membentuk dunia pasca perang.
Para perencana pembuat kebijakan dari Departemen Luar Negeri di Gedung Putih hingga Badan Urusan Hubungan Luar Negeri sepakat bahwa dominasi dan supremasi AS di dunia harus dipertahankan bagaimanapun ceritanya, bisa dengan cara halus maupun cara lainnya.

Rancangan dunia pascaperang ini dinamakan ‘Grand Area’.
‘Grand Area’ adalah wilayah-wilayah yang harus tunduk dan takluk pada kepentingan Ekonomi Amerika.
‘Grand Area’ ini sangat luas, meliputi belahan bumi Bagian Barat, Eropa Barat, Timur Jauh/ Asia Timur, negara pecahan bekas Imperium Britania, Timur Tengah sebagai sumber energi [minyak bumi] tiada tanding dan Negara Dunia ketiga, serta jika memungkinkan seluruh bumi dan segala isinya. Rencana ini telah diimplementasikan pada setiap kesempatan yang memungkinkan.

Setiap negara yang menjadi bagian dari tatanan dunia pascaperang ini diamanati fungsi-fungsi spesifik. Negara-negara industri akan diarahkan oleh “Lokakarya Agung”.
Jepang dan Jerman yang menjadi leading sectornya, mereka telah menunjukan kecakapannya selama perang, kini mereka bekerja di bawah kekuasaan dan pengawasan AS.

Negara Dunia Ketiga akan memenuhi fungsi utama mereka sebagai sumber bahan mentah dan sebagai pasar (konsumen) bagi masyarakat industri kapitalis, sebagaimana mandat dalam memo Departemen Luar Negeri AS 1949. Negara Dunia Ketiga berfungsi untuk dieskploitasi demi rekonstruksi Eropa dan Jepang.

Dalam hal ini, Pemerintah AS menjalankan dua peran utama.
Pertama adalah untuk mengamankan sumber daya yang terbentang dalam ‘Grand Area’. Peran ini menyatakan bahwa Sikap Intimidative (represiv ?) bisa dilaksanakan guna menjamin tak seorangpun atau negara manapun akan ikut campur dalam urusan Luar Negeri AS.
Hal ini juga merupakan salah satu alasan yang menstimulus perngembangan teknologi senjata nuklir di dunia.

Peran kedua adalah untuk mengorganisasikan subsidi publik untuk pengembangan industri high-tech (teknologi-tinggi). Untuk berbagai alasan, sebagian besar subsidi ini digunakan untuk pengeluaran militer.
Pemerintahan AS menggunakan dana publik untuk kebutuhan riset dan pengembangan (research and development), sekaligus membuat pasar bagi produk-produk buangan melalui upaya militer. Setelah produk bisa dipasarkan, sektor swasta akan mengambil alih.
Sistem subsidi publik dan keuntungan swasta itulah yang dinamakan dengan ‘free enterprise’ atau perdagangan bebas.

Perdangan bebas ini membuat sektor ekonomi AS dapat bersaing secara internasional. Sektor-sektor tersebut adalah pertanian/agribisnis, industri high-tech, farmasi, bioteknologi dan lain lain.
Tatanan tradisional harus direstorasi menjadi dominasi bisnis, buruh yang terpecah belah dan lemah, serta beban rekonstruksi yang diletakan tepat di pundak kelas pekerja dan rakyat miskin.

Sumber :
Chomsky, N. (2016). How The World Works (Vol. III). (D. Mawesti, Penyunt., & T. Setiadi, Penerj.) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia : Bentang Pustaka.

Lantas, bagaimana bagi pihak pihak yang menentang rencana Grand Area milik AS ?

To be continued….

Bandung, Rabu, 15 April 2020

-Rizal Ul Fikri CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan