Puncak Ke-Emasan Dunia Digital/Virtual !


Beberapa waktu yang lalu terlibat diskusi atau obrolan singkat dengan beberapa orang.
Saya setuju dengan ada pendapat yang mengatakan bahwa tahun 2039 internet atau dunia digital/virtual/gadget/hp alias dunia maya bakal hilang.
Rupanya penyebaran wabah virus corona yang sangat masiv bergerak sangat cepat ke seluruh penjuru dunia.
Hal ini memaksa seluruh dunia melakukan perubahan dan pengetatan aturan yang sangat ekstrim dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Silaturahim, koneksitas, diplomasi lintas sektor, investasi dan kerjasama ekonomi antar negara dan internasional serta kunjungan wisata merupakan sarana efektif yang semua negara berlomba memberikan ruang dan layanan terbaik.
Hari ini semua berubah total sama sekali.
Hukum dan peraturan sosial sama sekali keluar jalur yang selama ini dianggap normal dan baku.
Bagaimana tidak ?
Pertemuan antar manusia baik yang bersifat religi maupun sosial bahkan formal hampir setiap negara melarang dengan ketat.
Silaturahim religi terbesar dan paling diìmpikan oleh seluruh ummat Islam se dunia yaitu melakukan Ibadah mendatangi dua Kota Suci Makkah dan Madinah terlarang.
Ibadah Haji dan Umroh tahun ini terlarang bagi seluruh ummat Islam se dunia, hanya penduduk Arab Saudi saja yang boleh.
Semua kegiatan bisnis, sosial, kenegaraan, ilmiah, sains dan teknologi, pendidikan dan wisata antar negara terhenti total.
Hampir semua negara menutup diri tanpa kecuali.
Kegiatan yang berbentuk fisik semua terhenti.
Tanpa ada yang bisa memprediksi sampai kapan berakhir.
Apakah implikasinya ketika semua kegiatan dan aktivitas fisik terpaksa terhenti dan dihentikan ?
Hanya satu cara yang bisa manusia lakukan yaitu penggunaan dunia digital/virtual/gadget/maya berbasis internet menjadi tumpuan utama dan semua negara memberlakukan ini semua.
Sebelum datang dan menyebarnya wabah virus corona, covid-19, semua negara berlomba mengkampanýekan penggunaan semua sektor dengan digital, digitalisasi kehidupan.
[ terjadi pro dan kontra ]
Namun efek dari wabah virus corona semua tanpa pemaksaan menggunakan dunia digital untuk menggantikan aktifitas fisik.
Seolah begitu semua kegiatan beralih ke dunia digital menjanjikan semua urusan dan persoalan menjadi lebih cepat dan mudah teratasi.
Benarkah ?
Ternyata, begitu semua orang se dunia sangat bergantung pada dunia digital mengakibatkan kemacetan dan padatnya jalur internet.
Apapun yang ada di dunia ini mempunyai keterbatasan dan titik lemah.
Semua orang ingin cepat dan paling terdahulu.
Akibatnya dunia internet bakal mengalami kesulitan dan masalah sangat besar dan serius.
Hukum alam berlaku pada bidang apapun.
Semua orang menuju dan menggunakan internet dalam waktu dan masa yang bersamaan.
Jelas dan pasti hasil akhirnya adalah kemacetan yang luar biasa pada jaringan internet.
Begitu kemacetan terjadi di seluruh dunia, maka akibat terberat/terfatal adalah segala urusan mengalami keterlambatan.
Keterlambatan otomatis menimbulkan kerugian dan kerusakan pada semua sektor.
Hari ini saja sudah terjadi, lambat namun pasti segala pertemuan fisik sudah mulai tidak boleh dari mulai himbauan sampai pelarangan.
Alasannya semua bisa lewat digital/virtual atau online.
Masalah kemudian adalah begitu dunia online sudah tidak bisa lagi mengatasi masalah secepatnya karena keterlambatan atau lemot bahkan nge-hang, inilah titik akhir dan secara alamiah/natural semua manusia kembali akan meninggalkan dunia internet &/ digital/virtual/gaďget dan online.
Semua akan kembali lagi kepada fitroh sejati manusia sebgai makhluk sosial.
Manusia kembali ke fitroh yang butuh saling sentuh, bicara bersama, ketawa bersama, bekerja bersama, kumpul bersama dan hidup sebagai makhluk hidup.
Bukan hidup laksana mesin dan robot.
Bandung, Jum’at, 10 April 2020
Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
UTeuK InterD
No Responses