banner 728x90

Kanibalisme Di Dunia Elektronik Sudah Lazim

Kanibalisme Di Dunia Elektronik Sudah Lazim

Kanibalisme, pikiran orang-orang langsung menuju ke hal yang negative, kejam, menjijikan dan hewani. Yaa, kanibalisme di dunia makhluk hidup memang mengerikan karena merupakan kegiatan memakan sesamanya. Manusia memakan manusia, Ular memakan Ular dan masih banyak lagi. Dalam perkara benda mati, kanibalisme bisa menjadi sebuah cerita yang berbeda.

Mengerikan ?

Bisa iya, bisa tidak, lebih cenderung ke tidak siih.

Pada tanggal 27 Maret 2020, lampu baca nenek saya mati, sudah mati sejak tanggal 13 Maret 2020. Nenek saya rewel dan resah sebab tidak bisa membaca, sebab lampu besar yang terpasang di ruang tamu yang biasa dinyalakan di saat petang mati. Sebagai penghuni rumah, terutama bagi lelaki (saya tidak bermaksud menjadi patriarki) wajib kiranya minimal mampu memperbaiki rumah dan seluruh isinya. Tidak perlu ahli atau mahir, minimal bisa. Kita tidak perlu mampu membangun rumah dan menjadi ahli Teknik sipil, tetapi minimal bisa mengganti genteng, atau sekedar bantu bantu memperbaiki rumah. Kita tidak perlu menjadi ahli teknik elektronika, tetapi minimal bisa nyambung kabel alat elektronik yang mati di rumah atau memberikan diagnosis kerusakan pada alat, meskipun pada akhirnya bukan kita yang memperbaiki secara total. Itulah kecakapan dasar tingkat minimal di rumah saya.

Jadi, bermodal mesin pencarian “google”, saya mempelajari lampu nenek saya yang rusak. Ternyata lampu tersebut adalah jenis Lampu Neon TL Phillips 40 Watt. Lampu Neon adalah lampu lucutan gas mempergunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa sehingga mampu mengeluarkan cahaya yang terang. Lampu neon sendiri merupakan pengembangan dari lampu pijar yang menghasilkan sinar lampu yang lebih terang, lebih hemat dan tahan lama.

Hal pertama yang saya lakukan adalah membuka lampu dari dudukan lampu. Lalu menempelkan test pen ke dudukan untuk mengecek arus listrik yang mengalir. Jika ada aliran listrik, maka lampu di test pen akan menyala, jika tidak ada aliran listrik, maka test pen tidak menyala.
Benar saja, di salah satu kutub dudukan test pen tidak menyala. Alhasil saya bisa memberi diagnosis pertama, masalahnya di dudukan bukan di lampu, sebab lampu masih relatif baru, sebab belum genap berusia 4 bulan terpasang.

Kebetulan di siang hari, datang paman saya ke rumah untuk istirahat. Beliau membantu saya membongkar dudukan. Dudukan lampu atau fitting lampu adalah sebuah alat listrik yang berfungsi untuk mendistribusikan arus listrik dari rangkaian listrik ke lampu (selain berfungsi sebagai tempat dudukan lampu).
Dudukan lampu yang digunakan untuk lampu nenek saya, masih menggunakan tipe lama, belum diganti sejak 1965. Masalahnya relatif kecil, hanya 1 komponen. Komponen lainnya masih dapat berfungsi. Daripada membeli dudukan baru, maka saya dan Paman saya sepakat untuk melakukan kanibal komponen dari dudukan lampu di kamar belakang yang sudah tidak digunakan.

Jujur saya merasa keren melepas dan membongkar komponen menggunakan obeng, sebab saya bukan anak teknik, serasa engineer padahal bukan. Lalu menyambungkan komponen ke dudukan lampu nenek saya dibimbing oleh paman saya. Terakhir, lampu dipasang ke dudukan. Voila, lampu menyala dan masalah selesai.

Jadi, meskipun tidak mahir penting bagi kita untuk bisa melakukan hal terutama dalam urusan rumah dan isinya. Walaupun belum bisa, maka belajarlah, segala sesuatu bisa dipelajari.

Sumber pembelajaran bisa didapat dari mana saja asal mau bergerak dan berusaha. Jadi, intinya adalah mau atau tidak mau, bukan urusan bisa atau tidak bisa.

“There is a will, then there will be a way.”

Cimahi, Jum’at, 27 Maret 2020

-Rizal CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan