Refleksi Isro Mi’roj: Keterpurukan Menuju Kebangkitan


Hari Minggu tanggal 22 Maret 2020 bertepatan 27 Rojab 1441 Hijriyyah merupakan Hari Peringatan Isro Mi’roj bagi ummat Islam.
Perjalanan Horizontal
Rosululloh Muhammad SAW pada malam hari Senin 27 Rojab tahun 621 Masehi telah diperjalankan oleh Allooh dari Masjidil Harom Makkah menuju Masjid al-Aqsho Palestina menggunakan kendaraan ‘berkecepatan cahaya’ bernama ‘Buroq’.
Perjalanan dari Makkah ke Palestina ini masih merupakan perjalanan normal karena siapapun bisa melakukannya, maka saya istilahkan ‘perjalanan horizontal’.
Sifat perjalanan ini masih normal pada bidang datar dari satu tempat di dataran.
Permasalahan utama adalah perihal ‘kecepatan’ jarak tempuh yang tidak masuk akal/rasio dan kultur tidak bisa menerima.
Perjalanan Vertikal
Perjalanan Vertikal adalah proses perjalanan dan jarak tempuh dari titik ‘take off’ terbang Masjid al-Aqsho Palestina di daratan Bumi ke luar angkasa menembus atmosfir, ozon, langit lapis ke 1 sampai ke 7, berakhir di Sidrotul Muntaha untuk bertemu Allooh SWT dan menerima perintah menjalankan ‘Sholat Lima Waktu’.
Perjalanan ini merupakan perjalanan luar angkasa yang tidak bisa dilakukan oleh manusia dan bersifat vertikal karena pola geraknya langsung terbang ke atas.
Apa esensi dari Perjalanan ‘summa spektakuler’ Horizontal dan Vertikal bagi ummat Islam dan manusia ?
Bagi saya kedua perjalanan ini sangat penting dibedakan karena memiliki makna yang berbeda satu sama lain
[ padahal Allooh SWT dengan sangat mudah untuk langsung memperjalankan Rosululloh Muhammad SAW ke luar angkasa, diangkat seperti halnya Nabi Isa AS ]
Pertama, perjalanan horizontal mengajarkan dan menegaskan pada kita bahwa perjalanan ini ril dan bisa semua orang lakukan.
Bukan hanya Rosulullooh.
Artinya setiap orang yang punya kemauan dan keinginan bisa lakukan.
Sedangkan perjalanan vertikal mengajarkan kepada kita semua bahwa untuk bisa melakukan sesuatu yang Maha Spektakuler dan Luar Biasa tidak bisa semua orang lakukan.
Ada prosedur dan SOP khusus yang menjadi hak khusus Allooh SWT.
Kedua, hal ini yang paling menarik dari kedua perjalanan tersebut (horizontal dan vertikal) yaitu adanya kecepatan.
Artinya ummat Islam dimanapun bakal mencapai kesempurnaan atau pencapaian tertinggi dan maksimal hanya dengan kecepatan tinggi yang tidak normal dan tidak biasa, itulah percepatan.
Hari ini bangsa Indonesia khususnya ummat Islam lagi terpuruk dan menderita, belum usai keterpurukan yang melanda (sejak VOC Belanda, Jepang sanpai Krisis Moneter) sudah datang pula serangan wabah pandemik virus corona ‘covid-19’
[ semua negara terancam virus corona serang ]
yang belum jelas sampai kapan bisa berakhir.
Hanya satu yang bisa kita lakukan bersama sebagai bangsa Indonesia yaitu percepatan penanggulangan dan pemutus sebaran virus corona di seluruh wilayah Indonesia.
Semoga Allooh membukakan mata hati seluruh komponen bangsa Indonesia supaya sadar bahwa percepatan Penanggulangan dan pemutusan sebaran virus corona ‘covid-19’ adalah tugas kita bersama untuk cepat mengubah keterpurukan menjadi kebangkitan , semoga, aamiiin.
Bandung, Minggu, 22 Maret 2020
27 Rojab 1441 Hijriyyah
Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW
Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
No Responses