Pembelajaran Praktek Komunikasi Bisnis di Travel; Dialog & Table Top


Salah satu karakteristik pelajar yang baik adalah yang senantiasa belajar sepanjang waktu. Konteks belajar tidak hanya mencari ilmu dari membaca buku ataupun teori. Praktek/ melakukan juga merupakan pembelajaran. Sering kali, pembelajaran di lapangan jauh lebih berguna dibandingkan dengan pembelajaran teori, sebab segala hal bisa terjadi di lapangan, tidak mutlak seperti teori.
Salah satu pembelajaran terkait Pemasaran Pariwisata yang dialami oleh mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Tama Putera Wisata adalah menghadiri Table Top.
Pada hari Selasa, tanggal 10 Maret 2020, diadakan Direct Promotion, Travel Dialog & Table top di Hotel Aston Tropicana Jl Cihampelas No. 125 Bandung.
Acara dilaksanakan pukul 13.00 hingga pukul 17.30.
Table Top adalah forum bisnis yang dirancang untuk mempertemukan antara pelaku industri pariwisata daerah pelaksana (sellers) dengan pelaku industri pariwisata daerah tujuan (buyer).
Acara Table Top ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, dihadiri oleh 45 Stan yang terdiri dari hotel, toko oleh-oleh dan biro perjalanan wisata yang beroperasi di Yogyakarta yang bertindak sebagai sellers.
Terdapat 72 Travel Agent di Kota Bandung yang menghadiri acara Table Top yang bertindak sebagai buyer. Meskipun penjualan saat ini bisa dilaksanakan menggunakan email dan media sosial, tetapi hubungan langsung antar Komponen Pariwisata akan lebih baik, sebab dapat meminimalisir kemungkinan “membeli kucing dalam karung” yang tentu saja akan merugikan wisatawan.
Dalam kegiatan Table Top ini bentuk kegiatannya adalah para seller dalam hal ini pemilik usaha akan ditempatkan pada meja dan buyer akan berkeliling dari satu meja ke meja yang lain dengan waktu yang telah ditentukan oleh panitia yaitu lima menit. Selama berhadapan dalam satu meja para seller mempresentasikan produk mereka dan menawarkan paket kepada para buyer yang kebanyakan dari travel agent. Dalam setiap menit kunjungan di setiap meja seller merupakan pembelajaran.
Itu melatih kemampuan kita dalam mendengarkan, menyimak dan menyortir informasi yang kita butuhkan. Saat mendatangi stan hotel kita harus bisa menggali alamat hotel, jumlah kamar, jenis kamar (deluxe, superior,junior suite), luas kamar dan harga.
Waktu sangat terbatas, sehingga sebisa mungkin bisa menggali informasi yang dibutuhkan. Agar bisa mendapatkan informasi, kuncinya adalah komunikasi. Di dunia pariwisata, sebelum masuk ke komunikasi verbal harus melewati komunikasi non verbal terlebih dahulu, yaitu melalui penampilan. Penampilan tidak harus necis dengan berbagai perhiasan, cukup tampilan sederahana asalkan rapi dan enak dipandang. Kuncinya adalah terlihat meyakinkan. Urusan bisa atau tidaknya urusan nanti.
Acara diakhiri pukul 17.30 dengan makan bersama, disinilah komunikasi bisnis yang sebenarnya dimulai. Bagaimana kita bersosialisasi, bertukar informasi, menjalin relasi dan bertukar nomor kontak. Jadi, segala hal bisa dihitung sebagai pembelajaran, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Bandung, Kamis, 12 Maret 2020
- Rizal CJI
No Responses