banner 728x90

Udara Dingin AC VS Udara Dingin Alam(i)

Udara Dingin AC VS Udara Dingin Alam(i)

AC, berasal dari bahasa Inggris yaitu Air Conditioner atau penyejuk udara. Bagi orang Indonesia, pelafalan AC biasanya “A se”, jadi bukan “A Ce” maupun “Ei Si”. Setengah-setengah, A nya bahasa Indonesia, C nya, C Belanda yang dilafalkan “Se”.
Jadi, AC / Penyejuk Udara adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk mengatur suhu udara dan kelembaban suatu area.

Umumnya di Indonesia, AC digunakan untuk mendinginkan dan menyejukan ruangan. Indonesia merupakan negara tropis yang ditandai dengan lokasinya secara geografi berada di garis equator/khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia mendapatkan cahaya matahari sepanjang tahun, sehingga menyebabkan suhu udara tinggi dan memiliki cuaca panas hampir sepanjang tahun.

Kondisi ini menyebabkan permintaan AC yang tinggi di Indonesia.
Secara umum, cuaca di Indonesia ‘Panas’ dan ‘Lembab’, terutama di daerah pelabuhan macam Jakarta dan Surabaya. Disini AC menjadi barang penting yang nyaris wajib ada di hampir setiap bangunan.
Hotel, Kantor, Gedung dan Rumah hampir semua memiliki AC. Meskipun untuk rumah dan kantor, tidak semuanya menggunakan AC, sebab biaya pembelian, pemasangan dan perawatannya lumayan mahal.

Pertanyaannya, bagaimana AC bisa membuat udara menjadi dingin ?

Menggunakan ‘Refrigerant’, suatu fluida yang mengalir dalam sistem AC.
Refrigerant berfungsi sebagai fluida yang digunakan untuk menyerap panas dari udara pada ruangan, sehingga suhu di dalam ruangan menjadi suhu rendah/dingin.

Dengan rumus fisika dan beberapa komponen, hal ini bisa dilakukan. Komponen-komponen tersebut adalah Kondensor, Kompresor, Pipa Kapiler dan Evaporator.

Kondensor merupakan alat yang berfungsi sebagai penukar kalor, mengubah refrigerant dari wujud gas menjadi cair serta menurunkan suhu refrigerant.
Kompresor berfungsi sebagai pusat sirkulasi, mengedarkan dan memompa refrigerant ke seluruh bagian AC. Evaporator mengalirkan dan menyerap panas dari udara ke dalam refrigerant.

Jadi, Refrigerant ditekan oleh kompresor sehingga temperatur dan suhunya naik, lalu berubah wujudnya menjadi gas.
Lalu refrigerant dikirim ke kondensor yang berfungsi sebagai penyerap panas, sehingga berubah wujud menjadi cair dengan tekanan dan temperatur yang tinggi.

Refrigerant melalui berbagai proses di komponen AC hingga ke Katup Ekspansi untuk dikabutkan dan diturunkan temperaturnya. Setelah itu refrigerant menuju ke evaporator untuk menyerap panas pada udara, sehingga temperatur udara memjadi dingin.
Siklus ini terjadi berulang-ulang ketika sistem AC hidup.

Dengan AC, udara menjadi dingin, tetapi dingin tidak hanya bisa dicapai melalui AC.
Pada dataran tinggi, kita juga bisa merasakan udara dingin, seperti di Dieng.
Di Dieng, udara bisa mencapai suhu minus.

Selain di Dieng, Indonesia memiliki Jawa Barat. Jawa Barat memiliki banyak dataran tinggi yang sejuk.

Apa yang membedakan efek dingin dari AC dan efek dingin dari dataran tinggi (alamiah) ?

AC bisa membuat dingin berkat refrigerant, ini merupakan zat kimia dan melalui proses fisika.

Sedangkan dingin di dataran tinggi, selain disebabkan oleh tekanan dan ketinggian, dingin dihasilkan dari hasil fotosintesis pohon. Fotosintesis pohon menghisap CO2 dan melepaskan gas O2, ini sangat baik untuk kesehatan.

Dataran tinggi biasanya dikelilingi oleh banyak pohon, jadi meskipun dingin, dinginya sejuk dan nyaman ke kulit serta tidak berbahaya.
Sistem AC menyerap kelembaban ruangan juga kelembaban pada kulit, sehingga membuat kulit kering.
Kulit kering dapat menyebabkan iritasi dan keriput.

Pada beberapa orang, ruangan ber-AC dapat menyebabkan sakit kepala, masalah pernapasan bahkan flu dan pilek. Seiring berjalannya waktu, orang yang sering menghabiskan waktu di ruangan ber-AC dapat mengurangi kemampuan untuk mentolerir panas.

Masa iya orang Tropis gak Kuat Panas,
Apa Kata Dunia ?

Terakhir, penggunaan refrigerant pada AC melepaskan gas CFC ke udara, yang dapat merusak ozone (O3).
Ozone sejatinya merupakan benteng untuk melindungi bumi dari Asteroid, Meteorid, Radikal Bebas Matahari dan segala hal astronomik yang akan menuju bumi dan mengancam kehidupan di dalamnya.

Jikalau dalam setiap hari jutaan ton gas CFC dilepas ke udara dan melubangi benteng ozone kita setiap hari, maka tidak salah jika kita sebenarnya sedang menggali kuburan kita sendiri. Sekian.

Bandung, Selasa, 3 Maret 2020

  • Rizal CJI
banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan