SAMPAH PLASTIK MENJADI FASILITAS BAGI MASYARAKAT


Masalah sampah plastik di Indonesia bukanlah hal yang baru, dikarenakan Indonesia menghasilkan sekitar 3,22 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik. Berkisar 0,48 – 1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan dan yang mengejutkan Indonesia berada pada posisi kedua dalam kategori jumlah polusi laut sampah plastik (juta ton/tahun) setelah negara Cina. Sampah plastik sering dianggap sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena mereka berpikir bahwa sampah plastik akan mudah didaur ulang seperti sampah jenis lainnya, faktanya adalah bahwa sampah plastik menyebabkan masalah dari skala besar hingga mikroskopis.
Setelah mngetahui betapa bahayanya sampah plastik bagi lingkungan sekitar maupun kehidupan, maka salah satu kampus di Kota Semarang yaitu Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) tidak tinggal diam terus berupaya, akhirnya mereka menemukan inovasi yaitu mesin pencacah plastik.
Tapi setelah ditemukannya mesin tersebut masalah baru muncul. Waktu pihak kampus membawa mesin tersebut kepada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sempat ditolak.
Namun pihak kampus tidak menyerah begitu saja, mereka langsung memperbaiki (mesin) hasil cacahan plastik sesuai standar PUPR, akhirnya UDINUS pun dibantu oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dan Balai Litbang Penerapan Teknologi Jalan dan Jembatan yang menjadi supervisi teknis.
Proses pembuatan aspal plastic selanjutmya dilakukan di AMP (Asphalt Mixing Plant). Jenis sampah plastik yang digunakan pun beragam jenisnya antara lain ‘Low Desnity Polyethylene’ (LDPE) yaitu kantong kresek, ‘High Density Polyethylene’ (HDPE) yaitu tutup botol air mineral, dll. Program pengaspalan plastic dikelola langsung oleh Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro dibawah kendali Dekan Fakultas Dr. Ir. Dian Retno Sawitri MT, beliau mengatakan bahwa dalam proses pencacahan dilakukan menggunakan 3 mesin pencacah yang menghasilkan cacahan ideal 3 mm.
Penggunaan plastic sebagai campuran aspal, lanjut dekan akan menambah kekuatan aspal dari kerusakan sebesar 40 persen, jika dibandingkan dengan aspal tanpa plastik.
Sementara itu, Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang menyaksikan langsung hampar aspal plastik mengapresiasi langkah UDINUS. Bahkan, ia berjanji proyek yang diprakarsai UDINUS di Kota Semarang akan dipatenkan dan ditindaklanjuti dalam bentuk pembangunan.
Dia juga mengungkapkan tidak ada masalah dengan biaya yang akan dikeluarkan Pemerintah Kota Semarang dalam proyek aspal plastik.
Semarang, Sabtu, 22 Februari 2020
Aji CJI
No Responses