Menulis, ‘Make Up’ Tanpa Biaya Agar Awet Muda

Oleh : Irvan Achmad Fadilah CJI
Awet muda dan cantik merupakan impian semua wanita sejak dahulu kala. Muda ataupun tua, penampilan adalah hal penting yang selalu diperhatikan, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Maka dari itu, banyak wanita yang berlomba-lomba agar terlihat cantik dan terlihat awet muda dengan memakai sebuah krim kecantikan atau yang sering disebut 'make up'.
Harga dari ‘make up’ pun beragam dan tak jarang yang harganya melebihi cicilan motor perbulan. Tanpa kita sadari, seorang penulis wanita asal Maroko yang lahir tahun 1940 yaitu Fatimah Mernissi, memberikan kita sebuah pengetahuan bahwa awet muda itu tidak perlu membayar.
Fatimah berkata dalam bukunya, Women’s Rebellion and Islamic Memory,
“ Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa! Dari saat Anda bangun. Menulis meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama di atas kertas kosong, kantung di bawah mata Anda akan segera lenyap dan kulit Anda akan terasa segar lagi. Menjelang tengah hari, ia berada pada kondisi prima. Dengan kandungan aktifnya, menulis menguatkan struktur kulit ari Anda. Pada akhir hari, kerut-kerut Anda sudah memudar dan wajah Anda menjadi lembut kembali ”.
Keren bukan ?
Percaya atau tidak, Fatimah Mernissi pun melakukan pengamatan kepada penulis perempuan untuk tulisannya tersebut. Ia berujar,
” Saya tidak tahu apakah Anda menyadari betapa tampak awet muda, bersemangat dan berserinya Nawal E; Sadaawi, Hannaan Al-Syaikh, Assia Djebar, dan Liana Dafr, serta yang lain. Dan kilau rambut mereka, cahaya di mata mereka. Menulislah, saya yakinkan Anda, adalah sebuah mukjizat yang setara dengan segala macam krim awet muda dan perawatan untuk mempertahankan kebugaran.
Nah, jangan katakan bahwa teori saya
“Menulis = Obat Mujarab untuk Awet Muda”
tidak bisa meyakinkan Anda. Saya tidak mempercayai Anda sedikitpun.
Dan mengapa tidak ?
Sebab saya telah mencoba krim maupun menulis.
Saya katakan sungguh-sungguh bahwa menulis lebih berkhasiat.
Apakah hal ini hanya omong kosong belaka ? “
Mari lihat contoh konkret yang ada di Indonesia yaitu Najwa Shihab. Ia berumur 42 tahun, tetapi seperti seorang perempuan yang sedang menjalani studi S1 dengan penuh semangat.
Faktanya, ia seorang penulis dan mungkin menulislah yang menjadi obat mujarabnya terlihat awet muda.
Menulis pun membuat seseorang yang tadinya acuh tak acuh menjadi seorang pembaca yang penuh perhatian. Mustahil jika seorang penulis tidak disertai dengan kebiasaan membaca dan sifat peka terhadap kejadian sekitar. Tak ada tulisan yang berangkat dari kekosongan.
Jika kita telah sadar akan pentingnya menulis dan membaca, maka kita pun akan paham bahwa sebuah kecantikan tidak hanya seseorang yang berhidung mancung, berbadan langsing ataupun berkulit putih (saja), karena hal itu hanya dibuat oleh masyarakat patriarki.
Kecantikan itu bersifat ‘inside-out’ yang mana sebuah sikap yang baik dan positif seharusnya bisa jadi tolak ukur kecantikan. Menulis pun salah satu khasiatnya adalah obat umur panjang.
Tengoklah penulis-penulis yang sudah lama meninggal seperti bung Pram, Achdiat Karta Mihardja, Shakespeare, Dante dan penulis-penulis lainnya yang namanya terus diperbincangkan karena karya-karyanya.
Kata-kata pak Sapardi yaitu “kita abadi yang fana itu waktu”
mungkin akan related pada orang-orang yang menulis.
Sekarang tergantung pilihan anda, ambil ‘make up’ mahal atau yang tidak berbayar ?
Bandung, Kamis, 13 Februari 2020
No Responses