banner 728x90

Jejak Digital ORMAWA KEMA POLBAN

Jejak Digital ORMAWA KEMA POLBAN

Segala sesuatu yang berawal, maka sudah barang tentu pasti berakhir. Konsep awal dan akhir, tidak ada yang abadi di dunia ini, termasuk Masa Jabatan.

Kepengurusan Organisasi Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Polban (Ormawa KEMA POLBAN) periode 2018-2019 sudah resmi berakhir. Seluruh ketua organisasi mahasiswa baik dari Himpunan Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sudah menyelesaikan masa baktinya di organisasi. Kaderisasi dan Regenerasi sudah dilaksanakan dalam rangka menjaga keberlanjutan organisasi. Pemberkasan telah dilaksanakan, laporan-laporan LPJ, SPJ dan urusan perdokumenan sudah dibereskan.

Kadang sering teringat suka duka saat menjabat sebagai ketua, menjadi pejabat tidak semenyenangkan dan sekeren yang dibayangkan. Penuh drama, suka duka maupun pahit getir dalam menjalankan organisasi. Menjalankan Proker, mulai dari menyusun Proposal Pengajuan, Revisian, ‘Ngala’ Anggaran dan Pencairan Dana dengan proses yang berbelit dan birokrasi yang rumit dimana pada proposal harus dibubuhi tanda tangan para pejabat yang berwenang yang alhamdulillah sulit untuk ditemui.

Saat anggaran sudah cair, orang mulai menghilang karena urusan akademik, karir, keluarga dan lain lain. SDM yang menjalankan proker adalah anggota yang benar-benar anggota, menjalankan peran di organisasi dengan baik, memiliki dedikasi, loyalitas dan kebanggaan terhadap organisasi.

Yaaa orang datang dan pergi, sudah biasa, maka yang terkuat akan bertahan. Setelah beres, membuat laporan pelaksanaan terkait penggunaan anggaran dari negara, jujur hal ini menyebalkan, semuanya nampak rumit dan berbelit-belit.
Bisa menjadi tertib administrasi adalah hal terkeren yang bisa dilakukan oleh organisasi selain daripada kontribusinya untuk kampus.

Kadang sering terfikir, apakah ada manfaatnya ?

Yaa secara matematis memang itungannya rugi, kontribusi dan berbagai hal yang dilakukan dibandingkan dengan penghargaan yang didapat. Namun, memang ‘finish line’nya bukan disitu, tetapi bagaimana kita belajar mengambil peran sebagai ketua. Peran kita dalam mengambil keputusan dan bagaimana tanda tangan kita secara hukum mempunyai kuasa terhadap nasib anggota organisasi.

Contoh, di Polban itu untuk mengajukan beasiswa atau ikut ‘student exchange’ (pertukaran pelajar), maka harus melampirkan surat aktif organisasi yang ditanda tangani oleh ketua.
Disini tanda tangan berperan penting, bisa membuat seseorang mendapat beasiswa ataupun menghilangkan kesempatannya.
Lalu tentang bagaimana kita berkomunikasi dengan Pembantu DIrektur, BAAK, Bagian Keuangan Polban, Satpam, OB dan Dosen. Itu semua ilmu yang mahal sebab tidak diajarkan di dalam kelas.

Teori Komunikasi Bisnis tidak berguna jika hanya dipelajari di dalam kelas, sebagai ketua, ini merupakan praktek lapangan.
Maka dari itu, kembali ke sifat dasar manusia yang senang meninggalkan jejak.

Jadi pada tanggal 16 Februari 2020, ORMAWA KEMA POLBAN melakukan foto studio di JONAS PHOTO Jl. Banda No.38. Yaa, perjalanan yang indah, cukup dikenang, tetapi tidak untuk diulang.
Kita tahu tujuan dari Perguruan Tinggi adalah agar bagaimana mempersiapkan bagaimana mahasiswanya bisa hidup di Masyarakat, salah satunya dengan (aktif) organisasi. Dengan menjadi ketua, meskipun tidak banyak, saya merasa mendapatkan bekal bagaimana menjadi pejabat, meskipun masih dalam ruang lingkup yang kecil.

Kami Pamit.

Cimahi, Senin, 17 Februari 2020

  • Rizal CJI
banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan