Banjir dan Sampah, Duet Maut Barokah Atau Musibah ?

Solusi Kang Zaki
Darimana banjir berasal ?
Antara banjir biasa dan banjir luar biasa ‘bandang’
Air yang turun dari langit adalah sebuah anugerah yang Allooh turunkan untuk menghidupkan makhluk yang belum hidup.
Air hujan yang turun di atas bukit dan gunung sekitar 75% langsung diserap oleh pohon dan tumbuhan untuk kemudian disimpan di dalam tanah sebagai cadangan air untuk kehidupan makhluk hidup, terutama manusia.
Sekitar 25% sisanya langsung ‘run of’ turun langsung ke bawah.
Begitu manusia yang serakah mengganti jutaan pohon yang tertanam kuat pada gunung, bukit dan tebing dengan tumbuhan semusim berupa sayuran dan tanaman kecil, maka air hujan yang bisa diserap hanya 50% saja, setengahnya lagi lari ke daerah yang lebih rendah.
Manusia serakah, atas dalih pembangunan perumahan/permukiman dan pendirian pabrik/industri, terjadilah alih/ganti fungsi lahan besar-besaran dengan menebang dan memusnahkan jutaan pohon yang tertanam dan hidup permanen di gunung, bukit dan tebing, maka air hujan yang bisa terserap hanya tinggal 25% saja, sedangkan 75% bahkan lebih langsung turun dan mengalir ke dataran rendah.
Banjirpun menjadi sebuah keharusan yang menggerus tanah, pohon dan apapun yang ada di sekitarnya menuju sungai-sungai yang mengalir di bawahnya.
Manakala intensitas curah hujan tinggi dan konsisten kompak turun, maka terjadilah Banjir Bandang.
Mem- Bandang (membawa) apapun yang ada dan dia (air) lewati.
Tidak ada seorangpun yang bisa lagi mengarahkan jalan air dan mampu mengendalikannya.
Apakah banjir dan bandang bisa dihindari atau minimal dikurangi ?
Selama ada air hujan yang turun, pasti selalu ada banjir yang menyertainya.
Masalah air hujan yang turun menjadi hanya banjir biasa atau berubah menjelma banjir bandang, kuncinya ada mutlak di tangan manusia, bukan tumbuhan/hewan apalagi air.
Bagaimana caranya ?
Hanya satu cara dan hanya satu-satunya jalan keluar yaitu kembalikan 75% air hujan yang jatuh kepada pangkuan dan serapan jutaan pohon besar yang kokoh beserta tanaman pendampingnya.
Bandung, Jum’at, 17 Januari 2020
Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
No Responses