Si TuMang, Anjing Endemik Gunung Tangkuban Parahu : Antara Legenda, Mitos dan Realita

Perjalanan ‘perburuan informasi penebangan pohon’ di Kawasan TWA Gunung Tangkuban Parahu berbuah cerita dan fakta eksotis tiada terkira.
Legenda bercerita bahwa Sang Kuriang ‘membunuh’ anjing kesayangan Dayang Sumbi, Sang Ibu tercinta.
Walau bukan karena disengaja, namun membuat cerita berbalut duka nestapa dan tragedi asmara tak sampai.
Si TuMang nama anjing kesayangan Dayang Sumbi, yang tak lain dan tak bukan adalah suaminya sendiri, notabene ayah dari Sang Kuriang.
Mitos mengatakan bahwa Ayah Sang Kuriang sejatinya adalah seorang Pangeran yang sedang menjalani hukuman (kutukan ?) Sang Dewa karena melakukan suatu kesalahan yang harus menjelma menjadi seekor anjing bernama TuMang.
Realita, Jum’at tanggal 3 Januari 2020 saya dapat informasi dan fakta terbaru bahwa ternyata di Kawasan TWA Gunung Tangkuban Parahu terdapat anjing endemik yang sangat berbeda dengan anjing-anjing lainnya.
Beberapa pegawai/petugas PT GRPP pernah dalam kurun waktu tertentu sering menemui kawanan anjing endemik tersebut.
Namun sayang, akhirnya anjing endemik tersebut hilang atau musnah dari kawasan karena habis dimakan (dibunuh) macan kumbang dan tutul.
Bahkan salah seorang pegawai PT GRPP sempat memelihara anak anjing endemik tersebut.
Seperti nasib para induk anjing endemik lainnya, anak anjing inipun mati ditangan sang macan.
Apakah *anjing Si tumang* hanya mitos, legenda belaka ?
Ataukah Si Tumang memang benar adanya, anjing endemik Gunung Tangkuban Parahu ?
Bandung, Jum’at, 3 Januari 2020
Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
No Responses