Apakah Era Revolusi Industri 4.0 Dapat Menghantarkan Generasi Milenial Menggapai Indonesia Emas 2045 ?

Selamat datang di era distrupsi, era revolusi industri 4.0 telah membawa banyak perubahan pada dunia. Perubahan yang terjadi sangat cepat dan tidak hanya mempengaruhi dunia industri, termasuk dunia pendidikan menjadi salah satu dunia yang terdistrupsi.
Untuk menaklukan era ini dibutuhkan strategi, maka dari itu Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jawa Barat bersama Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Refleksi Akhir Tahun lewat Seminar Nasional Hasil Riset dengan tema “Model Kepemimpinan Pendidik di Era Industri 4.0 Guna Mendukung Ketahanan Nasional”.
Seminar ini dilaksanakan di Isola Resort UPI Bandung pada tanggal 31 Desember 2019. Menghadirkan para nara sumber Kolonel Hikmat Zakky Almubaroq, S.Pd., M.Si. sebagai peneliti, Prof. Dr. Bunyamin Maftuh selaku Direktur Karir dan Kompetensi SDM Kemendikbud, Prof. Dr. Cecep Darmawan mewakili LPPM UPI dan Juli Wahyu Pari Dunda, ketua Forum Perlindungan Pendidik Indonesia menjadi pembicara dalam Seminar ini.
Inti dari acara ini adalah pemaparan hasil riset sebagai media penyusunan strategi untuk dunia pendidikan agar bisa menjadi lebih baik demi mendukung Ketahanan Nasional.
Anda tahu bedanya pertahanan dan ketahanan ?
Menurut Kolonel Zakky, pertahanan adalah suatu aksi dalam bertahan dan menyerang, menghambat serangan musuh. Sedangkan Ketahanan adalah suatu sistem imunitas dalam menghadapi ancaman yang ada.
Mengapa suatu negara harus mempunyai ketahanan ?
Indonesia merupakan suatu negara di dunia yang menjadi pusat jalur perdagangan dunia. Hal ini memberikan banyak potensi maupun tantangan. Dari China ada politik luar Negeri “China Dream” atau proyek OBOR sedang dari Amerika ada “America First” dimana menciptakan “trade war”.
Sudah ada lebih dari 20 negara di dunia yang hampir tumbang sebagai hasil dari “trade war” ini. Di tingkat regional Indonesia digempur dengan pasar bebas MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dan pasar bebas Asia Pasifik. Untuk itu dibutuhkan Ketahanan Nasional untuk bertahan, agar 10 atau 20 bahkan hingga 30 tahun ke depan Indonesia masih berdiri dan bangsanya masih tetap mencintai NKRI.
Untuk mencapai hal tersebut, maka pendidikan merupakan garda terdepan, hal diatas dapat dicapai jika dunia pendidikannya baik. Sebab pendidikan adalah kunci pembentukan karakter Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia adalah unsur terpenting dalam Ketahanan Nasional.
Apa itu Pendidikan ?
Pendidikan adalah suatu kegiatan ‘transfer of knowledge’ dimana dampak yang diharapkan ada dua yaitu pemberdayaan dan pembudayaan. Artinya jika tidak memberdayakan bukan pendidikan dan jika tidak membudaya bukan pendidikan. Inti dari pendidikan adalah agar bisa membuat orang hijrah menjadi lebih positif.
Sayangnya dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. Ada berbagai permasalahan dari mulai narkoba, korupsi, hoaks, pencemaran nama baik, ‘hate speech’ dan masih banyak lagi.
Kolonel Zakky melakukan riset dan mempunyai model pendidikan yang bisa mengcounter permasalahan pendidikan. Model pendidikan yang dimaksud adalah berbasis passion, bersifat visioner (dapat melihat kedepan), holistik, integral, komprehensif, kemampuan skenario, kecerdasan Pancasila, toleransi dan berwawan kebangsaan.
Model pendidikan ini diharapkan bisa mengcounter 3 tantangan utama dunia pendidikan yaitu distrupsi milenial, distrupsi teknologi dan distrupsi kompetensi.
Selain daripada itu, unsur pendidikan yang harus diperhatikan adalah tenaga pendidik yaitu guru. Guru harus merdeka, tidak boleh tertekan.
Ada Forum Perlindungan Pendidik Indonesia, jadi guru dijamin haknya oleh konstitusi. Guru harus bisa berani menyuarakan haknya.
Jadii….
Ini semua adalah tujuan negara yang tertuang di Pembukaan UUD 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Jadi dengan segala hal yang terjadi, sudah saatnya pendidikan kita berbenah.
Semoga pendidikan Indonesia bisa berhasil menunaikan misi mencerdaskan kehidupan bangsa agar bisa terwujud Ketahanan Nasional.
Bandung, Selasa, 31 Desember 2019
-Rizal CJI
No Responses