Bela Negara Merawat Alam

Menurut Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 3 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
Artinya setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban dalam melakukan bela negara.
Kenapa negara harus dibela ?
Menurut Friedrich Ratzel “Negara seperti halnya organisme yang hidup, selalu harus tumbuh dan berkembang. Jika tidak tumbuh dan berkembang akan mati”.
Jadi suatu negara bisa tumbuh dan berkembang juga bisa mati. Banyak hal yang bisa membuat negara mati, hal tersebut dinamakan ancaman. Banyak ancaman yang bisa membahayakan negara, mulai dari terorisme, spionase, narkoba, agresi militer dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak ancaman ke suatu negara, bencana alam juga termasuk ancaman yang dapat mematikan suatu negara.
Atas dasar tersebut, dilaksanakanlah acara *Bela Negara Merawat Alam* yang dilaksanakan di Gedung C Pascasarjana Universitas Pasundan Jl Sumatera 41 Bandung.
Acara ini merupakan talkshow obrolan terkait bela negara dan merawat alam bersama Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto (Pangdam III Siliwangi). Ipong Witono (Pegiat Kemasyarakatan), Nyoman Nuarta (Pematung-Budayawan), Dr. Dini Dewi (Wisesa Utama Wantanas UNISBA) dan Dr. Eki Baihaki (Wisesa Utama Wantanas Pasca UNPAS).
Mereka adalah pakar-pakar yang terlibat di Program Citarum Harum.
Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu tanggal 18 Desember 2019 pukul 4 sore dan berlangsung secara langsung melalui siaran Radio Elshinta.
Hal utama yang menjadi pembahasan adalah penanganan permalasahan di DAS Citarum melalui Program Citarum Harum. Program ini dimulai pada 2017 dan ditargetkan selesai dalam 7 tahun. Ini adalah tahun kedua program tersebut, Pangdam memaparkan bahwa target yang ingin dicapai dari program ini sudah tercapai 25%. Pangdam optimis bahwa dengan dukungan dari berbagai elemen di masyarakat dari Pemerintah, Budayawan, Akademisi, Komunitas dan Masyarakat Lokal, Media, Pengusaha dan pihak lainnya program ini dapat diselesaikan dengan baik selama 7 tahun.
Ipong memaparkan bahwa, terlepas dari program Citarum Harum yang sedang berjalan, kita sebagai manusia sudah dan sedang melakukan perusakan terhadap bumi yang kita tinggali. Kita sedang merusak bumi yang akan kita wariskan ke generasi yang akan datang. Hal ini sudah terjadi, kita tidak bisa menyalahkan generasi di masa lalu sebab kitapun terlibat dalam perusakan lingkungan yang terjadi. Hal yang harus dilakukan adalah bagaimana kita bisa saling bekerja sama dalam menyelamatkan lingkungan. Kerusakan lingkungan bisa mengakibatkan bencana alam yang bisa mengancam negara, oleh karena itu bela negara merawat lingkungan perlu dilakukan.
Dr. Dini Dewi menyampaikan bahwa kita sebagai manusia terlalu antroposentris. Kita mengeksklusifkan diri dengan menganggap manusia adalah pusat dari semesta dan puncak tertinggi rantai makanan, hal ini telah membuat manusia tidak sekedar memanfaatkan sumber daya alam, tetapi sudah di level eksploitasi alam. Hal ini juga terkait dengan urusan ekonomi, dimana kebutuhan ekonomi juga membuat manusia mengeksploitasi alam. Sehingga hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan ekonomi, alih profesi, edukasi dan sosialisasi harus dipersiapkan dan dilaksanakan secara matang.
Terkait dengan itu, Dr. Eki menyatakan bahwa kegiatan bela negara harus didasarkan dengan rasa cinta. Sebab jika sudah cinta, pengorbanan seberat apapun akan dilaksanakan dengan penuh sukacita, apapun yang terjadi.
Disambung dengan argument dari Nyoman bahwa lingkungan itu adalah tempat kita hidup dan air adalah sumber kehidupan. Kita seharusnya memuja air dengan cara menjaganya. Manusia itu istimewa, kita adalah mahkluk yang oleh Tuhan diberi akal. Maka sudah sepatutnya kita sebagai manusia bisa bijaksana merawat alam. Pencemaran terhadap air sama dengan pembunuhan kehidupan. Kita rusak alam, maka alam bunuh kita.
Saat ini kita sudah hidup di masa dimana alam sudah tidak mampu lagi untuk memperbaiki dirinya sendiri, maka kita sebagai manusia punya tugas untuk memperbaikinya, minimal menghentikan melakukan perusakan yang terjadi. Melalui bela negara dan rasa cinta kita terhadap tanah air, seharusnya kita mempunyai kepedulian terhadap lingkungan dan mulai melakukan hal yang bisa kita lakukan dalam menjaga lingkungan seperti menghemat air, memisahkan sampah organik dan anorganik dan menanam pohon.
Jadi, jangan biarkan negara yang kita tinggali ini terancam oleh bencana alam, mari kita mulai tumbuhkan rasa cinta kita terhadap tanah, air, lingkungan dan segala mahkluk hidup yang mengisinya dari manusia hingga entitas terkecil.
Mari kita wariskan lingkungan yang layak bagi generasi yang akan datang.
Bandung, Kanis, 19 November 2019
-Rizal CJI
No Responses