Masih Ampuhkah 4 Pilar Kebangsaan Dijadikan Suatu Pedoman Hidup Pada Era Sekarang ?

Pada hari Minggu, 15 Desember 2019, dilaksanakan acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Anggota DPR RI Komisi I, Teh Nurul Arifin, M.Si. di Sinopsis Creative Space Jl Ria No 9 Kota Cimahi.
Dalam acara yang dikemas dengan santai sambil disuguhi es kopi susu untuk menemani Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan pemateri Kang Gilang, Kang Iqbal dan Teh Nurul yang merupakan Anggota DPR RI Komisi I dari daerah pemilihan Kota Bandung dan Cimahi periode 2019 – 2024.
Saat narasumber memaparkan 4 Pilar Kebangsaan tadi siang (Minggu), iseng-iseng saya memperhatikan (kondisi) sekeliling.
Satu dua orang terlihat serius menyimak penjelasan, beberapa main gadget, merokok dan yang lain menutup mulut menahan kantuk, ada juga yang berbisik-bisik ngobrol.
Sebetulnya apa yang ada dalam benak mereka, entahlah.
Pertanyaan ini ada baiknya diajukan sebelum kita membahas 4 pilar kebangsaan, apa penyebab para audiens melakukan hal tersebut.
Langsung ke pokok pembahasan 4 Pilar Kebangsaan yang dijelaskan oleh 3 narasumber dengan pandangan masing-masing :
1. Kang Gilang sebagai alumni dari Universitas Pasundan Bandung dan juga salah satu guru PKN memaparkan tentang 4 Pilar Kebangsaan diantaranya ada :
(1) Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara,
(2) UUD 1945,
(3) Bhinbika Tunggal Ika,
(4) NKRI.
Kang Gilang juga memaparkan isi pembukaan UUD 1945 dengan nada yang cepat, Bhineka Tunggal Ika menjelaskan bahwa kita berbeda tetapi memiliki satu tujuan dan terakhir menjelaskan tentang NKRI seputar bagaimana Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diperjuangkan.
2. Kang Iqbal sebagai narasumber yang mantan aktivis mahasiswa dan sudah menyandang gelar sarjana hukum diperguruan tinggi, sedikit memaparkan tentang perjuangannya dulu 8 tahun kebelakang dimana dia ‘study tour’ ke tempat MPR RI dan (sa’at itu) berteriak dan mengutarakan isi hatinya.
3. Teh Nurul Arifin sebagai pembicara dari Anggota DPR RI yang merupakan pembicara kunci melengkapi apa yang sudah di sampaikan oleh Kang Gilang dan Kang Iqbal.
Teh Nurul sesekali memberikan pertanyaan kepada peserta apa itu 4 Pilar Kebangsaan ?
Apa itu bahagia?
Kenapa Lambang Negara Indonesia Garuda ?
Kenapa Kepala Burung Garuda menengok ke sebelah kanan ?
Teh Nurul menjelaskan toleransi, keadilan dan gotong royong.
Setelah sedikit penjelasan dari 3 narasumber tentang apa itu 4 Pilar Kebangsaan, lalu mulailah pada sesi selanjutnya yaitu tanya jawab.
Sebelum tanya jawab ada beberapa peserta yang sudah mempersiapkan pertanyaan dan ada yang berdiskusi apa yang ingin ditanyakan kepada 3 narasumber yang ada didepan.
Ada beberapa pertanyaan diantaranya :
Apakah lomba cerdas cermat tentang 4 Pilar Kebangsaan mempunyai dampak dan apa dampaknya ?
Kang Iqbal menjawab dengan spontan bahwa “saya baru mendengar adanya lomba cerdas cermat 4 Pilar Kebangsaan mungkin akan dijawab Teh Nurul” ucapnya dengan nada santai.
“Minat baca Bangsa Indonesia (sangat) rendah bagaimana pendapat kalian semua ?”
begitu tanya dia kepada hadirin.
Menurut pendapat Kang Iqbal minat baca Bangsa Indonesia memang rendah, karena kemajuan teknologi yang ada tetapi minat baca Indonesia harus ditekankan dan harus ada arahan dari orang tua.
Pertanyaan dari salah satu peserta untuk Teh Nurul mengenai kenapa film ‘Kucumbu Tubuh Indahku’ dilarang ?
Teh Nurul langsung menjawab dengan tegas bahwa dalam kehidupan memang banyak orang yang seperti itu, tetapi bukan pihak pemerintah yang melarang beredar melainkan kalangan oraganisasi masyarakat (ormas) yang melarang karena dianggap kurang pantas.
“Seharusnya karya-karya seniman Indonesia dihargai jangan dibatasi untuk berkarya”, ucap Teh Nurul.
Bandung, Kamis, 15 Desember 2019.
Ihsan Insani
Citizen Journalism Interdependen
No Responses