Kucumbu Tubuh Indahku Yang Dicekal Yang Berprestasi

Gelaran Festival Film Indonesia (FFI) telah selesai dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12 Desember 2019 dengan meriah. Ada satu film yang merajai FFI 2019 yang menarik perhatian karena sebelum FFI 2019 digelar banyak cibiran dan cekalan dari perkumpulan atau instansi di beberapa daerah di Indonesia. Film tersebut ialah *Kucumbu Tubuh Indahku (KTI)* yang disutradarai oleh Garin Nugroho. *KTI* menggondol delapan piala citra dan termasuk aktor terbaik, sutradara terbaik dan film cerita panjang terbaik.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada hari Minggu tanggal 15 Desember 2019, anggota DPR RI Komisi I periode 2019 – 2024 daerah pemilihan Kota Bandung dan Cimahi, Nurul Arifin, M.Si mengadakan acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang bertempat di Sinopsis Creative Space, Jl Ria No 9 Kota Cimahi.
Pada rangkaian acara tersebut, terdapat sesi tanya jawab, salah seorang anggota Citizen Journalism Interdependen, Irvan Achmad Fadilah mengajukan pertanyaan mengenai Film *KTI* kepada Nurul Arifin yang mana ia sebagai pembicara utama juga seorang mantan aktris kondang tahun 90an yang pernah memenangkan penghargaan aktris terpuji di gelaran Festival Film Bandung (FFB) tahun 1990.
“Bagaimana tanggapan Teh Nurul terhadap film *Kucumbu Tubuh Indahku* yang sempat dicekal di beberapa daerah di Indonesia, padahal isi dari film tersebut merupakan salah satu pilar kebangsaan, yaitu Bhineka Tunggal Ika?” ujar Irvan pada Nurul Arifin.
Nurul Arifin menjawab bahwa “film ini sangat kaya akan budaya Indonesia yang beragam. Film ini tidak berfokus pada karakter utama yang gay, tetapi menyoroti budaya Indonesia yang benar-benar seperti itu adanya yang semakin lama semakin tergerus zaman. Sangat disayangkan banyaknya cekalan-cekalan dari bisa dibilang ormas-ormas yang punya pandangan fanatik buta yang mengerdilkan film ini sebagai film yang negatif”.
Film-film ‘art house’ Indonesia memang seringkali kalah pamornya dengan film-film horror yang tidak jelas dan tidak mendidik, bahkan lebih menonjolkan erotisme daripada kejelasan cerita.
Nurul Arifin pun menutup acara dengan memberikan sebuah pengharapan pada generasi millenial yang hadir agar terus berkreasi, berfikiran dengan cermat dan tidak meninggalkan nilai-nilai dari Empat Pilar Kebangsaan terutama *Pancasila*.
“ *Pancasila* harus dijadikan the way of life oleh kita semua ” tutup Nurul Arifin.
Bandung, Senin, 16 Desember 2019
Irvan Achmad Fadilah – CJI
No Responses