banner 728x90

Kenapa Ummat Islam Di Indonesia Miskin ? (Part1)

Kenapa Ummat Islam Di Indonesia Miskin ? (Part1)

Perjalanan Ummat Islam

Setelah Islam berkembang di Nusantara lewat jasa para pedagang Muslim, maka berduyun-duyun masyarakat Nusantara beralih kepercayaan dan keyakinannya dari agama mayoritas Hindu kepada Islam.

Pada sa’at Kerajaan Hindu menganut sistem ‘Kastanisasi’ dimana manusia dibagi menjadi 4 kasta.
Sehingga hal ini membuat kasta terendah selamanya akan rendah.
Tidak mungkin bisa jadi kasta lebih tinggi, kecuali para petinggi atau rajanya dibunuh.

[ hal ini terjadi pada peristiwa jadi rajanya
Ken Arok ]

Islam tidak mengenal kasta dan pembagian kelas.
Semua manusia harkat dan derajatnya sama dihadapan Allooh.

Jadi bagi seorang Muslim bisa menjadi apapun sesuai keinginan dan cita-citanya.

Datangnya para pemburu harta kekayaan dari Eropa: Inggris, Portugis dan Belanda serta yang lainnya merubah peta politik di Nusantara.

Mereka pada awalnya hanya datang untuk berdagang, akhirnya berubah menjadi ingin menguasai dan berhasil.

Kenapa mereka berhasil menguasai Nusantara ?

Ada dua penyebab utama yaitu :
1. Para ‘Penguasa’ Raja Nusantara sejatinya bersaing satu sama lainnya (sebagai satu kewajaran & alamiah), sehingga sangat butuh bala bantuan yang bisa minimal mempertahankan kekuasaan dan wilayah kerajaannya, maksimal bisa memperluas wilayah kerajaannya (lewat perang tentunya).

Terjadilah ‘simbiosis mutualisma’ yaitu permufakatan saling menguntungkan antara Kerajaan Lokal dengan Bangsa Eropa.
Kerajaan Nusantara dibantu bala tentara dan persenjataan api.
Bangsa Eropa dapat fasilitas barang dagangan utama yaitu rempah-rempah dan penguasaan tanah.

2. Masyarakat Nusantara yang baru beralih sistem hidupnya dari kelas rakyat jelata yang sudah tidak bisa berubah apapun (menerima sebagai kasta terendah bersifat permanen) menjadi masyarakat atau individu yang bebas menjadi apapun.
Sangat disayangkan sekali sebelum masyarakat Nusantara bisa bermetamorfosa yaitu berubah mental dan pola hidupnya.
Bangsa Eropa yang sudah sangat percaya diri dan mendapat kepercayaan dari para raja Nusantara telah berhasil menguasai wilayah Nusantara dan mencengkramkan kekuatan dan kekuasaannya di seluruh pelosok bumi Nusantara.

Maka proses perubahan mendasar bangsa Nusantara tidak tuntas.
Masyarakat Nusantara baru bisa pindah keyakinan dari Hindu menjadi Islam.
Sedangkan ajarannya yang ketika diterapkan seluruhnya bisa membuat masyarakat maju lahir batin dan sejahtera dunia akhirat yaitu menjadi masyarakat yang rahmatan lil ‘aalamiiin
( bermanfa’at dan maslahat bagi seluruh alam )
belum bisa dilaksanakan dengan baik dan sempurna.

Bangsa Eropa sangat cerdas, cerdik dan pandai. Mereka sangat mengetahui kehebatan ajaran Islam bila diterapkan dengan tepat dan berkelanjutan.

Akhirnya mereka dengan sengaja meneliti dan mempelajari ajaran Islam sedetail-detailnya supaya bisa mematahkan kekuatan Islam.

[ salah satunya Snouk Hurgronye ]

Semua titik lemahnya ada di sistem pendidikan.
Mereka sangat faham benar bahwa suatu masyarakat & bangsa bakal cepat maju dan berkembang hanya dengan satu cara yaitu ‘tholabul ‘ilmi’ mencari dan belajar ilmu (pengetahuan).

Hanya satu cara untuk melemahkan ummat Islam yaitu jangan pernah sekalipun diberi kesempatan untuk belajar ilmu Islam dan umum.
Mereka melarang ummat Islam supaya tidak bisa mewujudkan proses belajar mengajar dengan segala cara.

Terbukti, ummat Islam hanya bisa belajar agama Islam di pesantren, itupun hanya bisa dilakukan malam hari, selepas maghrib.

Belanda membuat sekolah hanya untuk kalangan mereka sendiri, kalaupun ada orang pribumi yang bisa sekolah hanya terbatas pada kalangan ningrat, anak raja dan orang kaya saja.

Bangsa Nusantara yang belajar di sekolah Belanda hanya mempelajari budaya mereka, sedangkan budaya Nusantara tidak pernah diajarkan.

Hasilnya sangat terasa sekali begitu Bangsa Nusantara memerdekakan diri menjadi Bangsa Indonesia, setelah penjajah Belanda dan Jepang bisa diusir dari bumi Nusantara, maka yang menjadi pegawai negeri pengelola negara adalah mereka yang mantan pegawai Belanda dan lulusan dari sekolah Belanda dan juga Jepang.

Jadi tidak heran, sifat dan karakter serta gaya menjalankan roda pemerintahannya mengikuti jejak langkah para penjajah.

[ salah satunya KUHP serta hukum formal yang diterapkan di NKRI itu semua peninggalan hukum Belanda ]

Bagaimana nasib ummat Islam pasca kemerdekaan ?

Bandung, Jum’at, 27 September 2019

Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen
CJI

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan