banner 728x90

Sehari, Jelang Tanggal 21 September 2019 !

Sehari, Jelang Tanggal 21 September 2019 !

Saya kasih tema :
“Lingkungan Berdaulat, Masyarakat & TNI Berikat, NKRI Maslahat !”

Mari kita bahas lebih lanjut.
Gapura berbahan asli tanah Nusantara ini adalah murni hasil karya anak bangsa Indonesia.

Bambu adalah jenis tanaman komunal yang tidak bisa hidup sendiri atau direkayasa hidup menyendiri.

Begitu koloni bambu hidup, maka munculah istilah ‘Rumpun Bambun’.
Wajib hukumnya, individu bambu hidup berkelompok. Bambu perdana terus tumbuh dan berkembang untuk akhirnya tua dan tumbang ditelan masa bakti.
Para tunas bambu ‘rebung’ pun telah bermunculan untuk melanjutkan kehidupan berkelanjutan koloni bambu.

Semua bagian bambu memberi maslahat;
Anak bambu bisa dimakan manusia sebagai sumber ketahanan pangan.
Bambu tua (induk/ biang) jelas sangat multi fungsi.

Namun, ada aturan main ‘SOP’ yang harus diikuti oleh manusia sebagai pemilik otoritas ‘pembantaian’ (penebangan) bambu yaitu tidak boleh menebang bambu yang masih muda, pun demikian waktu dan ada bagian bambu tertentu yang harus disisakan.

[ tusuk sate dan tusuk gigi salah satu ‘produk bambu’ ]

Emangnya ‘Bambu’ bermanfa’at ?

Tusuk gigi dan tusuk sate hanyalah sebagian kecil saja manfa’at dari bambu.

Mari kita sedikit bicara yang lebih serius lagi.
Bangsa Indonesia bisa merdeka saja hasil berjuang keras sampai jutaan nyawa melayang.
Belanda dan Sekutu punya persenjataan modern (pada zamannya) terbuat dari besi dan tembaga berpeluru timah dan bubuk mesiu.

Pejuang (tentara) Nusantara hanya sebagian kecil saja yang punya senjata api dan bisa menggunakannya itupun (pasti) hasil ngarebut atau nyuri, sebagian menggunakan senjata tajam (golok, pisau, parang, arit, kujang dan pedang), menariknya semua senjata api dan tajam itu bukan berasal dari makhluk hidup, semua an-organik.

Sebagian besar ‘Pejuang Nusantara’ hanya menggunakan senjata dari makhluk hidup yaitu tumbuhan humanis bernama “Bambu”.
Bambu dewasa ditebang, dipotong yang ujungnya diruncingkan, maka jadilah
senjata bernama “Bambu Runcing”.
Lebih kreatif lagi bambu direkayasa menjadi senjata kecil yang bisa terbang disebut “Busur Panah”.

90% bangsa Nusantara dan bangsa Indonesia sangat yakin, kenal dan percaya sekali pada manfa’at dan kekuatan bambu.

Bagaimana Pemerintah, Masyarakat Dan Generasi Muda Sekarang ?

Pemerintah dari mulai Orde Lama, terkhusus mulai Orde Baru sampah hari ini tidak ada perhatian yang serius, apalagi sengaja berani membuat Perpres khusus tentang percepatan
Re’Hidup’isasi Bambu.

Apa buktinya ?

Sampai detik ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tidak pernah membuat
Pembibitan Khusus Bambu.
Apalagi membagikan jutaan sampai triliunan bibit & pohon bambu pada masyarakat, hanya bermimpi saja pemerintah tidak mampu dan tidak punya.

Masyarakat lebih parah lagi, rumpun bambu yang hidup di kebun dan ladang serta sawah mereka, sengaja ditebang dan dimusnahkan dengan alasan mau dibangun.

Generasi muda dan terutama milenial sudah tidak pernah lihat pohon bambu lagi.
Sebagian penggemar film hanya bisa nonton film kungfu, ninja dan ramboo.

Paling sering, ya lihat sambil main game (mungkin ada bambu digital).

Apakah bambu yang dikenal sekarang hanyalah jadi simbol seremonial belaka ?

Apakah ikatan bambu sebagai perekat utama bersatunya dan kokohnya struktur bangunan (kebangsaan) hanya temporer dan terbatas waktu ?

Apakah bangunan kebersamaan dan sinergitas lintas warga negara hanya dipajang dan jadi hiasan untuk selanjutnya dimusnahkan ?

 

By Zaki CJI
Muhammad Zaki Mubarrok
Citizen Journalism Interdependen

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan