Maggot: Inovasi Biokonversi Sampah Organik Ramah Lingkungan

Siapa yang menyangka bahwa maggot dengan nama ilmiah Hermetia Illucens ini sangat efektif dalam mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga.
Berdasarkan data dan research yang telah dilakukan oleh beberapa ahli dan perguruan tinggi, maggot ternyata memiliki keunggulaan yang begitu besar, selain dapat menjadi biokonversi sampah organik, tentunya dapat menjadi pakan bagi para hewan ternak. Terkhusus pakan ikan dan unggas (ayam).
Hewan menjijikan ini memiliki sebuah prospek yang besar terutama dalam menangani permasalahanan sampah yang terus meningkat setiap tahunnya. Maka tidaklah heran, suatu saat maggot akan “booming” seperti cacing dulu, dengan harga yang melambung tinggi hingga ratusan ribu, tak ayal cacing mengalami over produksi sehingga anjlok pada usaha perekonomian nasional.
Sungguh menyedihkan !! Maka dari itu, disaat membuat budidaya maggot ini harus meluruskan tekad dan niat terlebih dahulu, yaitu ingin mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan pasalnya, 1001 cara telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahanan sampah, namun tetap saja jumlah nya masih banyak karena perspektif masyarakat yang hanya berkutat pada sistem “kumpul-angkut-buang” dan money people oriented yang mendarah daging di kehidupan masyarakat.
Sudah sepatutnya, edukasi diberikakan 3M, Mulai dari sekarang, Mulai dari dini, dan Mulai dari diri sendiri akan membawa pengaruh besar, apalagi dilakukan dengan niat tulus untuk membantu menjaga ekosistem bumi yang juga mendorong terealisasikannya program Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengenai Sustainable Development Goals di tahun 2030, terutama pada program no 15. Life of Land yaitu kehidupan yang nyaman di darat, bebas dari sampah.
Jika menilik kepada proses budidayanya. Maggot ini berasal dari sebuah belatung loh!!namun, belatung ini sangat jauh berbeda dari belatung lain yang sering muncul dari bangkai makhluk hidup, sebab tidak berbau, dan sehat. Siklus hidup maggot tidaklah lama, hanya berkisar 14 hari saja. Ketika mereka “maggott” berasal dari lalat dengan bentuk hitam panjang melakukan proses perkawinan dan bertelur selanjutnya lalat tersebut akan mati. Dalam sekali bertelur dapat menghasilkan ratusan bahkan ribuan ekor bibit magggot sangat fantastis bukan?
Setelah bertelur pada sela-sela kardus, maka langkah selanjutnya harus memindahkan bibit eggies atau telur maggot ke media hidup lain sebelum menjadi pupa, tidak perlu waktu lama dan penanganan yang sulit dalam merawat nya, namun diperlukan ketelitian agar eggies-eggies tersebut menetas. Setelah menjadi belatung berwarna putih kekuningan, maka harus dipisahkan kembali dan dipilah sesuai ukuran kemudian disimpan pada box kontainer atau bak penampungan hingga menjadi dewasa.
Maggot yang sudah dewasa atau telah menjadi prepupa dengan sendirinya akan berubah warna menjadi kehitaman, dan lambat laun akan kembali menjadi seekor lalat. Siklus hidup yang cepat, namun bermanfaat !!
Rizki Karami CJI
No Responses