JELANG PERAYAAN HARI SANTRI NASIONAL

Jelang Perhelatan Akbar
SantriVersary
21 Oktober 2018
Gasibu Bandung
Oleh
Zaki CJI
Soekarno, Semaoen & Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo digembleng jadi ‘Santri’ oleh HOS Tjokroaminoto di Pesantren Bantaran Sungai Kalimas Gang Paneleh VII No 29-31 Surabaya.
Ternyata hasil didikan dan gemblengan dari pondok pesantren itu tidak pernah lekang dan terpisah dari zaman.
Sejarah
HOS Tjokroaminoto adalah cicit dari Kyai Kasan Besari mantu dari Pakubuwana III yang telah berhasil menggelar acara besar pada zamannya yaitu Kasan Besari bersama 500 santrinya melantunkan pujian pada Nabi Muhammad dalam ‘Barzanji’ di Masjid Agung Surakarta pusat Kerajaan Mataram.
HOS Tjokroaminoto telah berhasil menghantarkan ketiga ‘santri’nya menjadi tokoh penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Perjalanan karier mereka;
Semaoen,
1914 masuk Syarikat Islam (SI) pimpinan HOS Tjokroaminoto
1915 bertemu Henk Sneevliet tokoh Komunis Belanda, gabung dengan Indische Social-Democratische Vereeniging (ISDV) Surabaya.
1918 menjadi Ketua SI Semarang bersama Alimin dan Darsono.
1920 bulan Mei tanggal 23 dia mengganti ISDV jadi Partai Komunis Hindia. 7 bulan setelah itu dia mengganti PK Hindia jadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Semaoen jadi Ketua PKI pertama.
Apa implikasinya ?
Bulan Oktober 1921 PKI (Partai Komunis Indonesia) resmi bercerai dengan SI (Syarikat Islam)
Desember 1921 dia pergi ke Moskow, Ketua Umum PKI dipegang Tan Malaka.
Mei 1922 Semaoen kembali ke Indonesia dan kembali jadi Ketua Umum PKI.
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo,
1923 mulai bergabung dengan Tjokroaminoto dan SI, dia berhasil jadi sekertaris pribadi Tjokro.
1929 kebersamaan dengan Tjokroaminoto berakhir.
1945-1949
Aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pada tanggal 7 Agustus 1949 mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
4 Juni 1962 Kartosoewirjo ditangkap oleh Prajurit ‘Maung’ Siliwangi di Gunung Rakutak Jawa Barat dan bulan
September 1962 dia dieksekusi mati.
Soekarno,
pada usia 15 tahun menjadi ‘santri’ Tjokroaminoto dan berhasil diangkat jadi menantunya sekaligus.
Dia sering menggantikan Tjokro menulis di harian ‘Oetoesan Hindia’ dengan nama samaran ‘Bima’.
4 Juli 1927 dia bersama beberapa kawan mendirikan Partai Nasional Indonesia, setelah PKI gagal memberontak pada tahun 1926, bermarkas besar di Regentsweg No 8 Kota Bandung.
1955 PNI berhasil jadi pemenang Pemilihan Umum pertama di Indonesia.
Ada apa dengan Bulan Oktober ?
Apakah sebuah kebetulan belaka Hari Santri digelar di Kota Bandung pada bulan Oktober 2018 tanggal 21 ?
Hari ini
NKRI telah diterpa oleh permainan para pengkhianat negara dengan tujuan mau mengganti Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan ideologi Pancasila dengan Syari’at Islam (NKRI Syari’ah ?) maupun ideologi Komunis (PKI baru ?)
Semoga besok hari Minggu tanggal 21 Oktober 2018 pada peringatan Hari Santri Nasional jadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia sebagai hari dan momentum
“Bercerainya NKRI dari ideologi Syari’ah dan Komunis”
Santri yang dididik & dibina di pesantren selamanya siap dan siaga jadi garda terdepan pemelihara dan penjaga setia NKRI.
Semoga Allooh senantiasa melindungi kita semua yang cinta NKRI, aamiiin.
No Responses