Citarum dan Para Pemainnya

Citarum dan Para Pemainnya
Sungai Citarum,sebuah sungai yang melintang melintasi Jawa Barat dan merupakan kebanggaan masyarakat Jawa Barat karena disinyalir merupakan pusat peradaban masyarakat Jawa Barat pada masa lalu.
Sayang dalam beberapa dekade terakhir kondisinya kian menyedihkan karena para pemaiinya tidak memperlakukannya dengan baik, warga membuang sampah ke sungai, perusahaan membuang limbah ke sungai dan perkembangan tambak ikan (jaring apung) oleh warga lokal dan pendatang.
Pemerintah bukannya menutup mata, dulu sudah ada beberapa program pembersihan Citarum dari Citarum Bestari hingga Citarum Bergetar.Sayang semua program mulia itu tidak dikomandoi dengan baik hingga akhirnya program tersebut hilang tak terdengar.
Pada 2018, Pemerintah bekerja sama dengan Kodam 3 Siliwangi menjalankan Program Citarum Harum yang dikomandoi oleh Pangdam Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo.
Program ini diharapkan mampu menutup segala kesalahan program-program terdahulu.
Jadi pada dasarnya, pemerintah memasukan pemain baru ke Citarum yaitu TNI.
TNI yang saat ini terlihat dalam Citarum Harum dipercaya sebagai motor penggerak dan sudah memulai tugasnya sampai saat ini terhitung kurang lebih 4 bulan.
Mereka melakukan pekerjaan sulit dan berat dari membersihkan sampah, mendidik masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, menertibkan pabrik yang membuang limbah ke Citarum hingga melakukan penyuluhan hingga ke tingkat TK.
Membersihkan sungai bisa dibilang lebih mudah daripada mengubah pola pikir masyarakat. Meski sudah dibersihkan beberapa kali, warga masih saja membuang sampah mereka ke Citarum dengan argumentasi dan alasan yang sangat “jago” (banyak alasan). Permasalahan Klasik dimana mereka tidak mau kehilangan kenyamanan mereka.
Tapi hal yang menarik mereka membuang sampahnya ke sungai karena memang tidak ada tempat sampah yang representatif untuk mereka.
Tambak ikan, sumber uang warga lokal di area Sungai Citarum. Ternyata tambak ikan yang mereka jadikan sumber penghidupan juga menyumbang masalah untuk Citarum.
Itu disebabkan karena kotoran ikan dan makanan ikan dapat mencemari sungai, walaupun tidak se-ekstrim limbah pabrik.
Banyak tambak ikan yang bodong (tidak berpemilik) atau pemiliknya berada di luar kota.
Permasalahan ini sedang dalam tahap pengkajian sebab salah salah menindak bisa mempengaruhi perekonomian warga lokal yang kehidupannya sudah cukup sulit.
Permasalahan besar terakhir “last but not least” adalah Limbah pabrik dan segala muatan kimia berbahayanya, meracuni dan merusak Citarum dengan masif hingga titik terburuk.
Banyak perusahaan yang cukup bodoh beroperasi tanpa mempunyai IPAL yang baik. Hal ini jelas sangat merusak Citarum hingga kehidupan terkecilnya selama bertahun-tahun.
Atas segala kegilaan dan tindakan para pemain di Citarum, maka kita harapkan program Citarum Harum dapat menyelamatkan Sungai Citarum hingga seluruh warganya.
Program ini sudah berjalan selama 4 bulan dan sudah menggaet pihak-pihak besar seperti mahasiswa dan perguruan tingginya hingga Presiden.
Bahkan Presiden sampai mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 15 Tahun 2018 tentang Revitalisasi Sungai Citarum.
Perpres tercepat sepanjang sejarah dalam pengesahannya.
Ini sudah cukup menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani Citarum.
Mari kita kawal dan sukseskan Citarum Harum, bukan untuk saya, bukan untuk anda, tapi untuk pewaris bangsa kita kelak, terimakasih.
Rizal CJI
No Responses