banner 728x90

Lembaga Ekonomi Umat (LEU) MART

Lembaga Ekonomi Umat (LEU) MART

Why Business ?

 

Berpenghasilan Tetap atau Tetap Berpenghasilan?

 

Pertanyaan sulit bukan?Untuk orang orang idealis seperti mahasiswa yang belum mengenal dunia pasti akan memilih berpenghasilan tetap (bekerja) karena meski kecil, lama-lama penghasilan akan bertambah sejalan dengan kenaikan pangkat di perusahaan.

Dan diiringi mimpi mimpi besar untuk bekerja di perusahaan multinasional. Tetapi mereka lupa, setiap saat umur mereka bertambah, semakin tua semakin sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan, hingga akhirnya pensiun. Saat pensiun, sumber penghasilan mereka terhenti karena sudah tidak bekerja.

 

Untuk beberapa kalangan, tetap berpenghasilan (wirausaha) adalah pilihan terbaik. Mereka siap mengambil resiko penghasilan yang tidak tetap, tapi tetap berpenghasilan. Mereka biasanya orang-orang yang tidak suka bekerja dibawah telunjuk orang lain dan berani mengambil resiko untuk menjadi ‘CEO’, Chief Executive Officer

 

Bisnis yang paling mudah adalah berdagang karena resiko kecil dan sistemnya mudah. Besar kecil pendapatan tergantung produk dan keahlian pemasaran.

 

Sayangnya sistem ekonomi negara kita adalah ‘Kapitalis Sekuler’ dimana yang mempunyai modal besar yang mendapat keuntungan paling besar. Dan warga negara kita selalu takut berwirausaha karena terbentur modal yang besar.

 

Dari semua bisnis, saya percaya bisnis terbaik adalah bisnis ritel, mengapa?

Karena bisnis ritel memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dari perlengkapan mandi hingga kopi dan rokok yang jumlah konsumennya besar dan pembeliannya rutin.

 

Di negeri ini, yang menguasai bisnis ritel adalah perusahaan-perusahaan besar seperti Indogroup, Yogya Group, Sampoerna Group (Alfamart) dll. Mereka punya modal yang besar dan gerai yang banyak.

 

Tidak semua warga negara bisa bermain di bisnis ritel bernama (bermerek) besar seperti yang saya sebutkan di atas karena butuh modal yang besar.

Tetangga saya saja menghabiskan kurang lebih Rp600 juta untuk ikut ‘franchais’ Indomaret di Cileunyi.

Modal yang fantastis bukan?

 

Warga lokal yang bermain di bisnis ritel banyaknya berbisinis warung konvensional, dimana harga barangnya lebih mahal dari minimarket sebab tidak langsung mengambil dari pabrik. Mereka bermain di bisnis ritel karena modal mereka terbatas. Dan sedihnya, keberadaan minimarket seperti Indomaret, Yogya Mart, Alfamart dan sebagainya menggerus keberadaan warung tradisional.

 

Dilihat dari berbagai aspek, maka banyak faktor yang menyebabkan warung konvensional kalah bersaing dengan minimarket. Dilihat dari harga barang yang lebih murah karena mereka langsung mengambil dari pabrik, ruangan ber AC, kenyamanan dan keleluasaan dalam belanja, kelengkapan barang dagangan, kualitas pelayanan, kualitas sistem keuangan, sistem IT, sistem manajemen, sistem Planogram (tata barang), sistem gudang dll. Mereka benar-benar memberikan kenyamanan dalam berbelanja.

Jika dibiarkan, maka ketimpangan ekonomi akan terjadi, orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin akan semakin miskin.

 

Kita membutuhkan sistem dimana orang berekonomi menengah kebawah bisa terlibat dalam bisnis ritel dengan modal yang tidak besar. Bisnis ritel yang ada saat ini juga tidak memberi jalan atau akses terhadap produk UMKM, sehingga tidak berkembang. Para pengusaha bisnis ritel lebih memilih menjual produk pabrikan sebab pabriknya hingga bahan mentahnya milik mereka. Jadi buat apa mereka repot repot menolong UMKM yang bukan produk mereka. UMKM bisa melakukan produksi, tapi sulit menjual hingga akhirnya bisnisnya mati.

 

Produk UMKM akan kalah oleh produk pabrikan yang jumlahnya banyak dan sudah dikenal di masyarakat. Kita membutuhkan sistem ekonomi kerakyatan dimana semua rakyat bisa terlibat dalam perekonomian agar negara ini tidak selamanya miskin.

 

Alhamdulillaah, sekarang telah muncul gerakan ekonomi berbasis kerakyatan, keummatan dan kemandirian yang telah digagas oleh H. Sutrisno Lukito (Seorang Pengusaha Sukses) dan didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang bernama

Lembaga Ekonomi Umat (LEU) lebih dikenal dengan

LEU MART

 

Semoga Leu Mart diridhoi dan dimudahkan oleh Allooh jadi kekuatan ekonomi baru bangsa Indonesia, wabil khusus percepatan kemajuan ekonomi umat Islam aamiiin.

 

Bandung, 9 September 2018

Rizal CJI 04

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan