Sultan Agung bingung bagaimana caranya menghancurkan kekuatan VOC Belanda

Sultan Agung bingung bagaimana caranya menghancurkan kekuatan VOC Belanda…. akhirnya ditemukanlah cara paling efektif yaitu meracuni sungai yang mengaliri benteng Belanda dengan mengikat bangkai binatang di dalam sungai, sehingga sungai teracuni bakteri menyebabkan pasukan Belanda termasuk Jenderalnya mati karena bakteri diare.
Ada hal yang paling menarik dari fakta sejarah tersebut yaitu ‘meracuni’ sungai jadi strategi paling efektif untuk menganghancurkan musuh (VOC).
Sekarang bayangkan, sudah puluhan tahun Sungai Citarum juga ‘diracuni’ dengan berbagai racun kimia berbahaya dan bakteri mematikan, alangkah menderitanya orang Jawa Barat lebih khusus Urang Sunda termasuk warga Jakarta.
Walau jadi penduduk provinsi terbesar se Indonesia, namun Jawa Barat bukan provinsi termaju dan terbaik, tapi terburuk.
Pemilik sungai ‘terkotor’ se dunia.
Wajar sekali, Provinsi Jawa Barat tertinggal segalanya, alamnya rusak tinggal menunggu waktu menerima longsor dan kekeringan.
Manusianya, sumber daya manusia, rusak fisik dan mentalnya oleh berbagai racun dan bakteri mematikan serta berbahaya.
Sangat tepat pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Jokowi ngambil alih masalah Sungai Citarum dengan percepatan pembuatan payung hukum lewat Perpres no 15 tahun 2018 tentang Revitalisasi Daerah Aliran Sungai Citarum selama 7 tahun, karena ditangani bertahun-tahun oleh pemerintah daerah lokal maupun regional teu anggeus-anggeus.
Sudah nyata bahwa Urang Sunda & orang Jawa Barat, khususnya yang bersentuhan langsung dengan Sungai Citarum, telah menjadi masyarakat yang
Elehan euweuh kawani
Barodo euweuh kanyaho
Mariskin teu boga nanaon
Geringan panyakitan budug jeung arateul
IQ na tibebes da ngidep panyakit ‘gagal fokus’ alias hok cay (molohok bari ngacay)
Aduh Gusti, edan pisan eta para ‘peracun’ Sungai Citarum (anak, incu, buyut, dst).
Mereka sadar ataupun tidak telah berhasil menghancurkan salah satu tihang penyangga utama NKRI, bangsa Sunda dan Masyarakat Provinsi Jawa Barat telah hancur dan roboh.
Hari ini, masyarakat & lingkungan Jawa Barat mengalami kerusakan permanen, akibatnya manusia Jawa Barat hanya jadi ‘sampah’ dan beban negara, baik pemerintah daerah maupun pusat.
Masyarakatnya miskin, penyakitan, sekolah hanya sampai SMP kelas 1 (IPM nya = Indeks Pembangunan Manusia nya), tidak punya segalanya.
Karakter manusa Sunda yang adi luhung
Silih Asih
Silih Asah
Silih Asuh
Silih Wangikeun
Berubah total jadi
Bring ka ditu
Bring ka dieu
mamawa batok kosong
menta bantuan.
Bade dugi ka iraha ?
Allooh SWT, Gusti nu Maha Suci moal pernah ngarobah nasib hiji kaum (urang Sunda & Jawa Barat), iwal kaum (urang Sunda dan Masyarakat Jawa Barat) ngarobah dirina sorangan.
Hayu, der ah !
Zaki CJI
No Responses